Happy Reading and Enjoy ✌🏾
🤍🤍🤍
Langkah itu semakin mendekat ke arah Win. Win yang mencoba menetralkan degup jantungnya berusaha bersikap biasa saja dan mengalihkan pandangannya ke arah depan.
"Auhh.., Bright bodoh!! Kenapa kau memukul kepalaku?" Pukulan tepat di kepala Win membuatnya melenguh kesal, siapa lagi pelakunya kalau bukan orang yang sudah membuat jantungnya berdegup kencang hanya dengan melihat senyum konyolnya.
Bright segera mengambil tempat duduk di sebelah Win, menghiraukan ketiga orang lainnya, "habisnya aku panggil kau tidak menyahut. Jadi aku pukul aja kepalamu." Ujar Bright tanpa rasa bersalah.
"Aku tidak suka ya, kau memanggilku seperti itu. Apalagi kau harus menunjukkan senyum menyebalkan itu." Balas Win.
"Menyebalkan? Bahkan aku berbohong soal itu. Hanya saja aku tidak bisa berbagi dengan orang lain untuk senyumanmu, B." Sambung Win dalam hati, bahkan untuk mengatakan hal itu saja ia tidak berani. Bright terkekeh mendengar penuturan Win dan Win tersadar dari lamunannya.
"Haha.., kau cemburu, ya?" Bright menggoda Win.
Win yang merasakan dejavu balas menggoda Bright, "iya aku cemburu asal kau tau!! Aku tidak ingin perempuan lain melihat senyumanmu." Win menghadap ke arah Bright dan mendekatkan wajahnya.
Bright terkejut mendapat serangan mendadak dari Win, perlahan memundurkan kepalanya dan menatap ke depan, yang lebih terkejutnya lagi, Bright melihat ketiga orang yang berada di depannya sedari tadi menatap kearah mereka dengan tatapan mengintimidasi. Apalagi tatapan Off terlihat begitu menyebalkan, menaikkan sebelah alisnya sambil melipatkan tangan di depan dada. Sedangkan Tay dan Gun hanya tersenyum geli melihat tingkah Bright dan Win.
"Apakah kau lupa, kalau di sini tidak hanya ada Win? Bisa-bisanya kau tidak menyapa kami, Bri!?" Ucap Off dingin, membuat Bright merinding. Bright tau betul, kalau kakak tingkatnya yang satu ini gila hormat.
"Maafkan aku phi, aku tidak melihat kalau kalian ada disini juga." Bright segera meminta maaf kepada Off, Tay, dan Gun sambil melihat kearah mereka satu persatu.
"Apakah yang terlihat olehnya hanya Win saja? Terlalu bucin, bukan?" pikir Tay.
"Cihh.., menyebalkan!?" Off masih merasa kesal, mengalihkan pandangannya ke arah lelaki pujaan hatinya.
"Santayyy Bri. Wajar matamu hanya menatap Win, sampai kau tidak sadar kami ada di sini." Tay mencoba menghampiri Bright dan merangkul bahu tegap milik Bright mencoba mencairkan suasana yang dirasa Tay agak canggung. Bright yang tidak mengerti maksud dari perkataan Tay hanya mengangkat bahunya.
"Kau ya, Jumpoll!! Kenapa terlalu sensitif sekali sih? Apa-apa kesal, apa-apa marah sendiri, suka ngga jelas." Kini pandangan mereka teralihkan dengan suara nyaring milik Gun.
"Gun.., aku hanya kesal dengan Bright yang ngga mau menyapa kita," ujarr Off penuh dengan nada manjaaa.
"Lihat Bri, Jumpol hanya jinak sama pawangnya. Jadi kau tidak perlu takut selagi Jumpol masih bersama pawangnya." Mendengar penuturan Tay, Bright dan Win tertawa geli terhibur dengan tingkah kakak tingkatnya.
"Sialan kau, Tawan!!" Ujar Off dengan nada kesalnya.
Melihat ekspresi Off ditambah dengan nada kesalnya membuat keempat orang yang berada di sana terkekeh geli, tak terkecuali Gun sang pujaan hati Off. Melihat hal itu, Off hanya mendengus kesal sambil melipatkan tangannya diatas meja menunduk malu memikirkan nasibnya ditertawakan oleh sang pujian hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER TO FAR [BrightWin✔️]
Fanfiction⚠️ story bxb, homophobic jangan mendekat. ⚠️ baku, non baku. ⚠️ drama, cringe. Bright dan Win sudah bersahabat dari SMP hingga mereka duduk di bangku perkuliahan ±6 tahun sudah. Win pikir semua perhatian Bright terhadapnya adalah suatu yang istimewa...