Sabtu, 15 Juni 2019
23.48 WIB
___________________________________________Aku tidak tahu harus berkata apa, tapi aku akui senang melihatmu akhirnya kemari. Ku pikir kau sudah tak peduli. Ternyata aku keliru. Aku benci semua pikiran burukku tentangmu. Semua yang perlahan muncul di kepala ini justru bumerang bagiku. Memikirkan yang tidak seharusnya tidak dipikirkan sungguh sangat menyita energi, bahkan seringkali menekan batin.
Haha, lupakan. Yang penting, kamu sudah ada di sini. Tapi, aku tetap saja menjadi aku yang takut untuk memulai obrolan denganmu. Aku mengaduk secangkir teh dengan sesekali tersenyum. Apalagi kalau bukan karena mu? Sungguh, aku menikmati lamunanku di pagi itu. Entah karena terlalu lama melamun atau memang karena sihir mu, hingga aku tak menyadari bahwa ternyata kamu sudah duduk di kursi yang tak jauh dari tempatku berdiri.
Aku bingung harus bagaimana, ingin menghampirimu tapi dengan cara apa? Bertanya datang jam berapa? Atau sekadar menanyakan kabarmu bagaimana? Jantungku, aku mohon berdamailah denganku, jangan terlalu cepat berdegup karena akupun tidak suka posisiku. Jangan paksa kakiku untuk melangkah ke sana karena itu sangat sulit untukku. Berkali-kali tubuhku berusaha untuk menolak apa yang aku ingin. Kedua kaki kuperintahkan untuk tetap diam, tapi akhirnya mereka kalah dengan apa mauku.
Badanku gontai melangkah ke arahnya. Perintah damai yang kutujukan pada jantung ini seolah hanya dianggap angin lalu karena sekarang ia semakin berlompatan dengan arah tak tentu. Sepuluh langkah terasa sangat panjang bagiku. Saat tiba di depanmu aku diam mematung. Hanya memandangimu yang sedang asik dengan kunyahan demi kunyahan.
"Hei, kau kenapa?," aku tahu aku aneh.
"Bu..bukan apa-apa. Enak?' ingin aku merutuki diriku sendiri. Pertanyaan macam apa yang barusan aku lontarkan itu?
" Haha enak! Mungkin karena aku kelaparan."
Aku menghela napas mendengar jawaban yang ku pikir akan keluar dengan kalimat dingin.
"Mau ku ambilkan minum?" Haha. Bahkan aku sendiri tidak percaya akan seberani itu menawarkan.
"Wah, boleh boleh."Memang sederhana, tapi aku menyukainya. Terserah jika ada yang menyebutnya berlebihan karena memang jujur itu yang aku rasakan. Mungkin ku rasa, hari itu aku telah berhasil mematahkan pendapat orang-orang di luar sana yang menyebutmu kaku. Aku berhasil membuktikan bahwa kamu memang menyenangkan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Assalamu'alaikum!
Yeayyy...akhirnya publish juga tulisan ke empat ku ini. Setelah beberapa hari sempat ku tunda gara-gara sibuk rebahan di rumah. Haha :)
Semoga kalian suka yaa.Terima kasih banyak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu Canda
RandomSebuah tulisan abstrak, berisi tentang kegelisahan-kegelisahan seorang gadis yang sedang mencari jawaban atas segala teka-teki dunia. Menerjang carut-marut kehidupan, dan mengikuti aliran takdir yang menghanyutkan. Dunia seolah menawarkan sejuta can...