Hari berjalan seperti biasanya kaya anak sekolah pada umumnya, gue masih suka ngutang di kantin, Jihan berusaha cari cara ngedeketin gue sama Surya, Edy yang tetep usil sama Jae, Iyam yang tetep sibuk sama Osis daripada kelas, dan Doni yang masih anteng. Sampai pada hari Jumat, gue denger kabar Surya-Sarah jadian.
"Anjir bahkan ini belum sebulan setelah event loh. Lo seriusan mau cuma jadi temen sama Surya?" Jihan naik duduk di atas jok motornya, kita berdua ngadem di parkiran sambil nunggu anak cowo selesai Jumatan.
"Ya udah sih mau gimana lagi.."
Jihan melongo sama jawaban gue yang terkesan menyerah, "Lo seriusan suka ga sih sama Surya?"
"Ya kan gue yang suka sama Surya, ya gue juga yang kudu nerima keputusan Surya.."
"Punya temen kok tolol banget sih.." Jihan gigit bibir bawahnya kesel sama optimisme gue yang ilang, "Seenggaknya lo ada usaha buat ngambil perhatian Surya, lo pikir Pak Saman dapetin istrinya ga pake usaha apa? Ya udahlah ya, baru pacaran ini nikah mah ga tau sama siapa nanti.."
Bener juga kata Jihan, seenggaknya gue ada usaha buat ngambil perhatian Surya atau gue memperbaiki kualitas diri gue.
Beberapa anggota Dewan Ambalan masuk ke kelas termasuk Sarah untuk menyaring anggota DA yang baru menggantikan mereka, dan gue memutuskan untuk join.
"Di sini ada yang tertarik masuk kepramukaan? Tunjuk tangan" Ka Sigit, pemangku adat gugus Soedirman sudah bersiap mencatat tiap nama yang bersedia masuk kepramukaan. Gue mengangkat tangan gue bersamaan dengan Iyam, betapa kagetnya Jihan ngeliat gue bakal masuk kepramukaan.
Jihan berbisik ke arah gue, "Lo waras kan?" Gue mengangguk mantap.
"Gue emang telat buat masuk osis sama PMR tapi gue ga akan ngelewatin satu organisasi di sekolah gue" Gue melirik keren ke arah Jihan yang masih ga percaya manusia kaya gue join pramuka, "Setelah ini gue bakal ikut perlombaan debat bahasa Inggris, bukan cuma provinsi tapi nasional kalo bisa internasional. Gue juga lumayan bagus di bidang atletik, gue pengen gabung tim nasional lari marathon"
"Demi Surya?"
"Enggak, demi gue sendiri. Dengan cara ini mungkin aja gue menyibukkan diri sendiri sampai lupa sama masalah hati"
"[Y/n] cemungut sayangku!" Jihan menyemangati keputusan dan cita-cita gue. Aw jadi malu🙊
"Siapa namamu?"
"[Y/n]" Ka Sigit menulis nama gue dan Iyam, gue bisa ngeliat senyum sinis dari Sarah ke arah gue. Gak tau kenapa Sarah bisa sesinis itu ke gue padahal dia udah berhasil dapetin Surya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not your ideal type
RomanceAda satu pria yang ku suka, tapi aku bukan tipenya. Bisa tidak status teman ini ditambah kata 'hidup'? Yes, aku ingin menjadi teman hidupmu. [𝘽𝘼𝘿𝙒𝙊𝙍𝘿 𝘼𝙉𝙔𝙒𝙃𝙀𝙍𝙀]