Aksa fokus menyetir sambil mendengarkan lagu "jumpshot" kesukaannya. Syahira yang suntuk mendengarnya, mendengarkan lagu India di hp nya mengunakan earphone.
"Ra,"
Aksa melihat Syahira yang begitu tenang dan tersenyum teduh sambil menutup matanya. Sudah pasti Aksa tau, kalau gadis itu sedang mendengarkan lagu-lagu India kesukaannya.
"Seserius itukah?" tanya Aksa pada dirinya sendiri.
Merasa tak nyaman dengan suasana tersebut, Aksa melepaskan earphone Syahira dengan spontan.
"Why?"
"Kamu dengarin lagu India lagi ya?"
"Iya, kenapa?"
Aksa mengeleng kepalanya, iapun langsung menganti lagu diradionya dengan lagu India kesukaan Syahira. Lagu berjudulkan phir bhir tum ho itu mendayu dimobil tersebut.
"Udah, jangan dengar dari earphone, disini aja." ucap Aksa menjawab wajah bingung Syahira.
Syahira melepaskan earphone nya dan memasukkan handphone nya kedalam tas.
Dengan merdu, terdengar suara Syahira mengiringi lagu tersebut. Senyumpun terbit dibibir Aksa. Dasar Ratu India pikirnya.
~~~~
Aksa menghentikan mobilnya diparkiran. Ia melihat sekeliling parkiran tersebut. Terlihat, sebuah mobil sport berwarna merah terpakir manis disana.Aksa yang sudah menganti mobilnya menjadi mobil Avanza, hanya bisa mendegus kesal. Sebelum berangkat ketaman, Syahira memaksanya untuk menganti mobilnya.
Tiba-tiba Syahira datang menyusulnya. Gadis itu tersenyum manis dan mengajak Aksa untuk melihat taman yang baru dibuka itu.
Aksa menurut dan mengikuti langkah Syahira yang sangat lincah. Bagai kupu-kupu, gadis itu berkeliling taman sambil tersenyum lembut.
Taman yang baru buka tersebut, merupakan taman milik seorang pengusaha kaya, yang mendonasikan uangnya untuk membuat taman dengan luas sekitar 2 hektar tersebut.
Taman cantik, dengan berbagai permainan anak dan dilengkapi bunga warna-warni yang mengelilingi taman tersebut, menambah kesegaran dalam suasana taman tersebut.
Banyak sekali pengunjungnya, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai tua. Bahkan pedagang kaki lima ikut meramaikan sekitar kawasan taman.
"Aksa, ice cream." tunjuk Syahira pada salah satu pedagang ice cream disana.
Aksa tersenyum dan pergi ketempat penjual ice cream.
Iapun memesan dua buah ice cream coklat dengan toping meses.Aksa pun kembali membawa ice cream coklat mereka ketempat Syahira, yang kini tengah duduk dikursi panjang taman.
"Nih." ucap Aksa memberikan ice cream milik Syahira.
Begitu tenang dan damai, pembicaraan hangatpun menyelimuti mereka. Kedua sahabat itu tampak menikmati perbincangan mereka.
Sudah hampir dari satu bulan mereka jarang bertemu dikarenakan kesibukan mereka masing-masing. Mulai dari tugas kuliah yang cukup menumpuk dan Syahira yang bekerja sebagai pelayan Caffe.
"Rindu banget sama suasana kayak gini, jadi keingat sama jake dengan jesicca, mereka sekarang gimana yah kabarnya?" ucap Syahira sambil menelan suapan terakhir ice cream.
"Iya, semenjak mereka menikah dan pindah ke Amerika, udah jarang banget kasih kabar." jawab Aksa.
Syahira mengangguk dan kembali mengenang kehebohan mereka ketika masih berempat. Jake dan Jesicca merupakan teman satu fakultas mereka. Mereka merupakan keturunan Asli Jerman.
Jake adalah teman mereka yang paling gokil dan sangat perhatian. Kisah cintanya dengan Jesicca pun terjadi karena Jake selalu mengombali Jesicca dengan segala cara.
Mulai dari membuatkan tugas, ngantarin makanan ke rumah Jesicca, yang disambut dengan galak oleh papa Jesicca. Sampai rela bekerja sebagai pelayan caffe bersama Syahira.
Semenjak mereka menikah dan tinggal di Amerika, Aksa dan Syahira semakin dekat. Walau rasa sepi menyelimuti, namun persahabatan mereka berempet masih terjalin erat walau hanya lewat sosial media.
Tapi, akhir-akhir ini mereka juga jarang memberi kabar.
"Pengen banget sih, ketemuan lagi. Tapi kan kita semua sama-sama sibuk." Tutur Aksa.
Syahira tersenyum dan melihat ponselnya. Lima panggilan tak terjawab dari Riska. Syahira melihat isi pesan yang ditinggalkan Riska.
"Ra, dia datang. Dia di Jerman."
~Riska pramita~
Syahira cukup bingung. Dia siapa yang dimaksud oleh Riska. Kenapa Riska begitu antusias, sampai menelpon Syahira berkali-kali.
Tanpa memperdulikan ucapan Riska, Syahira pergi mengajak Aksa ketempat pedagang sandwitch yang ikut nangkring dilapangan sekitar taman.
"Beli sandwitch yuk," ucapan Syahira barusan membuat Aksa sedikit terpelongo. Pikirannya langsung melayang memikirkan jika suatu saat Syahira berubah menjadi gendut.
Syahira yang menunggu sambil sesekali mengedipkan matanya, menjadi bingung melihat Aksa yang sedang senyum-senyum sendiri. "Kenapa?" tanya Syahira.
Aksa tersenyum dan menghadap kearah Syahira, kedua tangannya pun terangkat dan memegang pundak Syahira. Dengan tatapan penuh makna, Aksa kembali tersenyum dan berkata, "Syahira, sahabatku. Kalau nanti kamu gendut......lucu banget ya,"
YOU ARE READING
Cinta Di Tanah Jerman
Teen FictionSyahira Azzahra adalah seorang wanita sederhana yang memiliki impian besar. Bersekolah di Jerman. Yah... Impiannya itu nyatanya tak sia-sia. Dengan segala perjuangannya iapun berhasil mendapatkan beasiswa dan bersekolah di negeri Eropa tersebut. Sel...