CHAPTER 14

675 49 1
                                    


Dua hari sejak kunjungan Hanbin
ke mansion milik ayah jennie, dua hari pula sikap hanbin sedikit berubah. Ia menjadi lebih pendiam. Seperti pagi ini, biasanya jiyong akan
mendengar perang antara istri
dan anak semata wayangnya. Tapi
tidak hari ini, hanbin lebih penurut
dan menerima saja apa yang
dikatakan Tsandara.

"hanbin. Kau dengar tidak
apa yang aku katakan tadi?"
tanya Tsandara, matanya melirik
Hanbin yang asyik mengunyah
sarapannya.

"Dengar ibu" jawab hanbin
acuh

"Apa yang kau dengar? Coba
ulangi"

Jiyong menghembuskan nafas,
Tsandara dan kelakuannya. Istrinya
itu memang lebih senang dengan
Hanbin yang pandai berdebat
dengannya daripada yang pasrah
begitu.

"ibu ke lokasi syuting jennie
hari ini, dan setelahnya ibu
ingin mengajak jennie shopping.
Setelah itu kalian akan ke JJRD dan
aku harus menyusul kalian kesana.
Begitu kan?"

"Pintar" Tsandara tersenyum cerah,
ia menggigit sandwich daging asap
kedalam mulutnya.

"Tapi tumben sekali kau tidak
protes kalau hari ini ibu
memonopoli Jennie"

"Tidak masalah, hanya untuk
hari ini. Dan hanya sampai kita
bertemu di JJRD. Setelahnya
Jennie akan bersamaku
semalaman, aku juga tidak
akan pulang, aku menginap di
apartemen Jennie. Jadi jangan cari
aku"

Sandara memicingkan matanya
tajam.

Anak tidak sopan, bagaimana bisa
Dia mengatakan akan menginap
ditempat jennie dengan wajah yang
Sangat santai begitu

"Terserah kau sajalah"

Jiyong hanya menggelengkan
kepalanya melihat kelakuan putra
dan Istrinya itu. Ia melihat hanbin
yang masih asyik mengunyah
rotinya dalam diam. Ada yang
berbeda dari putranya. Dan ia
sangat penasaran.

"hanbin, ada yang kau cemaskan?
Ingin bercerita dengan Ayah?"

Hanbin melirik ayahnya.
Ia menelan sarapannya, dan
meminum air putih yang sudah
disiapkan ibu untuknya.

Hanbin menegakkan posisi
duduknya, la rasa ia memang
perlu bercerita dengan orangtuanya.
Lagipula ia belum mengatakan
apapun pada dua orang ini
perihal janjinya pada taeyang
untuk melamar jennie. Yang
ia yakin, setelah mendengar
ini ibunya akan bersorak
gembira.

"Dua hari lalu aku berkunjung
ke mansion Ayah jennie. Aku sudah
bertemu dengan keluarga Jennie
dan aku sudah mengatakan pada
Paman taeyang kalau aku ingin
menikahi jennie. Jadi ayah,
Ibu bisa kah kalian
menyempatkan waktu akhir
pekan ini dan melamarkan jennie
untukku?"

"Hanbin!! Benarkah??"

Sudah ia duga kalau ibunya
akan sangat senang. Lihat saja
sekarang ia sudah berjingkrak
kegirangan dan menghambur
memeluknya erat. Berlebihan
sekali.

Hanbinn mengangguk disela
pelukan ibunya. Tidak dapat
dipungkiri kalau ia juga bahagia
melihat ibu sesenang ini.

"Kau hebat Hanbin!!! Kau
datang kesana seorang diri??
Kau memang putraku" sandara
mengelus sayang surai sang
putra "Apa Taeyang menerimamu?
Aku dan Ayahmu sudah
berkali-kali mengatakan pada
Taeyang untuk menikahimu dengan
Jennie tapi dia selalu menolak.
Apa ia langsung setuju? Tidak
menolak?"

Hanbin menguraikan pelukan
Sandara. Wajahnya sedikit
mendung, ia jadi teringat dengan
Mino.

"paman taeyang menerima
kenginanku untuk melamar jennie
Buu. Tapi, mino tidak. Ia
menentang hubunganku dengan
Jennie"

Lihat Aku Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang