bagian 3

134 9 0
                                    

Aroma kopi yang memikat membangunkan tidur lelap Yesung pagi ini. Aroma yang jarang ada ketika ia terbangun kecuali dia sendiri yang menciptakannya. Lagipula ini masih terlalu pagi untuk itu.

Sekitar pukul 5.30 waktu KST Yesung membuka matanya yang masih berat berusaha mencari sakelar untuk menghidupkan lampu, dengan sedikit menggeliat dan mengucek matanya Yesung berusaha mencari asal aroma kopi itu. Langkahnya yang masih asal karena matanya yang belum sepenuhnya terbuka Yesung terus berjalan seolah kesukaannya sedang memanggil sekarang.

Setelah menghitari seluruh ruangan Yesung menemukan istrinya yang sedang di dapur sibuk dengan peralatan penyeduh kopi. Bisa dilihat dari ekspresi tak terdefinisi Rara yang begitu menggemaskan bagi Yesung. Yesungpun tersenyum kecil melihat istrinya yang selalu berusaha untuk membuat nyaman dirinya dengan belajar setiap hal kecil yang menjadi kesukaan atau kebiasaan Yesung.

"Sedang apa bee?" Ucap Yesung,manja. Sambil memeluk Rara dari belakang Yesung terus-terusan mencium pipi Rara yang sedikit chubby itu. Pinggang Rara yang ramping sangat nyaman bagi lengan Yesung yang tak terlalu kekar.

"Oppa cobalah, apa sudah ada kemajuan?" Rara membalikkan badannya sambil membawa secangkir kopi yang telah ia racik ke hadapan Yesung yang matanya masih sembab.

sluurrppppp "emmm joah. Sudah banyak sekali kemajuan. Jalhaesseo." Yesung menggigit hidung Rara karena gemas akan tingkah sang istri dan memang istrinya akan selalu terlihat menggemaskan dimatanya.

"Yeayyy akhirnya yang ini berhasil, setelah menghabiskan satu kantong kopi aku bisa membuat kopi yang enak untukmu, Sarang-a!" Rara menekankan kata cinta itu agar suaminya tahu.

"Satu kantong?" mata Yesung membola mendengar pernyataan itu. Rara hanya tersenyum palsu sambil menghela napasnya. Dia berusaha menjauh dan melepaskan diri dari Yesung yang dia takutkan akan mengamuk karena persediaan kopinya untuk seminggu ia habiskan diwaktu yang masih sepagi ini.

Sambil terkekeh Yesung kembali menikmati secangkir kopi ditangannya. Tak ada amukan seperti yang dibayangkan Rara tapi wanita itu keburu ciut duluan.

"Sejak jam berapa kau membuatnya, bee?"

"Jam 4 hihii.. Oppa ayo kita sholat subuh, sebelum matahari mendahului kita!" Ajaknya mengalihkan perhatian sebelum Yesung dirasa benar-benar marah padanya.

"Hahahaha dasar, kaja!"
Sambil mengacak-acak rambut Rara Yesung beranjak ke kamar mandi lalu melaksanakan sholat berjamaah bersama Rara.

Sejak menikah Rara selalu menanamkan nilai-nilai agama pada Yesung, menuntut Yesung untuk selalu mengerjakan ibadah wajib seperti yang orang tua Rara ajarkan padanya. Dan Yesung dengan senang hati akan melakukannya.

***

Hari ini Yesung pergi ke studio untuk rekaman album baru Super Junior, Rara menolak ikut dengan dalih malas keluar padahal dibenaknya masih terbayang kejadian yang menimpanya pekan lalu di kantor SM.

Meskipun Yesung bersikukuh mengajak Rara namun Rara tetap merengek ingin dirumah saja. Lagipula banyak yang harus ia kerjakan selama di rumah sebagai ibu rumah tangga.

ting tong..

Bel apartemen Yesung berbunyi, Rara bergegas melihat siapa tamu yang mengunjunginya saat Yesung tidak ada.

"Eomonim.. Oppa?"
Rara terkejut karena yang datang merupakan ibu mertua dan adik iparnya dengan membawa tas besar yang kemudian langsung disodorkan kepada Rara mengisyaratkan agar Rara membawakannya.

"Silahkan masuk Eomonim!" Sopan Rara.

"Yesung makan dengan baik? Apa saja yang kau berikan padanya? Kau yakin tidak menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak berguna?" Ibu Yesung terus mengomel sambil berkeliling membuka setiap pintu-pintu lemari yang ada di dapur.

"Saya belajar memasak masakan korea Eomonim." Balas Rara dengan rasa kikuk setengah mati.

"Aku tidak yakin bagaimana rasa dan kualitasnya. kemarikan tas itu, aku memasak banyak untuk Yesung, letakkan di sini jika Yesung ingin makan kau bisa langsung panaskan." menarik tas yang dibawa Rara dan menaruh isinya kedalam kulkas satu persatu.

"Eomonim mau minum apa?" Tanya Rara lagi, sopan berbasa-basi.

"Gwaenchanha, tidak perlu. Aku akan langsung pulang." Nyonya Kim memang terlewat ketus kepada menantu satu-satunya itu. Mungkin ada rasa cemburu karena anak sulung kesayangannya membagi kasihnya dengan wanita dengan label istri itu.

"Ne? Kenapa cepat sekali Eomonim?"

"Untuk apa berlama- lama disini, Yesung juga tidak ada. Jongjin-a ayo pulang!" Huh, lagi-lagi darah Rara mendesir dengan sikap mertuanya. Tapi dia harus membiasakan diri.

"Arasseo!" Seru Jongjin yang langsung berdiri dan berjalan mendekati Rara sebentar.

"Nuna, jangan terlalu ambil hati atas sikap eoma ya, dia hanya cemburu karna kau mengambil putra kesayangannya, jaga dirimu! anyeong!" Bisik Jongjin.
Rara hanya terkekeh mendengar nasihat dari adik iparnya itu. Dia balas melambaikan tangan karena tak tahan melihat tingkah manis adik suaminya.

Setelah kepergian mertua dan iparnya kini Rara sendirian lagi. Ia mulai mengerjakan beberapa tugas rumah dan memasakkan makanan untuk suaminya saat pulang nanti. Yesung berjanji akan pulang cepat hari ini.

I Just Got Marriage [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang