Orang Tersayang

625 74 15
                                    

Terkejut dengan lengan Bakugo yang menahan tubuhnya. (Name) secara tidak sengaja menepisnya dengan kasar.

"A-apa?" Bakugo terkejut dengan hal itu pun hanya kebingungan. Beberapa orang di sekitar pun sedikit heran. Sedangkan (Name) kemudian beranjak tanpa mempedulikan sekitar.

"(N-Name)-san?" Panggilan Midoriya pun tak mempengaruhinya.

/////////////////////////////////////////////////////////////////////////

Waktu perjalanan pulang (Name) berjalan agak jauh dari Bakugo. "Ini Aneh, kenapa dia ini?" Pikir Bakugo mempercepat langkahnya untuk menyamai langkah (Name).

"Katsuki, maaf aku kasar tadi." Nada penyesalan terdengar jelas dari suara lemah (Name). "Hah?!" Bakugo mencoba melihat wajah (Name) yang menunduk dari tadi.

"Maaf, aku tidak bermaksud." Langkahnya terhenti dan jari-jari mungilnya mulai menyapu air mata yang jatuh. "Oi, Oi, Oi. Kau ini kenapa?!" Kata Bakugo yang mulai panik.

"Eh, Mama. Kakak itu menangis kenapa?" Kata seorang anak kecil yang lewat bersama Mamanya. Sang ibu menatap aneh ke arah Bakugo yang membuat Bakugo panik kalangkabut.

"Ayolah (Name)!" Kata Bakugo kemudian mengajak (Name) ke Minimarket terdekat.
..
Di depan Minimarket Bakugo meminta (Name) untuk menunggu sebentar. Setelah beberapa saat Bakugo keluar dengan membawa 3 bungkus Es Krim
"Ini, jangan nangis lagi!" Kata Bakugo memberikan 2 bungkus Es Krim dan memakan 1 Es Krim yang tersisa. Jangan tanya kenapa. Ini adalah kebiasaan (Name) sejak kecil. Ketika dia sedih dia akan membeli 2 bungkus Es Krim untuk dirinya sendiri. Dan Bakugo sudah hafal inilah cara termudah untuk" menghibur (Name).

"Terimakasih" kata Name membuka Es Krimnya dan segera memakannya. [Bentar gw mo tanya. Es Krim itu di makan atau di minum sih-_-"]

Di tempat lain

Karena (Name) yang sempat ngambek akhirnya mereka pulang agak telat. Tentu (B/N) bertanya-tanya kenapa pulang telat.

(B/N) menunggu dengan rasa agak cemas. Bayangkan Lu punya adek cewe dan satu-satunya keluarga lu pulang malem ama cowok_-" walaupun temen dari kecil Bakugo kan tetep cowok.

Beberapa saat kemudian (Name) dan Bakugo menampakkan sosoknya yang membuat (B/N) merasa sedikit lega.

"Akhirnya pulang juga" sambut (B/N) dengan senyum hangat yang seakan membuat semua rasa lelah (Name) menghilang. "Terimakasih ya Bakugo"

Bakugo hanya mengangguk dan memberi salam kemudian masuk kerumahnya//njir Bakugo jadi sopan banget_+"//.

Di dalam rumah (B/N) hendak menyiapkan air mandi untuk (Name). "Sudahlah, aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa melakukan nya sendiri:(" kata Name mengambil handuk dari tempatnya.

(B/N) tersenyum lembut. (Name) pernah berfikir mungkin kakaknya itu tidaklah Seorang Quirkless. Bahkan saat kakaknya dinyatakan Quirkless, ia menyangkal dan percaya Quirk kakaknya adalah senyum yang bisa menghapus semua lelahnya.

Tiba-tiba (Name) memeluk kakaknya. "Lho? (Name)? Tumben?" Kata (B/N) terkejut. "Hmmh" (Name) menggelengkan kepalanya. (B/N) hanya bisa membalas pelukan (Name) dan membelai rambutnya.

(B/N) PoV

Hari ini mungkin jadi hari yang melelahkan bagi (Name). Hari pertama sekolah di UA, teman teman baru, suasana baru. Aku tidak yakin harinya berjalan mulus hari ini karena sifatnya ini. Sangat manja padaku. Ya... Setidaknya dia tidak seperti ini sejak 2 tahun lalu. Sejak kematian orang tua kami.

"(Name), bagaimana kalau kita makan di luar?" Tawarku setelah dia turun dari tangga.

"Eh? Memang kau punga uang?" Baiklah dia meragukanku yang sudah bersusah payah mencari nafkah untuknya. "Tentu saja!" Ku cubit pelan pipi nya karena gemas.

"Apaan sih°3°?!" Katanya melepaskan cubitanku. Kadang aku merasa (Name) itu masih adik kecil ku yang tak bisa ku ungkap dengan kata-kata. Tapi aku tidak bisa melawan waktu dan harus menerima keadaan kalau dia sudah tumbuh menjadi seorang gadis. Aku hanya berharap tidak terkena 'siscon'. Aku ingin dia bahagia dengannya.

"Kau mau makan apa?" Tanyaku. Dia sempat berfikir beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk makan ramen. "Hee? Kenapa Ramen? Kalau Ramen saja aku bisa membuatkannya untukmu. Dan aku yakin pasti lebih enak:p"

Dia tetap gigih dengan pilihan nya. "Baiklah kalau mau itu saja." Sedikit kecewa dengan permintaannya tapi mau bagaimana lagi.

Author POV

Sementara (Name) dan (B/N) makan di luar. Di rumah Bakugo. Ibu dan Ayah Bakugo sedikit gelisah karena sesuatu. Ada rasa canggung yang menekan mereka sampai ibu Bakugo salam memasukkan garam ke dalam minuman Bakugo.

"Asin.. apa-apa ini!??" Protes Bakugo. "Ah.. maaf maaf. Aku sedang pusing. Kalau mau kau buat saja sendiri lagi. Aku ada urusan!" Kata ibu Bakugo kemudian masuk keruangan dimana ayah Bakugo berada.

"Tch.. apaan maksudnya coba_-!?" Kata Bakugo jengkel. Kemudian memeriksa HP nya dan melihat ada pesan dari (Name).

CHAT
<(NAME) KAMPRET3

"Terimakasih untuk hari ini, besok ku kembali kan uang mu"
08.32 p.m.

"Lupakan, tidak perlu kau kembalikan!"
08.56 p.m.

"Apa maksudmu? Kau mau kakakku memarahi kita berdua?"
08.56 p.m.

"KUBILANG NGGA USAH YA GAK USAHH_-!!!"
"MEMANGNYA KAKAKMU HARUS TAU KALAU AKU MEMBELIKAN ES MURAHAN ITU UNTUKMU??!!"
08.57 p.m.

"Bukan begitu...."
"Ah sudahlah pokok nya besok ku kembalikan!!"
08.57 p.m.

"GAK!!"
08.57 p.m.

"Bodoamat_-"
08.57 p.m.

<(NAME) KAMPRET3
<Offline>
Terakhir dilihat 08.57 p.m.

"Emang kampret ini bocah sumpah_-" keluh Bakugo kemudian memutuskan untuk tidur.


Blocking (Tidak Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang