MY DOG 05

355 37 3
                                    

Ane panik mendapati darah tak hentinya keluar dari hidung anjing kesayangannya.

" Kamu kenapa sih mimisan terus? Pasti kedinginan ya karena kelamaan mandinya?" tanya Ane seolah dirinya mampu berkomunikasi dengan sang anjing yang dia beri nama Dipsy.

" Ini semua gara-gara kau." sahut Alcander. Dia tak melakukan perlawanan apa pun ketika Ane dengan telaten mengelap darah dari hidungnya dengan tissue.

Sebenarnya ini pengalaman terkonyol yang pernah dialami Alcander sepanjang hidupnya. Untuk pertama kalinya merasa beruntung karena kondisinya dalam wujud seekor anjing, jika dia dalam kondisi tubuh aslinya sebagai seorang putra mahkota yang terhormat, tentunya dia akan malu bukan main.

" Kenapa aku terjebak dengan gadis bodoh ini? ini gara-gara Yang Mulia Raja. Aku pasti akan membunuh raja tak berguna itu jika tubuhku sudah kembali seperti semula."

" Tapi ... jika aku kembali ke wujud asalku, bagaimana caranya kembali ke Soungga Kingdom? Tempat ini pasti bukan wilayah kerajaanku."

Alcander yang sedang melamun itu, tersentak kaget saat Ane tiba-tiba mengangkat tubuhnya dan membenamkan dirinya ke dalam pelukan gadis itu.

" Selesai. Akhirnya darahnya berhenti." Ane memekik girang sembari dengan gencar menciumi wajah si anjing. Dia tak tahu saja Alcander tengah menegang sempurna dengan wajah yang memerah menahan malu.

" Gadis ini tidak tahu malu. Jika aku sudah kembali ke tubuh asalku, aku pasti menghukumnya seberat mungkin."

" Beraninya dia mencium wajahku. Aku ini putra mahkota yang terhormat. Jangan menyentuhku sembarangan."

Gerutu Alcander dalam hati yang didengar Ane sebagai gonggongan anjing biasa.

Guk ... Guk ... Guk ...

Tubuh anjing itu menggeliat gelisah meminta dilepaskan.

" Kenapa sih kamu berontak melulu tiap kali dipeluk?" tanya Ane masih tak mau melepaskan tubuh mungil Alcander.

" Kayaknya bakalan butuh waktu lama buat ngejinakin kamu. Tapi gak apa-apa, lambat laun kamu pasti jadi jinak."

" Jangan bermimpi. Sampai kapan pun aku tidak akan menjadi anjing jinak."

" Hei ... sebenarnya aku bukan anjing. Aku ini seorang pangeran!!" teriak Alcander jengkel bukan main.

" OK ... OK ... aku turunin." Ucap Ane karena si anjing tak hentinya menggonggong dan semakin kencang seiring eratnya Ane memeluknya.

Ane menurunkan anjing itu, meletakannya dengan perlahan di kasurnya.

Ane sendiri bergegas mengganti handuk kimononya dengan piyama tidur. Lantas ikut bergabung bersama Alcander di atas ranjang. Merebahkan diri sembari mendekap tubuh Alcander agar merapat padanya. Meskipun anjing itu terus menggeliat, Ane tak peduli. Dia hanya ingin tidur sambil memeluk Dipsy kesayangannya.

" Dipsy ... aku seneng banget deh ada kamu disini."

" Berapa kali sudah aku katakan, namaku bukan Dipsy. Alcander ... itu namaku."

Ane mengusap puncak kepala si anjing penuh sayang. Ane sendiri heran kenapa bisa dia sesayang itu pada si anjing padahal sebelumnya dia belum pernah memelihara hewan apa pun. Biasanya yang dia peluk jika hendak tidur adalah koleksi boneka yang dia tinggalkan di kampung halamannya. Dan Alcander yang malang kini menjadi pengganti boneka-boneka itu.

" Dipsy, sebelum ada kamu, aku ngerasa kesepian banget di sini. Gak ada temen, gak ada kenalan. Ini pengalaman pertama aku datang ke Jakarta."

Ane menceritakan keluh kesahnya pada sang anjing, meski menurutnya anjing itu tidak akan memahami ucapannya, Ane tak peduli. Dia hanya sedang resah dan hanya anjing ini yang bisa menemaninya.

MY DOG IS A CROWN PRINCEWhere stories live. Discover now