Seminggu setelah kepergian bundanya Aretha berusaha untuk menjalankan hidup dengan bagaimana seharusnya. Aretha menjadi lebih mandiri, setiap hari Aretha bangun pagi menyiapkan sarapan untuk ayah dan juga dirinya.
Aretha tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan seperti yang diucapakan Agam pada tempo hari.Aretha bangun pagi sekali, ia akan mengajak ayahnya untuk jogging karena hari ini adalah hari libur. Setelah bersiap-siap Aretha segera turun menghampiri Ayahnya yang sudah menunggunya di teras rumah.
"Aku kelamaan ya?" Tanya pada Malik -ayahnya Aretha.
"Enggak kok sayang, yuk kita berangkat." Ucap Malik.
Aretha dan Malik pun berangkat menuju taman dekat perumahannya. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Agam dan Abizar -Papanya Agam.
"Itu Agam kan?" Tunjuk Malik kepada dua laki-laki beda generasi yang sedang duduk dibawah pohon.
"Iya yah itu Agam sama om Abi." Ucap Aretha "Ayo kita samperin mereka yah." Aretha menarik tangan Malik tak sabaran.
"Hai om, hai Agam." Sapa Aretha ceria.
"Waahh Agam benar kalian juga jogging" ucap Abizar. Aretha sedikit kebingungan pasalnya dia tak mengatakan kepada Agam bahwa ia akan lari pagi.
"Tadi si Agam ini kekeuh meminta om untuk menunggu dulu disini, dia bilang kamu sama ayah mu akan lewat sini." Jujur Abizar.
"Papa jangan buka kartu dong, bikin malu anaknya aja." Gerutu Agam dengan wajah yang seperti merah tomat.
"Aish dasar anak muda." Ucap Abizar.
"Bagaimana keadaan mu Malik?" Tanya Abizar sambil menepuk bahu Malik pelan."Seperti yang kamu lihat, aku masih segar bugar." Jawabnya sambil tertawa. Kemudia dua lelaki paruh baya itu pergi meninggalkan anak-anaknya.
"Titip putri om ya Gam." Ucap Malik sambil berlalu meninggalkan Agam dan Aretha.
"Papa emang gitu tuh kalau ketemu sahabatnya lupa deh sama anaknya." Ucap Agam.
"Ayo Tha, kok malah bengong." Ajak Agam sambil menggandeng tangan Aretha.Mereka berdua berlari bersama. Mengelilingi taman yang cukup luas. Agam berlari mendahului Aretha dengan cepat, saat Aretha akan mengejar Agam kakinya tersandung dan Aretha pun tersungkur kedepan.
"Agam!!!" Teriak Aretha. Lagi-lagi dadanya terasa nyeri, Aretha memegangi dadanya berharap nyerinya segera hilang.
Agam dengan cepat berbalik menuju Aretha yang terlihat kesakitan sambil memegang dadanya.
"Tha lo baik-baik aja kan Tha?" Tanya Agam pada Aretha yang masih menunduk dan memegangi dadanya.
"Ada yang sakit Tha?" Agam semakin khawatir. Tiba-tiba.. "Huwaaa!! Hahaha lo takut banget sih gue kenapa-napa." Ucap Aretha.
"Lo ngerjain gue Tha? Ah sial, harusnya gue tau lo itu cuma nipu gue." Kesal Agam.
"Cie khawatir, cie panik, cie takut aku kenapa-napa." Kata Aretha sambil menoel dagu Agam.
"Bisa bisanya ya lo ngerjain gue." Ucap Agam sambil menggelitiki pinggang Aretha.
"Haha Agam stopp geli tau, haha." Ucap Aretha berusaha lepas dari Agam
"Kodenya dulu." Ucap Agam.
"Ampun bang Agam yang ganteng sejagat raya." Ucap Aretha.
"Oke kode benar!" Agam melepaskan Aretha
"Agam gendong, Aretha capek" Aretha berucap manja.
"Kebiasaan, yaudah sini naik kepunggung gue."
Dengan cepat Aretha naik kepunggung Agam. Sudah menjadi kebiasaan untuk Aretha setiap kali mereka joging pulangnya Agam akan jadi korban untuk menggendong Aretha sampai rumah. Dari kecil Aretha dan Agam sudah bersama, apapun yang Aretha inginkan akan selalu Agam usahakan, pun sebaliknya.
Bagi Agam, Aretha adalah dunia nya. Agam menyayangi Aretha lebih dari sekedar sahabat. Agam pernah mengungkapkan perasaannya yang dibalas Aretha dengan penolakan. Aretha pernah berkata kepada Agam "Aretha gak mau kalau harus kehilangan Agam. Kalau kita pacaran nanti bisa saja putus, sahabat itu gak akan pernah ada kata putus, gak ada yang namanya 'mantan sahabat' maka dari itu Aretha menolak Agam, agar kita bisa selalu bersama." Ucap Aretha pada saat itu.
Dari situ Agam tidak akan pernah mengungkapkan nya lagi. Agam sangat menyayangi Aretha dan tidak mengharapkan apapun dari gadis mungil itu.
"Aretha haus, kita minum dulu ya. Disana ada penjual minuman." Ucap Aretha
"Ada maunya aja baru ngomongnya manis banget." Ledek Agam yang dihadiahi pukulan oleh Aretha.
Mereka berdua menghampiri penjual minuman yang ada dipinggir jalan.
Aretha dan Agam duduk dipinggir jalan sambil meminum air mineral yang tadi Agam beli."Nanti malem gue sama anak-anak mau ke cafe, lo mau ikut gak?" Tanya Aretha.
"Bilang aja lo mau gue anter, ya kan?" Tebak Agam.
"Tepat sekali!" Jawab Aretha "Lo boleh deh bawa temen-temen lo juga, gue yakin mereka gak bakal keberatan." Imbuh Aretha.
"Boleh deh, nanti gue ajak Ab, Arsen, Agra sama Adrian." Kata Agam.
"Emang Ab mau diajakin kumpul sama kita?" Tanya Aretha "Ab kan paling anti kumpul sama cewe." Aretha sudah hafal bagaimana watak Abrisam atau yang lebih akrab dipanggil Ab.
"Kali ini gue jamin Ab pasti mau" Ucap Agam percaya diri.
🍁🍁🍁
Aretha sudah rapih dengan pakaian casual nya. Setelah siap dengan pakaiannya Aretha menuju meja rias untuk menambahkan sedikit bedak dan memberi liptint pada bibirnya. Aretha menyisir rambut panjangnya dan tak lupa nyemprotkan parfum. Aretha segera turun dan menghampiri Agam yang sudah menunggunya dari tadi."Lama banget lo dandan tapi hasilnya biasa-biasa aja, buang-buang waktu aja lo." Protes Agam
"Bodoamat." Jawab Aretha tak acuh.
"Ayo berangkat keburu malem" ajak Agam.
Aretha dan Agam berpamitan kepada Malik. Setelah berpamitan Aretha mengeluarkan handphone nya dan meminta Agam untuk mengambil gambar diri nya.
"Aelah keburu malem Tha" ucap Agam.
"Bentaran doang Gam, satu aja" bujuk Aretha.
"Yaudah cepetan gaya" Agam menggambil handphone dari tangan Aretha. "1.. 2.. 3.. cekrek"
"Oke, nice." Aretha mengacungkan jempolnya.
"Yuk berangkat." Ucapnya berlalu pergi meninggalkan Agam.Sebelum masuk kedalam mobilnya Agam menatap langit yang indah dengan gemerlap bintang dan cahaya rembulan.
Dalam hati dia berkata "jika bulan bisa berbicara, maka ia akan bercerita tentangmu, tentang kita, tentang bagaimana aku mencintaimu Aretha."🍁🍁🍁
Kehilangan inspirasi huhuhu😭
Semoga kalian suka❤️
Jangan lupa vote ya.
Oh iya kalau ada typo kasih tau aku ya😂
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA
Teen FictionAretha yang selalu terlihat ceria ternyata menyimpan banyak luka yang selalu dia sembunyikan. "Biar orang lain melihatku sebagai gadis yang ceria saja, jangan sebagai Aretha yang menyedihkan." -Aretha Khanza Pradipta Tapi sepintar apapun Aretha men...