Gadis kecil berambut panjang dikepang dua samping itu tengah menatap keluar jendela kamarnya sembari memeluk boneka beruang miliknya dengan gelisah. Ia menatap keluar rumah berharap ayahnya akan pulang hari ini untuk mengajaknya jalan-jalan dan membeli banyak makanan yang ia suka.
"Krystal, makan siang dulu sayang." ibunya memanggil dari arah dapur.
Gadis kecil berumur enam tahun itu hanya menoleh kearah pintu kamarnya yang terbuka dan berkata bahwa dirinya akan kesana sebentar lagi. Setidaknya sampai suara mobil ayahnya masuk ke pekarangan rumah. Tetapi karena ibunya sudah lama menunggu dan gadis kecil itu tidak datang, akhirnya si ibu menghampiri anaknya dan mengusap kepalanya lembut. "Ayah akan kerumah hari ini, jangan khawatir. Sekarang ayo makan dulu."
Krystal kecil menoleh kearah ibunya yang tersenyum meyakinkan dirinya bahwa apa yang beliau sampaikan tadi memang benar adanya. Krystal mengangguk dan menuruti ibunya untuk memakan masakan ibunya seperti biasa hanya berdua.
Profesi ayahnya yang mengabdi sebagai Tentara Negara Indonesia mengharuskan beliau untuk menghabiskan lebih banyak waktunya dilapangan daripada dirumah bersama istri dan anaknya. Ibunya pun terkadang sama, bolak-balik ke Barak untuk mengurus nikah kantor yang diajukan oleh para tentara yang ingin melepas masa lajangnya. Ibunya juga berstatus sebagai ketua persit disana semenjak ayahnya ditetapkan sebagai Letnan.
Krystal makan dengan tenang sampai ia begitu terlonjak gembira ketika mendengar suara mobil ayahnya masuk kegarasi mobil. Krystal menghabiskan makannya dengan terburu-buru, untuk segera berlari keluar rumah menyambut ayahnya didepan pintu. Gadis kecil itu sangat senang melihat ayahnya yang sedang berjalan tegap kearahnya sembari tersenyum lebar. Ayahnya benar-benar sangat tampan.
"Ayah...."
Gadis itu tak pedulikan ucapan ibunya yang menyuruh dirinya berhati-hati untuk tidak berlari menghampiri ayahnya. Krystal sudah sangat merindukan sosok pria yang ada dipelukannya sekarang.
"Anak ayah cantik sekali hari ini, kangen ayah ya?" tanya ayahnya yang jelas diangguki oleh Krystal.
Dengan semangat ayah menggendong Krystal masuk kerumah, mencium kening sang istri untuk waktu yang cukup lama. Krystal tersenyum melihatnya. Ia tau ayahnya sangat mencintai ibunya. Ia juga mau kalau sudah besar nanti, mempunyai suami yang mencintai dirinya seperti yang ayah lakukan pada ibunya.
Ayah mendudukkan Krystal dikursi sampingnya, membiarkan putrinya memandangi dirinya yang tengah memakan masakan istrinya dengan lahap.
"Ayah... Jangan pergi lagi. Krystal takut." ucap Krystal tiba-tiba, ayah yang tadinya akan memasukkan sesuap nasi kedalam mulutnya harus berhenti sejenak untuk menatap putrinya dengan senyuman yang tak pernah luntur.
"Krystal tau ayah hebat kan? Ayah tidak akan semudah itu untuk dikalahkan." jawab ayahnya dengan yakin, walaupun jawabannya tentu tidak akan membuat anaknya lebih tenang. Gadis itu sudah tau risiko pekerjaan yang ia lakukan.
Tentu saja anaknya khawatir akan dirinya.
"Krystal ingin punya suami hebat seperti ayah." gadis kecil itu tersenyum kala mengucapkan kalimat tadi sampai gigi kelincinya terlihat.
Ayah tersenyum, putri kecilnya ini bahkan sudah mempunyai pikiran untuk menikah. Ia tidak bisa membayangkan suatu saat nanti akan melepas putrinya untuk menjadi tanggung jawab orang lain.
"Krystal masih kecil sayang, tapi tentu saja, nanti putri ayah akan mendapatkan suami yang lebih hebat dari ayah. Sekarang Krystal hanya perlu belajar yang rajin, supaya bisa membanggakan ayah dan ibu. Ya, sayang?" ujar ayah sembari menepuk-nepuk pelan kepala Krystal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDALA ・ PUBLISHED
FanfictionKrystal Lindiana Meira. Perempuan cantik yang tengah menempuh pendidikan Kedokteran jenjang S1 di Universitas ini harus mengubur impiannya dalam-dalam, lantaran satu kesalahan yang tidak sengaja ia perbuat. Dia hanya seorang gadis pintar nan lugu y...