SOUNGGA KINGDOM, 1720
Seorang pria tengah merebahkan diri di atas tanah beralaskan rumput. Kedua matanya memejam erat, menikmati semilir angin yang menerpa wajah tampannya.
Di saat kesibukan nyaris menyita seluruh waktunya di setiap hari, bersantai seperti sekarang ini menjadi pelipur lara baginya.
Pria itu bukanlah orang biasa, melainkan seorang putra mahkota kerajaan yang kelak akan naik tahta guna menggantikan sang raja. Pangeran Alcander Cirrilo Soungga, namanya. Pria dewasa yang tahun ini tepat menginjak usia 28 tahun.
Sebagai seorang pangeran, dia terbilang memiliki sifat yang sombong. Sangat pemilih dalam hal bergaul, hanya orang-orang keturunan bangsawan yang dia izinkan berada di sekitarnya. Tak segan-segan memecat pelayan yang tak dia sukai. Hidupnya penuh dengan harta berlimpah yang sering dia gunakan untuk berfoya-foya, menunjukan kekuasaan yang dia miliki sebagai pewaris tahta.
Semua barang yang dia gunakan jelas berkualitas terbaik. Tak mungkin dia sudi mengenakan pakaian sederhana dan terlihat murah. Terlihat elegan, berkharisma dan gagah adalah moto hidupnya.
Disamping sifatnya yang menyebalkan karena sifat sombong serta mulut pedasnya yang mengalahkan bon cabe level 30, dia memiliki paras tampan yang mampu membuat jantung para gadis salto hingga ke lambung, saat bertatap muka dengannya. Dia memiliki senyuman menawan yang mampu membuat para gadis menjerit histeris. Namun, dengan mudah kata-kata pedasnya sangat mampu membuat para gadis yang terbang melayang dihempaskan ke bawah dengan sekali hempasan. Dia sangat mampu mematahkan hati para gadis hanya dengan satu kata penolakan yang meluncur dari bibir seksinya.
Jika ada yang mengira dia tipe pria yang senang tebar pesona ke sana kemari dan sering bergonta-ganti pasangan, maka perkiraan itu salah besar. Terlepas dari betapa beruntung hidupnya karena memiliki paras dan lekuk tubuh sempurna, serta status tinggi yang jelas tak mungkin bisa digapai sembarang orang, dia tipikal pria yang setia.
Dia memiliki seorang tunangan yang sangat dia cintai sepenuh hati. Aniq Azalia Queena, nama sang tunangan. Dia bukan seorang putri kerajaan, namun statusnya tetap terpandang karena darah biru mengalir dalam tubuhnya. Dengan kata lain dia adalah keturunan bangsawan.
Alcander tidak seorang diri menikmati indahnya pagi ini di taman belakang istana, dia tengah bersama sang pujaan hati. Menjadikan kedua paha tunangannya sebagai bantalan, Alcander tampak menikmati elusan lembut yang diberikan sang tunangan di kepalanya.
" Alca ..."
Suara lembut nan merdu milik Aniq mengalun, mengundang kedua mata yang sejak tadi terpejam, kini terbuka sempurna.
" Hmmm ..." gumam Alcander, memberikan respon.
" Sampai kapan hubungan kita seperti ini?"
Alcander mengernyitkan dahi, fokus menatap wajah tunangannya yang tampak masam, berbanding terbalik dengan wajah Alcander yang secerah cuaca pagi ini.
" Apa maksudmu?" tanyanya, meminta penjelasan.
" Sudah hampir 5 tahun kita berstatus sebagai tunangan, sampai kapan kita harus berstatus seperti ini?"
Alcander mengulum senyum, mulai memahami arah pembicaraan lawan bicaranya.
" Kau sudah tidak tahan ingin segera menjadi istriku?" tabaknya, dan siapa sangka Aniq tak memungkiri. Dia mengangguk tanpa ragu.
" Ya, aku ingin kita segera menikah." Sahutnya.
Alcander mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah cantik sang tunangan, menariknya agar menunduk semakin mendekat ke arahnya, lantas sebuah kecupan panjang dia berikan di bibir sang tunangan yang kini merona hebat.
YOU ARE READING
MY DOG IS A CROWN PRINCE
FantasyChapter sudah dihapus karena pindah ke Dreame/Innovel Alcander merupakan seorang putra mahkota dari sebuah kerajaan di abad ke-18. Hidupnya berubah total setelah terkena kutukan yang merubah dirinya menjadi seekor anjing. Ketika dirinya terlempar k...