Chapter 3 Jennie POV

772 60 0
                                    

Ingin rasanya aku menutup
telingaku ini. Laki-laki yang duduk
dibelakang kemudi ini sedari tadi
tidak berhenti menyeramahiku.

Entah bagaimana caranya
laki-laki pemalas seperti dia bisa
jadi cerewet begini. Aku rasa
persahabatan kami berempat
membawa pengaruh buruk
untuknya.

"Kalau bukan berada di Resto,
aku akan mematahkan lehernya.
Laki-laki pengecut yang bisanya
menyakiti wanita terus menerus"
ucapnya dengan kesal. Aku melihat
ia menggenggam kemudi dengan
erat sekali.

"Hey jennie, aku peringatkan
padamu ya. Kau itu cantik dan
menarik, kau bisa dapatkan
laki-laki manapun. Kenapa masih
mengharapkannya? Sampai
kapan kau akan bertahan menanti
dirinya? Dia bahkan tidak
mencintaimu sama sekali"

Aku menghelas nafas berat. Yang
dikatakan donghyuk memang
benar. Aku sudah terlalu lama
mencoba mengambil hatinya.
Kalimat-kalimatnya bahkan selalu
menusuk telinga dan hatiku.

"Deretan aktor, model, penyanyi,
pengusaha, banyak yang berminat
padamu. Buat apa mengharapkan
dia terus? Kau harus membuka
hati untuk yang lain, jane"

Membuka hati ya?

Entahlah aku tidak tahu apa aku
bisa atau tidak.

Oke, aku memang pernah
beberapa kali pacaran. Tapi hanbin
adalah yang pertama bagiku,
pertama kali yang bisa membuatku
berdegup kencang walaupun
hanya mendengar namanya.

Aku kenal hanbin sekitar satu
setengah tahun yang lalu. Saat itu
aku baru saja selesai pemotretan,
aku mampir ke swalayan. Dan aku
melihat dia sedang berbelanja,
mendorong troli bersama seorang
wanita baya berambut pirang.

Aku mendengar ia menyebut
wanita itu Ibu. Aku langsung jatuhh
cinta. Aku senang melihat sikapnya
yang begitu perhatian dan hormat
pada seorang Ibu.

Aku selalu percaya dengan apa
yang dikatakan sebagian orang,
bila kau ingin memilih laki-laki
cobalah kau lihat bagaimana ia
memperlakukan Ibunya.

Hari itu juga aku bertekad untuk
mendapatkan hatinya. Aku
mencari tahu tentangnya dan
mulai mengejar dirinya.

Tapi, akhir-akhir ini aku merasa
kalau sikap hanbin semakin
kasar padaku. Ia sering berteriak
padaku. Aku jadi tidak yakin
apakah ia orang yang sama yang
aku temui di swalayan waktu itu.

Dari awal aku mendekatinya, dia
memang tidak pernah bersikap
baik padaku. Dia selalu saja
mengacuhkanku. Walaupun
aku sudah bisa mengambil hati
keluarganya, aku masih belum bisa
merebut hatinya.

Pertemuan tadi sedikit
membawaku melayang tinggi. Saat
Hanbin bertanya padaku kenapa
aku tidak pernah ke kantornya
dan mengirim pesan. Aku sangat
senang mendengarnya, akhirnya
Hanbin perhatian padaku dan
merindukanku.

Tapi hanbin selalu saja bisa
menghempaskan tubuhku
terkubur dilapisan bumi paling
dalam. Ia melakukan itu hanya
karena sang Ibu yang terus
mengganggu dirinya.

Ku lirik jam tanganku, sepertinya
kami memang akan sedikit
terlambat.

🐥🐥🐥

"Terimakasih untuk hari ini, aku
harap kerjasama kita bisa berjalan
dengan lancar" wanita pirang yang
mengikat rambutnya menjadi
Satu itu tersenyum padaku dan
Donghyuk.

Namanya lisa, dia salah satu
perwakilan dari perusahaan
Blacklabel yang akan membantu kami untuk membangun cabang JJRD
di busan. Mereka tim arsitek yang
membantu kami nanti.

Aku balas tersenyum padanya. Aku
suka dengan wanita ini, ia terlihat
tenang dan tegas. Tapi senyumnya
entah kenapa membuatku hangat.

Aku menyebut lisa adalah salah satu perwakilan dari blacklabel kan?.

Lihat Aku Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang