Saat aku duduk, aurora lari menghampiriku, lalu dia pun duduk di sampingku.
"Awan maaf ya, gara gara aku kamu jadi ditampar sama dihukum."
"Iya gak papa kok santay aja."
"Kamu kuat deh, aku yang lari 3 puteran aja kecapean."
"Jangan suka merendah, kalo dibilang cape mah aku juga cape, cuman karna hukuman aja, jadi aku paksain"
"Kamu haus gak?"
"Lumayan."
"Yaudah tunggu, aku beli air dulu."ujar aurora lalu dia pergi kekantin.
Ternyata aurora baik ya, nyesel aku isengin dia mulu. Aku jadi ingat terakhir kali aku ngisengin dia.
***
2hari yang lalu saat hari sabtu, aku datang lebih awal kesekolah. Kebetulan karna aku sedang makan permen karet, permen karetnya aku lepehin, terus aku tempelin kebangkunya. Gak lama kemudian dia datang terus duduk dibangkunya. Saat sadar ada yang gak beres dari bangkunya, diapun berdiri. Ternyata di celananya nempel permen karet, diapun nengok ke aku yang duduk dibelakangnya dengan mata berkaca kaca.
Nah mulai saat itulah aku sadar, bahwa aku sudah kelewatan ngisengin dia. tapi sebenarnya penyebab aku ngisengin dia tuh dulu saat Awal naik kelas 9 aku kan memang suka sama dia. Cuman aku denger denger dari temen kalo dia tuh sering ngomongin aku dari belakang, itulah penyebab aku iseng, aku ubah rasa sukaku dengan cara jail kedia iseng kedia hingga baru saat ini aku sadar bahwa aku sudah kelewatan.
"Oyy!!" Aurora sambil menepuk pundakku. "nih minumanya"sambil menyodorkan sebotol minuman penyegar.
"Makasih ya, iklas gak nih."
"Ikhlas lah."kami pun meneguk minuman itu hingga tandas
"Kamu abis ini mau kemana."tanya aurora sambil membuang botol minuman ketempat sampah
"Mau kelapangan basket, kan mereka besok ada perlombaan."
"Kamu juga suka basket?"
"Lumayan."sebenarnya aku kurang suka, cuman karena aku masih ingin berduaan dengan aurora, aku jadi berbohong.
"Yaudah ayo!" Ajak aurora
***
Saat bel pulang berdenting.."Mau pulang bareng gak,"ajakku
"Maaf Awan, aku dijemput ayahku. Kamu hati hati di jalan ya"
"Iya sip"
***
Sesampainya di rumah, aku langsung masuk dan lari kekamar sambil loncat loncatan.
"Kok rumah gempa ya,"ujar nenek dalam hati. Saat melihat pintu terbuka"Awann!!"
"Iya nek."
"Kalo masuk bilang salam dulu dong."
"Iya nek lupa, yaudah assalamu'alaikum."
"Wa'aikumussalam, kamu kenapa kok tumben dateng kerumah langsung selonong aja. Biasanya salim dulu kenenek?"
"Lupa nek, Awan terlalu seneng."
"Seneng kenapa."
"Awan jatuh cinta ke temen sekolah nek."
"Cucu nenek udah gede ya, siapa emang namanya?"
"Auroa Nur Langit nek, biasa dipanggil Aurora."
"Gimana ceritanya? Kok kamu bisa suka sama dia."
Lalu aku pun menceritakan kejadian dari awal masuk sampai akhir tadi, tidak lupa juga dengan kejadian hari sabtu, dan tadi dilapangan.
"Oo yaudah bagus kalo kamu akhirnya sadar dan ingin baik kedia."
"Iya nek, sekarang aku udah niatin gak bakal jail, iseng, atau bikin sakit hati dia lagi."
"Yaudah bagus, kalo emang bener kamu cinta sama dia, nenek do'akan yang terbaik buat kamu."
"Iya nek aamiin, makasih ya nek"
"Iya, yaudah kamu salin dulu sono!"
"Iya nek."telah bulat niatku untuk mengakhiri keisenganku ke Aurora. Aku akan mengakhiri keisenganku dan mengawali kebaikanku. Aku niatkan ini adalah awal dari akhir yang buruk.
***
Azan isya pun berkumandang...
Suaranya membuat hatiku tenang, padahal sesaat sebelum adzan hatiku sangat gelisah karena kangen dengan aurora. Aku gak sabar pengen buru buru besok.Saat azan berhenti berkumandang, aku pun turun dari kamarku ketempat wudhu, lalu aku pun melaksanakan sholat isya dengan khusyu.
Selesai solat isya aku pun berdo'a
"Ya Allah, dekatkanlah aku dengan Aurora jika memang dia jodohku ya Allah, tapi kalau bukan, semoga ada yang lebih baik daripada dia ya Allah. Karena engkaulah yang maha membolak balikan hati ya Allah, aamiin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan
Teen FictionNamaku Awan, usiaku 15 tahun, kelas sembilan. Aku di beri nama Awan oleh kedua orang tua ku, oleh sebab itu di saat aku melihat awan, aku seperti melihat diriku sendiri. aku merasa tenang jika sudah melihat awan.