Happy Reading and Enjoy ✌🏾
🤍🤍🤍
Mentari muncul di sebelah timur menandakan pagi telah tiba. Sinar mentari menembus kearah permukaan jendela menyilaukan mata lelaki tampan berwajah dingin. Merasa terganggu, tetapi enggan membuka matanya. Suara ponsel berdering begitu keras. Awalnya cuma diabaikan, tapi ponsel tersebut berulang kali berdering. Akhirnya, ia dengan malas duduk di tempat tidurnya dan mengangkat panggilan tersebut.
"Kau dimana, Bright? Apa kau lupa sekarang jadwal kita untuk latihan boxing di area fakultasmu?" Suara itu menyadarkan Bright. Atensi Bright teralih melihat benda mati yang berdentang kencang yang sudah menunjukkan pukul 12.00 siang.
"Hallo Bright? Kau mendengarkanku, kan?" Teriak suara diseberang telpon.
Bright yang merasa terpanggil akhirnya menjawab panggilan itu, "maafkan aku Win. Aku lupa kalau kita ada jadwal latihan hari ini."
Win, sosok lelaki yang menelfon Bright. Win yang merasa kesal dengan jawaban Bright hanya bisa memaki, "dasar Bright, sialan!! Aku sudah menunggumu selama 1 jam lebih. Dan seenaknya aja kau melupakan jadwal latihan kita!!!"
Bright mendengar kekesalan Win berusaha menenangkannya, "maafkan aku Win sayang.., aku otw kesana tanpa mandi."
Mendengar penuturan Bright dengan iming-iming kata 'sayang', Win langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak. Degupan jantung Win yang semakin menggila membuat ia merasakan pipinya mulai memanas dan tanpa sadar ia tersenyum ketika Bright menggodanya.
"Dasar berdebah!!! Bright sialan..," Win meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas miliknya. Dari kejauhan Jj melihat tingkah aneh Win hanya menatap heran dan menghampiri sahabatnya tersebut.
"Kau kenapa? Sepertinya kau kesal. Tadi aku mendengar kau berteriak seperti anak gadis yang marah dengan pacarnya." Jj menduduki kursi yang berada di sebelah Win.
Win memukul punggung Jj dengan keras. Sang pemilik punggung hanya bisa mengelus punggungnya merasakan sakit yang dirasanya.
"Aku bukan anak gadis Jj, sialan!! Kau jangan seperti Bright yang hobi menggodaku." Win merasa kesal dengan sebutan Jj yang memanggilnya 'anak gadis'.
"Ouh.., Win punggungku sakit, tega sekali kau memperlakukan sahabatmu seperti tidak manusiawi." Adu Jj lebay.
Jj terus menerus mengelus punggungnya. Dirinya melupakan fakta bahwa pukulan seorang Win Metawin tidak lah main-main. Menggoda Win dalam situasi seperti ini bukanlah hal yang tepat.
"Sekarang jawab pertanyaanku, kenapa kau merasa kesal? Suaramu terdengar memenuhi satu ruangan ini."
"Aku kesal dengan Bright. Dia janji akan datang jam 11, tidak taunya dia terlambat bangun." Tutur Win merasa kesal karena Bright melupakan janji mereka.
Jj menganggukkan kepalanya, mengerti sahabatnya tidak suka menunggu lama dan tidak suka kalau seseorang melupakan janjinya.
"Pantasan aku tadi menelfonmu sebelum kesini. E—eh ternyatavkau sudah sampai duluan." Jj hanya bisa mengelus punggung Win agar Win tidak merasa kesal lagi.
"Kalau tidak berjanji, aku akan pergi denganmu saja, J." Ucapnya.
Kini mood Win sudah berubah, Win bergelut manja di lengan milik Jj, mengaitkan tangannya di lengan milik Jj. Jj merasa gemas dengan tingkah Win dan mengelus pucuk surai rambut Win.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER TO FAR [BrightWin✔️]
Fanfiction⚠️ story bxb, homophobic jangan mendekat. ⚠️ baku, non baku. ⚠️ drama, cringe. Bright dan Win sudah bersahabat dari SMP hingga mereka duduk di bangku perkuliahan ±6 tahun sudah. Win pikir semua perhatian Bright terhadapnya adalah suatu yang istimewa...