Rintik-rintik hujan dari luar caffe dengan suasana gelap yang nyaman, bertemankan secangkir kopi hangat, sangatlah menyenangkan.
Seorang gadis yang tengah duduk sambil sesekali melihat kearah ponsel bewarna hitam pekat itu, sangat anggun mengenakan hijab pasmina berwarna hitam dan baju bewarna putih serta rok panjang berwarna hitam.
Suasana nyaman diluar membuat ia terus tersenyum sambil membayangkan perjuangannya untuk dapat menginjakkan kaki di tanah Jerman.
~~~~
"Syahiraa...""Iya umi..."
Dengan langkah yang cukup lincah gadis bernamakan Syahira itu pergi menemui ibunya yang sedang memasak di dapur. Aroma makanan yang begitu lezat sudah tercium di hidungnya.
"Nak, tolong ya antarin ini ke meja." pinta wanita paruh baya itu.
Syahira pun menurut dan mengantar makanan itu ke meja makan. Meja kecil kayu dan berlapiskan taplak meja berwarna hijau menghiasi meja yang sudah cukup tua tersebut. Di temani oleh tiga buah kursi plastik, Syahira duduk di salah satu kursi itu.
"Hmm... Lapar." Ucapnya dengan manis.
Farah, ibu si gadis pun sudah datang dengan semangkuk nasi hangat ditangannya. Iapun duduk dan mengambilkan nasi untuk putrinya itu. Dengan semangat, Syahira langsung melahap makanan tersebut.
Hanya ada keheningan disepanjang makan. Mata Farah pun tak henti menatap sang putri, yang sudah terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Rasa khawatirpun menyelusup kehatinya. Sudah 2 tahun ini putrinya selalu tidur hingga malam untuk belajar. Dan bahkan ditemani dengan perut yang kosong.
"Kenapa umi? Kok ngelihatinnya seperti itu?" tanya Syahira yang mulai sadar sudah diperhatikan sejak tadi. Farahpun banyak tersenyum dan mengelengkan kepalanya. Ia tak mau Syahira sedih dan teringat kejadian dua tahun yang lalu. Nilainya buruk dan iapun menjadi sering menghadapi hinaan maupun sindiran dari teman-temannya.
Tak lama lagi Syahira akan menghadapi segala ujian di sekolahnya. Dan Syahira pun sudah mendaftar untuk masuk jalur SNMPTN, agar ia tak terlalu lelah untuk mempersiapkan diri dalam SBMPTN. Hal itupun didukung oleh Farah. Bukannya karena ingin anaknya tak berjuang. Namun, Syahira sudah terlalu sering memaksa dirinya setelah kejadian itu.
~~~~
Hari demi haripun berlalu dengan begitu cepat. Hari ini pengumuman hasil seleksi SNMPTN akan di umumkan. Dengan semangat Syahira membuka laptop kesayangannya.
Dengan tidak sabar ia membuka Link hasil seleksi sambil terus berdoa dalam hatinya. Ketika hasilnya sudah keluar, betapa terkejutnya dia. Dia diterima di Universitas yang paling ia idam-idamkan. Universitas Sriwijaya. Yah... Disana lah dia diterima.
Senyum dan air matanya pun bercampur menjadi satu. Sungguh, ini adalah kejutan besar baginya. Sujud syukur dan kata-kata tasbihan terus ia lantunkan. Tak berapa lama ibunya pulang dari pasar. Melihat sang putri menangis, hatinya pun berdesir. Khawatir terjadi sesuatu pada gadis itu.
Farahpun menemuinya, dan memegang pundak Syahira. Tiba-tiba, sebuah pelukan eratpun ia dapatkan. "Syahira, kamu kenapa nak?" tanya Farah dengan nada sedikit khawatir dan bingung. "Umi, Syahira diterima... Syahira pantas masuk disana, impian Syahira terwujud. Doa Syahira dan usaha Syahira serta dukungan umi tidak sia-sia. Syahira diterima di universitas Sriwijaya." Jawaban Syahira membuat sang ibupun bersujud, ia yakin inilah jawaban atas doa-doa dia dan putrinya selama ini.
~~~~
"Dor"Kedua mata Syahira langsung membulat, lamunannya langsung membuyar. hampir saja minumannya yang sedang di pegangnya terjatuh.
"Ih, kamu ngagetin terus kalau ketemu. Bisa gak sih, gak ngagetin, jantungan tau gak." Omel Syahira pada pria yang tengah berdiri didepannya.
Pria tampan, berkulit putih, tinggi dan bertubuh atletis dengan jins hitam dan kaus putih itu tersenyum manis padanya. Namanya Aksa Arkana. Pria berdarah Jerman Indonesia ini, merupakan sahabat Syahira. Selama ia di Jerman, Aksa dan keluarganya lah yang membantunya.
"Sorry," ucap Aksa, sambil memegang telinganya.
Syahirpun mendegus kesal. Mau bagaimana lagi? Dia tak pernah bisa marah pada sahabatnya satu ini. Mau marahpun tak ada gunanya juga.
"Oh ya Ratu india, kamu manggil aku kenapa?" tanya Aksa, sambil memanggil pelayan caffe. "Ich möchte Kaffee trinken." Ucapnya pada pelayan caffe tersebut.
Sambil menunggu pesanan datang, Aksa masih terus memperhatikan Syahira yang tengah bingung dan memikirkan sesuatu. Dengan diam Aksa memperhatikan Syahira yang nampak tengah mengambil sesuatu dalam tas hitam miliknya.
Pesanan Aksapun datang, Kaffe hangat dengan aroma yang sangat enak. Membuat Aksa meminumnya dengan tenang, sambil memperhatikan Syahira yang sedang mengeluarkan sebuah brosur cantik dengan gambar sebuah taman dan permainan anak-anak. What?? Maksudnya?
Melihat wajah bingung Aksa, Syahirapun buka suara. "Tadi pas aku pergi ke perpustakaan, aku nampak ada dua orang perempuan seumuran kita, nempel brosur ini. Pas aku lihat, ternyata dua hari lagi ada pembukaan taman baru, aku pengen kesana. Pas banget lusa kamu kan gak sibuk, aku juga. Pergi yuk!" dengan semangat Syahira menjelaskan maksud brosur itu.
Aksapun mengangguk dan mengambil brosur tersebut. Senyumnya pun mengembang, suatu pertanda bagus bagi Syahira. "Oke, kita kesana."
"Yes"
YOU ARE READING
Cinta Di Tanah Jerman
Teen FictionSyahira Azzahra adalah seorang wanita sederhana yang memiliki impian besar. Bersekolah di Jerman. Yah... Impiannya itu nyatanya tak sia-sia. Dengan segala perjuangannya iapun berhasil mendapatkan beasiswa dan bersekolah di negeri Eropa tersebut. Sel...