Part3

59 8 2
                                    

Aku kemudia mengambil posisi berdiri, mengucap takbir dan melaksanakan shalat. Awalnya tidak ada hal yang aneh saat shalat namun ketika duduk diantara dua sujud dirakaat ketiga, aku mendengar suara dalam shalat. Suara itu terdengar berasal dari belakangku seperti suara makmum.

Sempat terfikir mungkin saja itu hanya firasat burukku, untuk memastikan perasaanku itu, aku mengintip suara itu saat sujudku, dan dapat aku lihat ada kain putih dibelakangku yang sedang sujud sama seperti diriku.

Perasaanku tak karuan, keringat dingin sudah membanjiri wajahku, aku sudah mulai tak fokus dalam rakaat terakhir. Saat salam terakhir, sebelum aku melihat kebelakang aku merasa ada yang mendekat kearahku, lebih tepatnya kearah pundakku. 

"Haiiiii." Ucap seseorang, ralat bukan seseorang lebih tepatnya makhluk yang melaksanakan shalat bersamaku tadi.

'Oh ayolah Ya Allah jangan untuk kali ini aja' Batinku.

Perasaanku semakin tak karuan, merinding. Aku terus memejamkan mata sambil membaca beberapa ayat suci Al-Qur'an.

Setelah perasaanku menjadi lebih baik, aku berusaha untuk membuka mataku.

"Astagfirullah Ya Allah." Ucapku sambil mengusap wajahku dengan kedua telapak tangaan.

Namun sialnya saat aku membuka mata, tepat di depanku ada sesosok makhluk tanpa kepala yang memakai mukena putih sama seperti diriku, bedanya dibagian lehernya di penuhi dengan darah.

"Astagfirullah MAMAH!! Hiks Hiks." Ucapku langsung berlari kearah pintu.

'Deg!' pintu nya kenapa kekunci gini? Batinku

Sosok makhluk tanpa kepala itu semakin mendekat kearahku.

Ceklek

"Alhamdulillah."

Setelah pintu kamar tebuka aku langsung berlari kearah kamar mamah yang berada dilantai bawah. 

"Mah! Mamah!."

Aku terus memanggil mamah sambil meengetuk pintu kamarnya.

"Ada Apa sayang?" Tanya mamah sambil membuka pintu kamarnya. 

"Mahh hiks hiks." Aku sudah tidak bisa menahan air mataku sejak tadi.

"Ada apa nak? Cerita sama mamah." Ucap mamah sambil memelukku.

"Iya mah aku bakal cerita, tapi ijinin aku tidur sama mamah yah." Pintaku.

"Ya pasti boleh lah yu." Mamah pun menuntunku untuk masuk kedalam kamarnya.

Mamah selalu menjadi sumber kekuatanku, disaat aku merasa takut karna makhluk makhluk menyeramkan. Mamah selalu memberikanku kekuatan untuk menghadapi mereka.

Dan dimalam itupun aku menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewatkan, mulai dari sekolah baruku, kelas baruku, hingga kejadian tadi di kamar pun telah aku ceritakan kepada mamah.

• • • •

Pagi ini cuacanya sangat  mendung, aku pun cepat-cepat berangkat kesekolah walaupun masih sangat pagi. Sebenarnya mamah selalu ingin mengantar jemputku kesekolah, tetapi aku ingin menjadi mandiri dengan berusaha meyakinkan mamah bahwa aku akan baik-baik saja disetiap perjalanan.

Kelas Tua 10.A (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang