Ketika Agam dan Aretha sampai di Caffe langsung disambut celetukan dari Adrian.
"Pasangan LoveyDovey nya SMA Garuda dateng nih." Celetuknya
"Apaan sih lo Yan? Gak jelas banget!" Ucap Aretha kesal.
"Semua orang juga tau kali lo sama Agam udah kaya surat sama prangko, dimana ada Agam disitu ada Aretha." Ucap Adrian santai.
"Udah Tha gak usah didengerin kaya gak tau aja tuh mulut si Adrian kaya gimana." Ujar Agatha
"Ada benernya sih ucapan Adrian" Agra menjeda sebentar ucapannya "Maksud gue kalian berdua kan kemana-mana selalu berdua, kenapa gak pacaran aja?" Sambungnya.
Agam termangu mendengar ucapan Agra sebelum akhirnya dia sadar bahwa topik yang mereka bahas sangat sensitif untuk Aretha.
"Udahlah lagian gue sama Aretha nyaman kok sahabatan" jawab Agam "Ngapain juga bahas gue sama Aretha. Kalian udah pada pesen makanan belum? Gue panggil pelayan ya." Agam berusaha mengalihkan pembicaraan.
Aretha melirik ke arah Agam, dia tau Agam tak mungkin membuatnya kecewa. Dalam hati kecilnya Aretha juga ingin menjadikan Agam sahabat kecilnya itu lebih dari sekedar sahabat. Aretha tidak buta, ia tau semua perlakuan Agam untuknya selama ini atas dasar kasih sayang yang lebih dari sekedar sahabat.
Suasana yang tadi terasa mencekam menjadi lebih tenang setelah datang si bawel Tiara dan disusul oleh kedatangan King of SMA Garuda siapa lagi kalau bukan Abrisam Bramasta.
Semua mata yang berada di meja itu langsung mengarah pada Abrisam yang datang dengan pakaian santai namun terlihat sangat modis.
Abrisam merasa risih ditatap seperti itu oleh teman-temannya. "Ngapain sih ngeliatin gue sampe segitunya?" Tanya Abrisam dingin.
"Wiihh kalem bro, mending lo duduk dulu dari pada langsung bikin kita jadi beku sama sikap lo yang dingin" Ujar Adrian sambil menarik kursi di sebelahnya untuk Abrisam duduki.
Abrisam langsung menatap Adrian tajam.
"Iyaa maaf kan gue lagi becanda" kata Adrian.
Semua menertawakan Adrian yang kelihatan takut ditatap seperti itu oleh Abrisam."Ngerasa ada yang kurang gak sih?" Tanya Aretha disela-sela tawa mereka.
"Kurang gimana Tha?" Tanya Tiara
"Makanannya yang kurang" Kata Agra
"Pikiran lo makanan mulu" Arsen menoyor kepala Agra.
"Oh iyaa!! Fira mana?" Tanya Aretha dengan cepat.
"Eh iya, si cantik kalem kemana ya?" Tanya Adrian
"Tadi gue liat dia di toko roti" jawab Abrisam masih dengan tanpa ekspresi.
"Lah terus kenapa ga lo ajak kesini Juned?" Gemas Adrian.
"Males." Jawabnya singkat.
Semua temannya menghembuskan nafas pasrah mendengar jawaban singkat dari Abrisam.
"Dasar ya manusia kutub, susah emang." Kesal Agatha.
Mereka melanjutkan acara kumpul mereka dengan sesekali Adrian melontarkan leluconnya.
Sampai waktu menunjukan pukul sepuluh malam, mereka semua pulang kerumah masing-masing.Setelah menempuh perjalan yang hanya membutuhkan waktu 20menit Agam dan Aretha sampai dirumah Aretha yang besar namun seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Bagamana tidak, rumah yang besar itu hanya diisi oleh tiga orang saja. Walau kadang sesekali Agam menginap di rumah Aretha.
"Tha sudah sampai." Ucap Agam pelan sambil mengusap kepala Aretha "Turun yuk, ayah pasti menunggu." Ajak Agam. Namun Aretha tetap tidak bergeming dari tempatnya.
Aretha memperhatikan rumahnya yang tampak sepi seperti tidak berpenghuni.
Setelah kepergian bundanya Aretha merasa kesepian, ayah sering pulang malam dan keluar kota untuk mengurus pekerjaan. Dia pernah meminta kepada ayahnya untuk pindah kerumah yang lebih kecil saja, namun ayahnya menolak dengan alasan "Rumah ini kan banyak kenangannya sama bunda, kamu gak sedih kalau rumah ini dijual?". Menurut Aretha jika terus tinggal disini malah semakin membuat dia merasa semakin sedih karena setiap sudut dari rumah ini mengingatkannya kepada bunda.
Genggaman tangan Agam membuat Aretha kembali tersadar. "Kamu ngelamun ya Tha?" Tanya Agam yang menyadari raut wajah Aretha.
"Malam ini aku nginep deh, biar kamu gak kesepian." Ucapnya lagi.
"Kan belum bilang tante kalau kamu mau nginep, nanti dimarahin gimana?" Tanya Aretha.
"Mama gak bakal marah kok Tha, ayo masuk ini udah malem gak enak kalau kita ada diluar." Ujar Agam.
Aretha dan Agam memasuk rumah besar itu, diruang tamu Malik sedang menunggu kedatangan putrinya.
"Tumben sampe semalem ini Gam." Katanya saat Agam menyalami tangan Malik.
"Maaf om tadi terlalu asik ngobrol sampe lupa udah malem" Jawab Agam seadanya.
"Ya udah kamu masuk kamar sana ini udah malem" Titah Malik kepada putrinya itu.
"Iya yah Aretha istirahat dulu" ucapnya "Oh iya malem ini Agam nginep dirumah kita, boleh kan yah?" Kata Aretha.
"Kamu mau nginep Gam? Sudah bilang mama mu?" Tanya Malik
"Iya om, nanti Agam telpon mama" jawabnya
"Ya sudah kalau gitu kalian istirahat sana" Ucap Malik.
"Good night Ayah." Ucap Aretha sambil mencium pipi Ayah nya.
"Agam istirahat ya dulu ya om." Pamit Agam
"Iya om juga mau tidur udah ngantuk, lagian gak baik kalau begadang." Kata Malik sambil berdiri
"Iya om." Jawab Agam.
Aretha masuk kedalam kamarnya medudukan bokongnya diatas kasur berukuran queen size. Akhir-akhir ini dadanya sering sakit. Aretha berfikir besok ia akan pergi ke dokter untuk mengecek kesehatannya.
•••
Huhuu😭 baru bisa ngelanjutin lagi ceritanya.
Semoga suka ya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA
Teen FictionAretha yang selalu terlihat ceria ternyata menyimpan banyak luka yang selalu dia sembunyikan. "Biar orang lain melihatku sebagai gadis yang ceria saja, jangan sebagai Aretha yang menyedihkan." -Aretha Khanza Pradipta Tapi sepintar apapun Aretha men...