﹙🌳﹚⋮ WANNA TRY?

||--✨ cinco ✨--||

Daejeon,

April 22th 2020

'The Beginning'

Kira kira sudah berapa lama sejak Yeonjun mempunyai aktivitas yang berbeda tiap paginya? Dua minggu? Tiga minggu? Ah tenang saja itu baru saja terjadi dua hari yang lalu.

Dimana Yeonjun tak menyangka Soobin akan berkata 'ya' terhadap pertanyaan konyolnya.

Sungguh, Yeonjun tak percaya dengan telinganya sendiri saat itu.

--Flashback on--

"Pacaran sama saya" Tidak, kalian tidak salah dengar ataupun salah baca, aku yakin mata kalian masih sehat dan dapat membaca dengan baik. Yeonjun benar benar mengatakan itu.

Ia mengajak seseorang yang baru ia kenal dua hari yang lalu untuk berpacaran.

"Kenapa?" Tanya Soobin,

"Saya... sejujurnya merasa kalau kita bisa saling melengkapi, melindungi, dan mengasihi. Kau tahu, kita mempunyai nasib yang hampir sama, kita dapat memahami satu sama lain dengan baik. Dan tentu saya ingin melindungimu, mendengarmu ditarik paksa oleh manusia sok tahu itu membuatku sebal, membuatku ingin menendangnya sampai ke Underworld tempat dimana Hades dan Aphrodite beristirahat,

Saya memang 'belum' mempunyai perasaan khusus terhadapmu, namun bagaimana saya mengatakan ini..? Cinta datang karena terbiasa? Entahlah saya sangat tak mahir dalam bidang asmara, walaupun sudah mempunyai mantan kekasih, dunia asmara masih sangat asing di kepala saya, semuanya terasa kelabu dan buram,"

Yeonjun tidak tahu bagaimana ia bisa merangkai kata yang sebegitu indahnya sampai sampai membawa dua dewa mitologi Yunani ke dalam penjelasannya,

ah sepertinya Yeonjun terlalu banyak membaca fanfiction karangan author favoritnya.

"Pfft, kau lucu Yeonjun-ssi" Yeonjun mengerutkan dahinya, apakah ia mengatakan sesuatu yang lucu? Seingat Yeonjun ia tidak mengatakan hal yang menurutnya lucu,

"Kau bilang dunia asmara terasa sangat asing bagimu, namun kau mengajakku berpacaran duluan, saya menemukan itu lucu, maafkan saya pfft-"

Soobin menutup mulutnya, kalian tentu bisa bilang selera humor seorang Choi Soobin itu sangatlah 'aneh' ia bahkan menemukan cicak sebagai sebuah bahan tawaanya.

"Jadi apa jawabanmu hm?"

"Boleh, sejujurnya saya sangat kagum denganmu. Kau tahu? Kau itu orang pertama yang dapat mengerti perasaanku, orang tuaku bahkan tak pernah mengerti, saya merasa mempunyai seorang malaikat yang dapat mendengarkan seluruh keluh kesal saya dan tidak menanggapinya dengan seruan kasihan, saya tidak suka dikasihani, jadi penjelasanmu barusan membuatku sangat kagum dan tertarik Yeonjun-ssi"