slowly, hopefully I can

23 5 1
                                    

Bianca melangkahkan kaki nya kedalam rumah. Dan ia lihat Hilya yang sedang tiduran di atas karpet berbulu yang terletak didepan sisi televisi.

Hilya yang sadar akan datangnya sahabatnya ini lekas bertanya, "Kenapa tuh kak Arga? Malem- malem gini ke rumah lo, tunggu- tunggu lo nggak bikin ulah lagi kan? Yaampunn Ca udah berapa kali gue bilang stop nyakitin hati orang, banyak ulah lo mah, sebel gue sama orang yan--"

"Bacot banget si lo nih makan" ucap Bianca sambil melempar kantong plastik hitam ke sofa dekat Hilya

"Apa nih? Woooh siomay bandung!!!" teriak Hilya

Segeralah Hilya membuka plastik siomay dan menaruh nya di piring kecil. Tak lupa memakan nya dengan hikmat.

Sedangkan Bianca langsung melangkah kan kaki nya menuju tangga yang menghubungkan ke kamar nya.

Bianca duduk di sofa kecil berbulu dekat balkon dan mengeluarkan benda pipih bewarna hitam pekat dari saku nya.

Biancav: Makasih kak Noah siomay nya. Lo nggak perlu kaya gini lagi oke? Ini tahun kedua lo tetep berjuang buat gue, tapi sampe saat ini hati gue belum tersentuh sama sekali, sebenernya gue juga nggak mau kaya gini. Kenapa saat Tuhan kirim orang setulus lo di hidup gue, gue malah bodoamat an, yaaa persis banget lah gue itu kaya orang bego sedunia. Gue nggak maksa lo buat tetep berjuang atau nyerah, gue cuma minta lo untuk nggak berlebihan kaya tadi... Makasih banyak.

Bianca diam sejenak sampai dia berdesis,"Ssh benci banget gue sama diri gue sendiriii"

Ting....

Noahv_: sama- sama, gue pilih untuk tetap berjuang. Yang penting lo jangan coba menjauh dari gue, selamat malam Bianca nya Noah Arga

Bianca tersenyum saat membaca pesan dari Noah. Bukan, bukan senyum tulus melainkan sebuah seringaian kecil.

"Sikap gue nggak akan pernah mengubah keadaan, gue benci atmosfer putih abu abu"

Fyi, kembali ke ruang tamu di rumah minimalis Bianca.


"Hilyaaa!!!!! Gue bener-bener nggak abis pikr sama jalan pikiranya kak Noah ko bisa ya dia tetep ngegangguin gue, harus berapa kali gue bilang gue nggak suka sama diaa" Bianca mencak-mencak kesana kemari, sungguh rasanya Bianca ingin menghancurkan guci-guci yang ada dirumahnya saat ini.

Sedang Hilya yang melihat Bianca hanya diam dan terus menikmati siomay nya

"Lya gimana ya cara biar gue bisa lepas dari kak Noah, jujur gue ilfeel bahkan capek"

"Lya?"

"Iya Lya iya makan aja terus sampe bego, gue mah ngomong sama angin aja udah cukup kok"

Hilya meringis kemudian, "Ya gimana ya. Orang-orang juga kalo liat kak Arga pasti mikirnya dia itu aneh, nggak tau malu, emm bodoh juga? Emang sih orang yang lagi jatuh cinta, mata nya jadi buta, telinga nya jadi tuli, otak nya jadi bodoh, semangat nya justru membara"

"Maap-maap aja ni ya Ca gue ngomong nya alay dikit, ya karena menurut gue ka Arga bukan nya cuma 'suka sama lo" lanjut nya

Bianca mengernyit, seolah bertanya 'what do you mean?

"Yaa kak Arga udah di tahap cinta, barang kali?" kata Hilya ragu-ragu

****

Esok hari nya Bianca dan Hilya sudah siap dengan seragam masing-masing, banyak yang terjadi tadi malam.

Mulai dari Noah yang tiba-tiba datang ke rumah nya dan Hilya yang menangis meraung raung di jam 23.45, karena mendapat kiriman foto sang pacar sedang kencan dengan kakak kelas di sekolah mereka.

"Lo udah nggak papakan?"

Hilya mengangguk lemah, "Alah palingan juga seminggu lagi gue dapet pacar baru, liat aja nanti lo Rion arghh"

Bianca berdecih, apa-apaan ini. Belum genap 24 jam Hilya menangis sekarang ia malah menganggap angin lalu.

"Brengsek"  gumam Bianca, tentunya masih bisa didengar oleh Hilya.

"Enak ajaa. Yang brengsek tuh si Rion, gini-gini gue nggak pernah selingkuh gue selalu ngehargain orang apalagi hubungan, nggak kaya lo"

Bianca mengalah dan segera berjalan menuju depan rumah sambil menunggu sopir nya memanaskan mobil.

Pak Tono-sopir nya, "Mbak Bi, itu ada laki-laki yang nunggu di deket mobil kayaknya mau jemput deh" katanya.

"Jemput? Jemput siapa pak?"

Pak Tono menggeleng, "Saya nggak tahu mbak mungkin jemput mbak Hilya, saya nggak tanya tadi"

Sudah tahu siapa yang ada dirumah nya Bianca berdecak sebal, Noah lagi?

Noah tersenyum hangat.

"Pagi Bi, berangkat bareng?"

"Not satisfied, what else do you want? Huh"

Masih tetap tersenyum Noah memberikam helm untuk Bianca, "Berangkat sekolah bareng gue"

"Gue nggak mau"

Noah menunduk perlahan.

"Kenapa emangnya?"

"Hnggh?", Bianca bingung ingin menjawab apa, iya ya apa salah nya?.

Akhirnya Bianca menunjuk Pak Tono, "Gue ada sopir, jadi bareng sopir"

"Kita sama-sama berjuang, boleh Bi? Liat gue Bi, nggak apa sehabis itu lo mau maki-maki gue lagi tapi seenggaknya lo liat gue sekali aja. Sorry if the impression was forced"

Dan berakhir Bianca luluh. Berangkat bersama Noah memang nggak ada salahnya, dan Hilya tentu berangkat diantar dengan Pak Tono.




Tbc...
Fyi guys, Bianca emang panggil si Noah
"Kak Noah"
Atau
"Noah"

Sedangkan teman-temannya dan keluarganya memanggil
"Kak Arga"
Atau
"Arga"

Makasih sudah baca.... Vote dan komen yaa, sehat selalu dan semoga kita semua dihindarkan dari wabah virus corona. Selamat berlibur semuaa hahahaha❤

Our WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang