Tiit tiit tiiitt
"Iyaaaa tunggu!"
Bunyi klakson mobil Aksa terus berbunyi. Entah apa yang merasuki pikiran pria tersebut. Tak pernah seharipun ia tidak menganggu Syahira.
Syahira pun akhirnya keluar dengan wajah sedikit kesal. "Bisa sabar gak sih?" ucap nya agak emosi.
Kaca mobil sport warna hitam itupun terbuka dengan anggun, Aksa tersenyum dan melepas kaca mata hitamnya. Matanya pun tak henti melihat Syahira mulai dari atas kepala hingga ujung kaki.
Paduan cardigan berwarna putih yang serasi dengan celana kulot coklat dan dalam kaos putih, dan dilengkapi hijab pasmina coklat dan sepatu putih berhias bunga mawar kecil Menambah kesan tersendiri bagi Syahira.
Wajah nya yang dipoles dengan sedikit make up yang terlihat natural membuat Syahira terkesan cantik dan dewasa.
"Hei, why?"
"Hübsch."
Syahira hanya tersenyum dan masuk kedalam mobil itu. Mobil mewah itu sangat nyaman. Dasar anak sultan pikirnya.
Dengan anggun Aksa pun menjalankan mobil tersebut. Selama diperjalanan, Aksa hanya bisa melihat Syahira yang tengah memejamkan matanya. Cantik pikirnya.
"Kenapa?"
"Apa?"
Syahira membuka matanya dan melihat kearah Aksa yang sudah terdiam sambil lurus menatap kedepan.
"Tadi kan kamu ngelihat aku, ada apa?"
"Gak ada, cuman lihat aja."
Syahira tersenyum tipis dan mengangguk. "Tumben tante Arini dirumah, lagi libur?" tanya Syahira.
"Iya, tapi cuma satu minggu. Dua hari lagi mama mau pergi ke Berlin. Katanya sih ketemu sama orang penting disana."
"Owh...," Syahira mengangguk dan berfikir tentang jurusan yang ia ambil sekarang. Terjun kedalam dunia hukum juga sangat sibuk. Bahkan bisa jadi amat sibuk.
"Ra?"
Aksa memegang pundak Syahira yang tampak masih melamun. Satu alis matanya pun naik. Dan tiba-tiba saja ia tersenyum licik.
Aksa merunduk dan mengarahkan bibirnya tepat di telinga Syahira.
Tiba-tiba...
"Ratu Indiaaaaaa!!"
Syahira langsung terkejut dan memukul Aksa dengan cukup kuat. Aksa hanya bisa meringis memegang lengannya.
"ARE YOU CRAZY ?" teriak Syahira dengan keras.
"Telinga aku hampir pecah tau?" Lanjutnya.
Aduuh, sakitnya telinga Aksa, mereka masih didalam mobil dan Syahira malah berteriak sekeras itu. Untung aja gak mendengung. Bisa tuli Aksa.
"Ya Allah Ra, sakit tau telinga aku. Lengan aku juga lebam nih. Habis kamu melamun aja, udah dipanggil dari tadi juga. Gak lihat, kita udah sampai nih."
Syahira melihat kedepan, benar saja. Mereka sudah sampai tepat di depan rumah Aksa.
Tanpa memperdulikan Aksa yang sibuk mengelus tangannya, Syahira keluar dari mobil dan melihat rumah Aksa.
"Indah." Gumamnya.
Aksa pun keluar dan memegang tangan Syahira, ia langsung membawa gadis itu kedalam. Syahira yang awalnya melotot, akhirnya hanya bisa diam dan nurut masuk bersama Aksa.
Aksa pun menuntut Syahira kedalam, ia membawa Syahira keruang tamu. "Dengar! Diam disini dulu ya, ntar aku balik." Ucap Aksa.
Aksa pergi keatas untuk mencari mamanya. Maklum Arini sedikit kelelahan tadi malam, karena sibuk bergadang untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Sementara Aksa yang kedalam, Syahira duduk diam di ruang tamu. Jus jeruk dengan cupcake cokelat menemaninya, yang diberika oleh pembantu Aksa.
Tak lama, akhirnya Aksa turun bersama Arini. Wajah cantik wanita paruh baya itu terlihat sangat lelah. Syahira pun berdiri dan menyungkem tangan halus wanita itu.
"Assalamualaikum tante."
"Waalaikumsalam sayang."
Arini memeluk Syahira dan menciumnya. Bagai seorang putri yang sudah lama tak pernah ia temui, pertemuan itu sangat hangat dengan perbincangan yang disertai canda tawa.
Aksa yang juga ikut bergabung, merasa sangat bahagia. Sudah lama rasanya tak mendengar tawa dari Arini. Melihat kedua wanita itu berbicara dengan disertai canda tawa seperti itu, membuat hati Aksa menghangat.
"Oh ya Aksa, didalam kulkas ada cokelat sama puding mangga kesukaan Syahira tolong ambil ya nak."
"Siap mam." Jawab Aksa sambil memberi hormat dan senyuman manis pada Arini.
Aksa pun pergi kedapur dan mengambil Cokelat berserta puding mangga.
Sementara itu Arini bercerita pada Syahira.
"Kamu tau sayang, rasanya udah lama kali tante gak pernah seperti itu. Menginggat kesibukan tante sebagai seorang Advokat. Dimana ketika usia kita 25 tahun baru mengambil sumpah sebagai Advokat.
"Lalu hidup kita akan kita abdi kan menjadi seorang Advokat, berpegang teguh pada hukum. Sibuk sekali." Arini terdiam sebentar dan matanya berkaca-kaca.
"Jujur, sempat nyesal terjun kedunia hukum ini. Namun, seiring berjalannya waktu, akhirnya tante bisa melewatinya. Merasa bersalah pada Aksa dan Adelia. Dari kecil mereka bermain bersama seorang suster, dan sekali bersama ibunya. Mereka malah harus menyaksikan mamanya masih saja sibuk dengan hp.
"Namun, semenjak kamu hadir. Aksa seperti menemukan sosok baru sayang. Dia merasa sangat bahagia."
Syahira yang mendengarkan hanya bisa tersenyum dan berfikir kembali. "Apa jalan ku untuk mengambil jalur hukum ini tidak benar?" gumamnya dalam hati.
Aksa yang mendengar semua pembicaraan mereka, ikut meneteskan Air mata. Walau ia terlihat kuat diluar, tapi dia sangat rapuh didalam.
Iapun menghapus air matanya dan pergi menunju Arini dan Syahira.
"Ini diaaa... Cokelat manis dari toko cokelat Australia dan puding mangga buatan nyonya Arini siap disantap."
Hai teman2....
Tadi diatas ada nyantol bahasa jerman satu kan?
'Hübsche' nah itu artinya cantik...Thank's buat kalian semuaaa....😊😉
YOU ARE READING
Cinta Di Tanah Jerman
Teen FictionSyahira Azzahra adalah seorang wanita sederhana yang memiliki impian besar. Bersekolah di Jerman. Yah... Impiannya itu nyatanya tak sia-sia. Dengan segala perjuangannya iapun berhasil mendapatkan beasiswa dan bersekolah di negeri Eropa tersebut. Sel...