3~Sahabat lama

31 14 1
                                    

Kriiiinggg......

Alarm handphone Syahira berbunyi, iapun langsung
Bangun dan membaca doa bangun tidur. Sudah jam 04.15 WIB. Ia pun berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan mengambil wudhu, Syahira mengambil mukena putih dan sajadah dari meja yang ada dikamarnya, dan memakainya.

Dengan khitmat, gadis itupun Sholat dengan khusyuk.

~~~~

Setelah menunaikan ibadah Sholat, Syahira mengambil Al-qur'an kecil dalam laci mejanya. Al-qur'an yang sudah tampak tua itu, ia baca dengan suara merdu dan tajwid yang sesuai.

Kisar 15 menit ia membaca kitab suci itu. Setelah itu, ia pun menaruh kembali mukena, sajadah beserta Al-qur'an-nya di tempat semula.

Lalu, ia bersiap-siap untuk pergi bertemu seseorang.

Dengan pakaian yang rapi, bersih dan sopan. Rok katun coklat serta baju dalam hitam dan long cardi berwarna coklat dan hijab berwarna senada, Membuatnya sangat cantik.

Setelah sarapan nasi goreng buatannya, Syahira langsung mengambil tas dan pergi.

~~~~
"Syahira?"

Mendengar panggilan itu, Syahira menoleh dan langsung memeluk seorang perempuan yang memanggilnya itu. Perempuan itu pun membalas dengan hangat.

"Apa kabar?" tanya Syahira dengan mata yang berkaca-kaca.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik." Jawab perempuan itu.

Syahira dan dia pun duduk di kursi caffe.

"Riska...."

Gadis bernamakan Riska itu tersenyum sambil menunggu Syahira berbicara. Dari dulu, Syahira selalu curhat padanya. Baik dalam keadaan sedih maupun senang.

Sudah hampir empat tahun mereka tak bertemu. Membuat Riska rindu mendengar Syahira curhat dan membuat Syahira kesal.

Riska adalah sahabat Syahira di Indonesia, semasa mereka berkuliah di UNSRI. Namun, karena urusan pekerjaan ayahnya yang pindah keluar kota, Riska pun harus pindah kuliah di Bandung.

Semenjak handphone Syahira pernah hilang, komunikasi mereka pun putus. Namun, tiga bulan yang lalu. Riska mendapatkan nama instagram Syahira yang langsung di hubunginya.

Ternyata Riska tengah berkuliah S2 di Amerika dalam jurusan Fashion design, di Fashion institute of technologi, Manhattan, New york.

Satu bulan yang lalu, Riska pun berjanji akan datang ke Jerman dan menemui Syahira. Sekaligus ia memiliki sebuah pergelaran rancang busana, dimana ia akan memperkenalkan rancangannya.

"Syahira, kau tampak sedang bingung, kenapa?"

Syahira menoleh dan mengeleng pelan, "tidak Ris, aku tidak apa-apa. Hanya saja aku rindu sekali kembali ke Indonesia, tapi masih bimbang." Jawab Syahira dengan mata berkaca-kaca.

Riska tersenyum dan memberi sahabatnya itu sapu tangan miliknya.

"Tinggalkan semua keresahan yang kamu rasakan Syahira. Kenapa harus bimbang? Bukankah kamu rindu dengan ibu kamu?"

Syahira tersenyum dan setuju bahwa yang dikatakan Riska benar, ia benar-benar merindukan ibunya disana. Yang sudah dua tahun ini menunggu nya.

"Apa kamu akan tetap egois, dan hanya memetingkan dirimu sendiri? Kamu masih sayang sama ibu kamu kan?"

Syahira menganguk pelan. "Rindu," jawabnya.

"Sudah 4 tahun kita tak bertemu, tapi sahabat ku yang satu ini masih saja, memikirkan sesuatu yang gak penting."

Tiba-tiba handphone Syahira berbunyi dan tertera nama Aksa di layarnya. "Tunggu," ucapnya pada Riska.

Syahira mengangkat ponselnya itu.

"Ratu India,"

"Assalamualaikum."

"Eh, Waalaikumsalam."

"Kenapa?"

"Besok kita jadi pergi kan?"

"Iya Aksa, kan aku yang minta. Masa aku yang batalin sih." Syahira tersenyum sambil mengeleng kepalanya.

"Oke, tapi sebelum itu kerumah aku dulu ya? Ntar aku jemput. Mama mau ketemu katanya."

"Oke."

"Danke, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Syahira menutup handphone nya dan melihat Riska yang senyum-senyum sendiri. "Hei, kenapa?"

"Who?"

"Sahabat aku, selama disini, dia dan keluarganya yang selalu ada untuk ngebantu aku." jawab Syahira.

"Girl?"

"No, dia laki-laki. Namanya Aksa."

Riska kembali tersenyum dan menahan tawa. Selama ini yang dia tau, Syahira paling kesal kalau berteman dengan seorang laki-laki. Bawaannya pasti ribut terus. Tapi sekarang, dia malah punya sahabat laki-laki.

"Udah gak kesal berteman sama laki-laki lagi?"

Syahira mengeleng, "masih kok, tapi sama Aksa gak tau kenapa gak pernah bisa marah."

"Yah, mungkin aja kamu jatuh cinta sama dia." tutur Riska spontan.

Syahira langsung melemperkan tisu yang entah sejak kapan ada di tangannya. Riska pun hanya tertawa dan mengejek Syahira.

"Tapi yah...." ucap Syahira gantung.

"Apa?"

Cinta Di Tanah JermanWhere stories live. Discover now