a progress

9 1 0
                                    

-katakan pada Dunia kita butuh sejuknya angin untuk menghapus air mata yang turun kemarin, besok, atau lusa. Dan jangan lupakan Tuhan memberi cobaan karena kita adalah hamba yang terpilih dan kuat-
•••


"Tuhkan kak anak-anak pada ngeliatin"

Memang sedari Noah dan Bianca turun dari motor banyak pasang mata yang melihat kearah mereka.

Bianca pikir mereka melihat Noah yang seperti biasanya, terlihat tampan?, tetapi lama-lama banyak bisikan yang membicarakan Noah dan dirinya.

Noah menunduk melihat wajah Bianca, "Urusannya apa?"

"Gue risih lah, makanya lo duluan aja sana jalannya"

"Biarin nggak usah didengerin"

"Gue punya kuping kak"

"Lagian mereka nyindir gue juga tuhh, iya deh gue maklum gue ini kan lagi jalan bareng sama anggota futsal yang famous pake banget plus anak silat tapi nggak gitu juga kali nyindirnya. Kaya bukan nyindir ih, frontal banget" Bianca berdecak. Memang ya susah jadi orang tampan dan terkenal.

"Jangan dimasukin hati"

"Gue orang nya baperan tau!"

Noah tersenyum, "Tapi kalo sama gue kenapa nggak baper-baper?"

Bianca berhenti tiba-tiba, mendongak untuk melihat wajah Noah. Ah lagi-lagi wajah yang dihiasi senyum itu membuat Bianca muak.

"Kenapa?" Noah kembali menggenggam tangan Bianca dan terus jalan melewati koridor serta kelas per kelas.

"Besok nggak usah jemput gue lagi awas lo"

"Kalo nggak ada halangan tetep gue jemput kok"

"Kakkkkkk"

"Yes i'm? What again hm? Lo mau jadi pacar gue?" Noah tertawa melihat wajah Bianca yang pias menahan amarah itu.

"Kok lo receh si makin nyebelin ah"

"Receh nggak receh lo tetep aja kaya gini bi"

Bianca mengernyit, "Kaya gini?" tanyanya.

Noah mengangguk lalu menggeleng, "Nggak usah dipikirin"

"Oh iya nanti istirahat makan di kantin ya"

Bianca menggeleng keras, "Nggak"

Kenapa Noah mengatakan 'makan di kantin?. Selama ini Bianca memang selalu istirahat di dalam kelas atau paling jauh ia akan beristirahat dan makan di taman belakang sekolah.

Bukan karena kantin adalah tempat yang ramai dan Bianca adalah anak yang introvert. Hanya saja Bianca tidak suka makan-makanan kantin, menurutnya semua menu tidak cocok dengan dirinya kecuali air mineral.

Taman belakang sekolah juga cukup ramai walaupun tak seramai kantin, biasanya diisi oleh anak-anak yang mengikuti eskul menari atau anak-anak yang tidak suka kebisingan.

Setelah mendengar penolakan Bianca, Noah hanya mengangguk. Dia tidak boleh memaksa.

"Yaudah nggak apa. Pulang nanti tunggu gue ya, gue mau isi kehadiran eskul buat nanti sore biar nggak ribet"

Bianca mengangguk dan memasuki kelas. Begitupun Noah yang sekaramg sudah memasuki kelasnya.

Dia duduk di kursi ketiga dari lima barisan. Sedangkan teman sebangkunya sudah menduduki kursi sebelahnya namanya Raihan, kursi keempat diduduki oleh Kenan dan Bara.

"A progress bro, temen kita udah bisa berangkat bareng sama gebetannya" ucap Kenan.

Sedangkan Bara hanya mengangguk antusias.

"Belajar Ar, jam pertama kita ada tes fisika sama bu Jihan" kata Raihan tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"DiLab?" tanya Noah.

Raihan menggeleng, "Dikelas, materi"

Noah langsung duduk dan membuka tas hitamnya mengambil beberapa buku Ipa, dimulai dari Biologi, Sains, Fisika pt one, Fisika second, dan banyak lagi.

"Nanti gue nyontek ya Ar" kata kenan melirik Noah.

"Nggak"

"Gue udah belajar tapi cuma sedikit"

"Belajar lagi, masih ada waktu"

"I know but gue nggak ngerti"

Bara yang mendengarnya pun tergelak, "Katanya belajar kok nggak ngerti babe"

"Ya belajar si belajar tapi namanya orang nggak ngerti mau gimana" kenan mendelik tajam.

"Lo nggak serius belajarnya makanya nggak ngerti. Apa yang harus dibanggaiin sama seorang pelajar selain prestasi yang tinggi? Kewajiban lo cuma belajar and nggak disuruh kerja. Lo nya aja yang nggak punya motivasi" Itu Raihan yang bicara.

Kenan yang mendengarnya pun kesal.

"Santai aja. Lo nggak kasih contek pun gue nggak marah kali, bercanda aja gue. Selain prestasi, seorang pelajar juga harus punya tatakrama yang baik, punya kelakuan yang plus dan nggak minus. Harus bisa jaga lisannya, omongan lo tadi nyinggung gue walaupun gue tau niat lo baik buat ngingetin gue. Tapi bisalah di filter lagi omongannya biar rada bagusan dikit" kata Kenan.

"Buat apa, otak kaya tapi hati miskin, bro?" lanjutnya, lalu Kenan segera berdiri dan meninggalkan kelas.

Bara melongo, "Him baper ya guys?"

Noah menggeleng kaku, "Wah banget si Kenan"

"Gue nggak maksud nyinggung dia" kata Raihan.

Noah dan Bara sangat mengerti. Jika begini pasti Kenan ada masalah diluar, kentara dan kecium sudah gelagat dan emosinya.

"Tapi tadi kata-kata nya serius banget. Gue parno woy" kata Raihan.

Ia segera berdiri untuk menyusul Kenan.

Sedangkan Noah dan Bara juga ikut berdiri tapi mereka tidak tahu harus menyusul kemana, hingga--

"Perpustakaan!!!!" terika keduanya.




TBC...
Udah lumayan kenal sama mereka? Jangan lupa vote dan comment.... Stay save every one:3!!!!!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang