MY DOG 04

329 38 8
                                    

Ane dan Edo tengah asyik menyantap makanan mereka dalam keheningan, setelah heboh dengan masalah mengganti nama untuk sang anjing peliharaan yang dari Lala akhirnya berganti menjadi Dipsy, kini keduanya tengah terhanyut dalam lezatnya makanan yang mereka kunyah dalam mulut.

Sesekali Ane mencuri-curi pandang ke arah Edo, sosok pria baik hati yang diam-diam dia taksir. Dibalik sikap tenangnya, sebenarnya gadis itu tengah berperang dengan dirinya sendiri terutama kerja jantungnya yang tengah berada di luar kata sehat. Jantung malang itu tengah berdentum cepat hanya karena di seberang meja duduk pria yang dia sukai sejak lama.

" Ane ..."

Ane tersentak kaget hingga sendok di tangan nyaris melayang ke arah si pemilik suara ketika Edo tiba-tiba memanggil namanya.

" I ... iya kenapa kak Edo?" tanyanya gugup.

" Kamu kenapa kayak yang kaget gitu? Ketahuan lagi ngelamun."

Ane salah tingkah, oh haruskah dia mengaku barusan tengah berfantasi membayangkan andai saja setiap hari dirinya bisa makan bersama Edo seperti saat ini? Nyatanya dia tak berani mengatakan yang sejujurnya.

" Aku gak ngelamun kok, kaget aja tiba-tiba kak Edo ngajakin ngomong." Jawabnya.

" Oh kirain kamu ngelamun karena mikirin cowok yang kamu taksir."

Seketika Ane tersedak makanan yang sedang dia kunyah hingga membuat nasi di mulutnya berhamburan keluar. Alcander yang melihat itu memutar bola matanya, sedangkan Edo terkekeh geli sembari menyodorkan segelas air. Cepat-cepat Ane menerimanya dan meneguk airnya sampai habis dengan sekali tegukan.

" Jangan-jangan kamu udah punya pacar ya, An?" tanya Edo lagi di saat Ane sedang sibuk mengusap-usap dadanya.

" Nggak. Aku gak punya pacar. Kok kak Edo tiba-tiba nanyain soal pacar?"

" Pengen tahu aja." sahut Edo, Ane menanggapi dengan ber-oh panjang.

" Oh iya, kabar Anisa gimana?"

Ane menegang di tempat, akhirnya nama sang kakak yang jadi alasan dirinya dekat dengan Edo keluar juga dari mulut pria itu. Dia memaksakan tersenyum meski sebenarnya hatinya sedikit risih. Ane mengangguk masih disertai senyum lebar, sayangnya hanya senyum palsu.

" Baik. Kak Anisa dan tunangannya akan segera menikah. Kalau gak salah, dua bulan lagi." Ane memicingkan mata, menelisik raut wajah Edo yang tiba-tiba tertunduk lesu saat membicarakan tentang kakak perempuan Ane yang akan menikah.

" Oh gitu ya, syukur deh akhirnya mereka menuju jenjang yang lebih serius. Aku ikut seneng dengernya."

" Kak Edo masih suka sama kak Anisa?" tanya Ane polos, tak peka saat melihat raut wajah Edo yang semakin menegang.

Pria itu menggeleng sebagai jawaban. " Udah nggak. Anisa itu mungkin bukan jodohku. Lagian aku udah punya Kiran sekarang."

Giliran Ane yang menegang, kenyataan pahit lain yang harus diterima Ane dengan lapang. Pria bernama Edo ini sepertinya sampai kapan pun tidak bisa dia miliki. Ane menghela napas panjang sebelum berpura-pura memasang senyum lagi.

" Kak Edo sama Kiran serasi deh. Kiran juga cantik banget."

" Ngomong-ngomong soal Kiran." Sela Edo membuat Ane mengatupkan kembali mulutnya yang terbuka. " Minggu depan ulangtahun dia. Kamu dateng ya."

Ane membulatkan mata. " Tapi aku gak diundang sama Kiran, kak."

" Ini aku yang undang. Nanti kita berangkat bareng aja."

Ane menggigit bibir bawah, sebenarnya dia enggan untuk datang ke pesta itu. Dia baru beberapa kali bertemu dengan Kiran dan menurut sudut pandang Ane, gadis itu sama sekali tak menyukai dirinya. Aura permusuhan dan tatapan sinis itu selalu dilayangkan Kiran padanya. Bahkan pagi ini gadis itu memarahinya habis-habisan di saat atasannya saja memaklumi.

MY DOG IS A CROWN PRINCEWhere stories live. Discover now