Setelah itu siswi tadi tiba-tiba berubah menjadi sosok yang sangat menyeramkan
• • • •
Entah apa yang terjadi padaku saat ini setelah melihat sosok itu, tapi yang pasti aku merasakan sesak hingga membuatku sulit untuk bernafas dan samar-samar aku mendengar Orang-orang meneriaki namaku.
'nisa ayo turun'
'nisa hiks hiks kamu kenapa nisa'
Aku terus saja mendengar orang-orang berkata seperti itu, memangnya apa yang terjadi padaku, aku sulit untuk membuka mata bahkan aku merasa nafasku mulai sedikit.
Setelah beberapa menit aku mencoba untuk membuka mata, akhirnya aku mendapatkan kesadaranku kembali. Namun aku terkejut dengan keadaanku ini, bagaimana bisa aku berdiri diujung rooftops sambil mengingatkan tali keleherku sendiri, seakan akan aku ini ingin bunuh diri.
Nafasku terengah-engah aku merasakan sakit disekujur tubuhku.
"Nisaaa" Teriak fitri dari pintu rooftops berlari kearahku dan memelukku.
"Kamu kenapa hiks hiks." tanya nya sambil terus menangis.
"Lo mah gimna nisa mau jawab klo lo peluk terus, mana sambil nangis lagi." Ucap Adeeva sambil menangis.
"Biarin, lagian kamu juga nangis tuh."
"Lah kan gw-"
"Udah temen-temen aku ngga ppa ko tenang aja." Ucapku tidak enak hati melihat kekhawatiran mereka.
"Tapi nis ko lo bisa si ngiket tali gtu?" Tanya Adeeva.
"Hm ya mana aku tau va."
Jangankan untuk menjawab semua pertanyaan teman-temanku, aku sendiri yang seakan ingin bunuh diri saja tidak tahu.
"kamu tau ga, 1 sekolah gempar liat kamu tadi!" Ucap Avillia.
"Ya aku udah ngira kaya gitu."
"Eh tapi yang paling menarik itu ka wildan tau." Ucap Fitri.
'wildan? Siapa itu?" Batinku
"Pas liat lo di sini, tatapan dia tuh tajem banget dah, tapi dia tuh keliatan khawatir banget sama lo." Jelas Adeeva.
"Siapa dia?" Tanyaku.
"Biasa kakak kelas nis." Ucap Avillia.
"Yudah sekarang kita pulang yu, kamu udah baikan kan nis? Apa mau kita bawa kerumah sakit?" Ungkap Fitri.
"Aku baik ko, tapi tunggu? Pulang?"
"Yaiya ini jam pulang, lo tuh disini dari lo ijin ke toilet."
Seketika aku langsung mengecek jam tangan yang ada ditangan kiriku.
"8 jam?" Tanyaku
Dan mereka semua mengangguk kompak.
"Dan aku masih hidup? Kalian yakin ini aku?" Tanyaku, lagi lagi mereka mengangguk membuatku hanya bisa menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Tua 10.A (END)
HorrorWanita itu diam berdiri, terdiam dengan rambut panjangnya. Dia hanya menangis tersedu-sedu, tapi ada yang aneh. Terlihat tetes demi tetes darah pun dari wajahnya. sampai tiba-tiba dia mengangkat kepalanya dan melihatku dengan mata merah yang menyala...