||--✨ um ✨--||

2.1K 153 54
                                    


Daejeon
April 18th 2020

'Hello friend'

Yeonjun menghela nafas-nya berat, surai steelblue nya ia biarkan disapu oleh angin, mata-nya dengan setia memandang lurus kedepan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeonjun menghela nafas-nya berat, surai steelblue nya ia biarkan disapu oleh angin, mata-nya dengan setia memandang lurus kedepan. Terlihat disana rasa kecewa, marah, sekaligus sedih.

Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, menghela nafas-nya kembali kala ia menemukan diri-nya sendiri tersesat di taman kawasan Daejeon- ah Yeonjun sekarang ragu apakah ia masih berada di Daejeon atau sudah berada di kota lain.

Yeonjun memilih untuk terus berjalan dan berjalan tanpa tentu arah, namun sepertinya logika Yeonjun mulai protes dengan tubuh-ya sendiri.

Logika-nya mengatakan kalau ia makin tersesat dan tersesat, bagaimana Yeonjun bisa hidup? Dimana Ia akan bermalam? Bagaimana cara Yeonjun makan dengan kantung yang kosong?

Yeonjun mengerutkan dahi-nya kala ia membenarkan pernyataan logika-nya sendiri. Ia memutuskan kembali menoleh ke kanan dan kiri.

Tak sengaja iris hitam kelam-nya berpas pas-an dengan sepasang iris cokelat tua yang indah sekaligus elegan.

Pemilik iris cokelat itu memalingkan wajah, rambut hitam nya tetap rapih meskipun angin tengah menyapa-nya. Yeonjun berkedip beberapa kali sebelum menyadari bahwa sorot mata pemuda itu sama dengan-nya,

kosong.

Yeonjun menghampiri pemuda itu, kebetulan dirinya sudah sangat kelelahan karena berjalan tak tentu arah, dan kursi yang diduduki pemuda itu masih mempunyai ruang kosong untuk dirinya duduk.

"Hei" Yeonjun menepuk pundak-nya, membuat si empu terkesiap dan menyapa balik si pemilik surai steelblue itu,

"Siapa namamu?" Tanya Yeonjun, ia memandang si pemilik iris cokelat itu dengan penuh minat, entah kenapa dengan suatu persamaan kecil Yeonjun bisa sangat tertarik dengan pemuda disamping-nya,

"Eum... Bukankah berbahaya untuk memberi tahu nama kita kepada orang asing?" Jawab sosok itu, menatap Yeonjun dengan tatapan heran, iris cokelat-nya terlihat lebih hidup dari sebelum-nya.

"Bukankah tak sopan untuk menjawab pertanyaan seseorang seperti itu?" Kata Yeonjun, ia berusaha untuk mempertahankan suara-nya dengan selembut mungkin, tak ingin membuat kesan pertama yang buruk bagi sosok disampingnya.

"M-maafkan saya" Sosok itu menunduk, iris cokelat itu tak terlihat di mata Yeonjun, dan Yeonjun tak suka itu.

"Sudahlah tak apa, apakah kau masih ingin menjawab pertanyaanku?" Tanya Yeonjun kembali, kini sosok itu mengangguk kecil,

"Soobin, Choi Soobin" Yeonjun tersenyum simpul, puas dengan jawaban sosok yang baru ia temui beberapa menit yang lalu, Choi Soobin.

Yeonjun mengulurkan tangan-nya, "Nampak-nya marga kita sama, saya Yeonjun, Choi Yeonjun" Soobin membalas uluran tangan Yeonjun. Yeonjun terperanjat kala merasakan permukaan kulit milik Soobin bertemu dengan milik-nya,

﹙🌳﹚⋮ WANNA TRY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang