Part. 2

54 7 0
                                    

"Kelemahan terbesarku di dunia ini adalah orangtuaku, itu sebabnya Tuhan mengujiku melalui mereka."


"Assalamualaikum, bunda Aretha pulang." Ucap Aretha saat memasuki rumah.

"Tha kok rumah lu sepi banget?" Agam merasa ada yang aneh.

"Memang selalu seperti ini kan? Hanya ada ayah, bunda sama Aretha." Jawab Aretha.

"Tapi ini lebih sepi dari biasanya, seperti ada yang hilang." Timpal Agam.

"Bunda mana ya?" Mata Aretha mencari-cari keberadaan bunda-nya.

"Gam bantu aku cari bunda, kita mencar ya, kamu cari ke halaman belakang, dapur, rooftop aku akan cari bunda ke kamar." Ucap Aretha yang sudah mulai panik.

Athaya memiliki penyakit jantung itu sebabnya Aretha khawatir bila penyakit Athaya kumat lagi. Aretha berlari menuju kamar ayah dan bunda-nya. Ia berharap bundanya ada disana dengan keadaan baik-baik saja.

Namun, saat Aretha membuka pintu kamarnya ternyata Athaya sudah tergeletak di lantai dengan wajah yang pucat pasi.

"BUNDAA!!" Teriakan Aretha membuat Agam segera berlari menuju kamar Athaya.

"Bunda bangun bunda.." lirih Aretha dengan air mata yang sudah tak dapat dibendung.

Agam segera masuk ke kamar bunda-nya Aretha. Agam yang melihatnya langsung ikut duduk dilantai seperti yang Aretha lakukan.

"Tha udah nangisnya bunda butuh pertolongan." Ucap Agam menenangkan.

"Gam bunda udah gak bernafas." Ucap Aretha lirih

Agam segera mengecek denyut nadi Athaya.

"Inna lillahi wa inna illaihi raji'un."  Agam segera memeluk Aretha.

"Gue yakin lo pasti kuat Tha, ikhlasin bunda, Allah lebih sayang sama bunda, makanya Allah panggil bunda duluan." Agam berusaha menenangkan Aretha.

🍁🍁🍁

Aretha memegang foto bundanya erat, setelah pemakaman tadi Aretha tidak keluar kamarnya bahkan saat thahlillan Aretha tidak keluar kamar.

Aretha sangat terpukul dengan kepergian bunda-nya. Aretha merasa tidak punya semangat hidup lagi.

"Bunda, kenapa bunda ninggalin Aretha? Aretha belum siap kehilangan bunda dan gak akan pernah siap." -batin Aretha

Aretha memeluk foto bundanya, andai saja dia tau pagi tadi adalah yang terakhir kalinya dia akan melihat senyum bundanya Aretha lakukan apapun untuk bundanya.

"Ketakutan yang paling aku takuti dihidupku pada akhirnya akan terjadi, Tuhan kenapa bukan aku saja? Kenapa harus bunda?"  Lirihnya sambil memeluk foto bundanya.

Aretha menggambil buku dairy  berwarna biru langit yang pernah bunda belikan untuknya dan menuliskan sesuatu didalamnya.

Teruntuk Bundaku Tersayang❤️

Ini adalah sebuah ucapan terimakasih yang belum sempat aku sampaikan untuk bunda.
Bunda, terimakasih untuk ruang ternyaman pertama, saat udara belum aku rasakan.
Terimakasih untuk harapan yang ditanam, saat aku hanya bisa menangis dalam pelukan.
Terimakasih untuk pengingat, saat aku sedang dalam pencarian.
Terimakasih untuk penguat, saat aku ragu dipersimpangan.
Terimakasih untuk kebesaran hati, saat aku tumbuh dan memiliki pemikiran yang tak sejalan.
Bunda beribu maaf yang ingin Aretha sampaikan melalui tulisan ini. Hanya do'a yang dapat Aretha berikan untuk bunda, semoga bunda tenang disana dan semoga kita bisa bertemu lagi dilain tempat. Aretha sayang bunda❤️.

Putri kecil bunda.

Aretha menangis sejadi-jadi nya setelah menuliskan sederet kalimat terimakasih untuk bundanya.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Aretha. Beberapa kali orang di luar sana mengetuk pintu namun si mpunya tetap tidak membuka.

"Aretha." Panggil Agam

"Gue tau lo sedih Tha, gue juga tau lo kehilangan Tha, asal lo tau disini bukan cuma lo yang ngerasa kehilangan, gue, mama, papa juga sama kehilangan bunda lo. Tapi ada yang lebih merasa kehilangan yaitu ayah lo." Ucap Agam dibalik pintu.

Keadaan hening baik Agam ataupun Aretha keduanya tak ada yang bersuara. Tak lama pintu kamar Aretha terbuka, Aretha langsung berhambur kepelukan Agam.

"Nangis aja sekuat yang lo mampu sekarang. Tapi setelah ini lo gak boleh sedih lagi." Ucap Agam sambil ngelus kepala Aretha lembut.

"Turun yuk kita makan dulu, di bawah ada Agatha, Fira, Kayla sama Tiara. Temen-temen gue juga ada." Sambung Agam.

Aretha melepas pelukannya dia menatap Agam untuk beberapa detik kemudia berkata "Gam gue gak nemeuin orang lain yang bisa ngertiin gue kaya lo ngertiin gue. Gue boleh minta satu lah gak dari lo?" Tanya Aretha pelan

"Lo mau minta apa aja selagi gue bisa pasti bakal gue turutin." Kata Agam

"Gue minta buat lo selalu ada disamping gue." Pinta Aretha lirih.

"Gue akan selalu berusa untuk ada didekat lo Tha, lo harus bisa, lo harus kuat, buat ayah dan buat gue." Ucap Agam tegas.

Aretha menganggukkan kepalanya pelan, Agam menggengam tangan Aretha berjalan menuruni satu persatu anak tangga.

"Gue akan selalu ada buat lo Tha meksipun lo cuma nganggep gue sebagai sahabat." Ucap Agam didalam hatinya.

"Hai priencess -nya Agam, kok mukanya murung gitu." Sapa Adrian yang langsung mendapatkan pukulan dari Agatha.

"Jangan didengerin Tha dia mah otaknya ketinggalan dirumah." Ucap Agatha

"Makasih ya temen-temen udah ada buat Aretha." Kata Aretha sambil tertunduk menahan tangis.

"Kita bakal selalu ada buat lo Tha." Ujar Abrisam.

"Iya Tha kita disini buat kamu." Timpal Safira

"Gue yakin lo pasti kuat Tha." Arsen ikut menguatkan Aretha.

"Kita semua sayang sama lo Tha." Kata Tiara.

Agatha, Kayla, Tiara dan Safira memeluk Aretha, saling menguatkan dan saling merangkul. Kini Aretha sadar bawha dia masih mempunyai banyak sahabat yang sayang sama dia.

"Duuhh terharu gue." Ucap Aretha dengan senyum yang telah kembali menghiasi wajahnya.

Semua yang ada diruangan itu lega melihat Aretha sudah lebih baik dari tadi sore.

"Teruntuk kalian, terimakasih telah ada." Ucap Aretha dalam hati.

🍁🍁🍁

Semoga feelnya nyampe kekalian ya. Aku nulis ini sedih banget sih:((  gak kebayang kalau harus kehilangan orang yang paling kita sayangin di dunia ini.
Jangan lupa vote ya❤️❤️❤️

Salam sayang❤️

Alisaindr.

ARETHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang