Senin, 12 Maret 2018
15.30 WIB
___________________________________________Tidak ada yang lebih indah daripada melihat banyak buku berbaris rapi sesuai dengan tiap kategori.
Tidak banyak orang yang berminat ke sana, jika bukan karena tuntutan mengisi daftar pustaka.
Tidak terdengar suara berisik, terlebih lagi sesuatu yang mengusik.
Sangat menenangkan, dan membuka banyak pikiran.Tiba di lantai atas bernomor ganjil, ku langkahkan kedua kaki menyusuri rak-rak yang berjajar. Sepasang mataku tak henti-hentinya menyapu setiap judul buku di depanku. Perlahan bergerak ke kanan, mengikuti alur penomoran kategori buku yang ku cari. Ada banyak judul yang sesuai dengan tema referensi ku, tapi bukan itu semua yang ku cari. Nihil.
Akhirnya ku putuskan untuk mencari di lantai ganjil setelahnya. Baru saja beberapa langkah, mataku melihat ada dua orang teman yang sedang sibuk dengan laptop masing-masing. Salah satu dari mereka sepertinya sudah mengetahui keberadaan ku, tapi sedetik setelah aku menyadarinya, dia memalingkan muka dan pura-pura sibuk dengan buku di samping laptopnya. Ku dekati meja mereka yang berada di tengah ruangan.
'Hai, sedang mengerjakan tugas PPT untuk besok?', akhirnya aku menyapa mereka.
'Eh Hai! Ya, begitulah. Kau sendiri, baru sampai jam segini?', temanku yang lain menjawab.
'Hehe iya, aku cuma sebentar.' Memang sebenarnya ini bukan waktu yang panjang untuk mengerjakan tugas karena pasti akan terpotong maghrib.Aku duduk bergabung dengan mereka setelah aku berhasil mendapatkan buku yang ku cari. Ah, dia masih saja pura-pura tidak melihatku. Padahal aku duduk tepat di depannya. Tapi aku tidak terlalu mempedulikannya, saat itu. Beberapa menit kemudian akhirnya pun aku bertanya soal tugas kepada mereka berdua, dan dia juga menjawab dengan panjang lebar. Jadi, ku pikir tidak ada yang aneh kan?
Salah satu buku yang ku ambil dari rak masih tergolong terbitan baru. Bahkan saat aku buka lembarannya, aroma khas menyerbak. Di cover belakang, memang belum banyak yang menuliskan riwayat peminjaman buku itu.
Tidak henti-hentinya aku terdiam, tenggelam dalam bacaan ku, kalimat demi kalimat. Memang waktu seolah berjalan lebih cepat saat kita membaca apa yang kita suka. Dan benar saja, tidak lama adzan maghrib berkumandang.
Aku tersadar akan waktu, tapi karena aku sedang ada tamu jadi tidak terlalu khawatir. Berbeda dengan dia yang tergesa-gesa memasukkan buku dan laptopnya. Aku hanya melirik dan mencoba memakai caranya tadi, pura-pura tidak melihat. Temanku yang satu lagi masih tetap mengetik dan fokus mengerjakan tugas. Saat dia sudah memakai tas ransel, aku yang penasaran akhirnya bertanya padanya, 'Eh, kok buru-buru gitu? Mau kemana?'
'Aku harus ke suatu tempat. Gapapa kan aku duluan?'
'Ohh, oke. Hati-hati.'
Dia mengangguk, kemudian menepuk pundak teman di sebelahnya, memberi isyarat bahwa dia akan pulang.Aku masih menatap setiap gerakannya. Sepertinya dia sadar aku tidak melepaskan pandanganku sama sekali kepadanya.
'Maf, aku duluan gapapa kan? Maaf yaa'
'Eh, i-iyaaa. Gapapa kok.'
Dia tersenyum dan melangkahkan kakinya menjauh. Aku justru mengernyitkan dahi setelahnya. Sebenernya dia kenapa sih? Dari pertama tadi ketemu jadi aneh banget. Padahal biasanya di kampus juga biasa-biasa aja kalau ketemu. Tapi ya bodoamat juga sih, paling cuma firasat ku aja.Setelah beberapa jam, aku telah menyelesaikan tugas dan memutuskan untuk langsung pulang ke kos yang tidak jauh dari kampus. Sambil rebahan di kasur, aku iseng membuka instagram. Dan tidak sengaja aku melihat postingan dia, baru beberapa puluh menit yang lalu. Seperti postingan teman-teman yang lain, pasti aku baca captionnya. Lagi-lagi aku mengernyitkan dahi. Tulisannya seakan menjawab keanehan-keanehan yang sedari tadi menghantui pikiranku. Apa iya itu untukku? Masak iya dia aneh gara-gara memang salah tingkah gitu?
Haha aku rasa aku terlalu banyak membaca novel hingga sekarang merusak otakku ini. Bisa-bisanya aku berhalusinasi sangat tinggi seperti ini?~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Akhirnya setelah sekian lama bisa ngelanjutin tulisan ini :))
Sebenarnya cukup ragu buat milih lanjutin cerita atau langsung lompat aja. Tapi sepertinya aku gamau ingkar janji buat nulis tentang kamu. Hehe.Makasih banyak buat kalian yang sudah membaca hingga ucapan terima kasih ini. Jangan lupa tinggalin komen dan vote juga yaaa!!
Sampai jumpa lagi :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu Canda
RandomSebuah tulisan abstrak, berisi tentang kegelisahan-kegelisahan seorang gadis yang sedang mencari jawaban atas segala teka-teki dunia. Menerjang carut-marut kehidupan, dan mengikuti aliran takdir yang menghanyutkan. Dunia seolah menawarkan sejuta can...