Chapter 1

325 5 0
                                    

"Serra!!, bangunlah"ujar seseorang menganggu tidurku.

"Bah, ughh, apa yang kau lakukan Dominic, aku masih mengantuk"ujarku kesal.

"Serraa!!!, bangunlah, ini sudah jam 7, kita sudah terlambat!"ujar Dominic sambil menarik tanganku dengan kuat.

"Iya, bawel. aku bangun sekarang!"aku menguap lalu bangun dari tempat tidur, Dominic sudah keluar dari kamarku, dan dia ternyata sudah menyiapkan perlengkapanku untuk sekolah, Dominic Alexandre, kakakku yang baik selalu begitu.

Oh ya, perkenalkan aku Serraphine Demetria Alexandre, anak ketiga dari tiga bersaudara, kakakku yang baik hati, Dominic Andreas Alexandre dan Damian Albert Alexandre. Yap, hanya akulah anak perempuan dikeluarga ini, tepatnya hanya aku dan ibuku, Karina Willow-Alexandre, dan ayahku yang merupakan pengusaha terkenal di kota ini(maaf bukan maksudnya sombong, hehe!), Eugene Alexandre. Banyak orang yang heran, mengapa diantara saudara saudaraku sendiri, namaku diawali dengan huruf S dan nama tengahku 'D', karena dulu sebelum meninggal, nenekku berpesan ketika mom dan dad mempunyai anak perempuan, maka bayi itu harus diberi nama Serraphine.

Back to Story

Akupun memakai seragam sekolahku dan mengemasi baju seragam Basketku dan segera membawa perlengkapanku yang sudah dikemas oleh Dominic.

akupun turun dengan penampilan yang agak tomboi, membuat ibuku agak kesal. Dan itu terjadi setiap hari.

"Serra!, mengapa kau selalu mengikat rambutmu?!"omel Mom padaku.

"Aduh Mom, aku ini pemain basket, gak mungkin aku tidak mengikat rambutku disaat aku bermain!"ujarku cuek. Dad menggeleng gelengkan kepalanya sambil tertawa.

"Mom, maunya kau jadi model, seperti mom dulu, bukan pemain basket!"ujar Mom kesal.

"Aku gak suka berlenggak lenggok di catwalk, aku suka memasukkan bola ke ring basket!"seruku kesal.

"Hun, sudahlah, Serra mungkin belum bisa menjadi seperti kau inginkan, dia masih remaja, masih mencari jati dirinya"ucap Dad bijak, dalam kata lain membelaku.

Mom terdiam, lalu melepas ikatan rambutku.

"Mom!"

"Tenang sayang, mom hanya ingin merapikan rambutmu supaya rapi"ucap Mom lembut, sambil mengikat rambutku dengan rapi.

"Makasih, mom"ujarku, lalu aku mulai melahap nasi goreng buatan mom.

3 menit kemudian.

"Serra?sudah siap?"ujar Dominic sambil memakai jaket football nya.

"Sudah Dominic. Mom, Dad, kami pergi dulu, byee"ujarku sambil melangkahkan kakiku keluar rumah sambil membawa perlengkapanku.

Dominic langsung menyambar bawaanku yang banyak.

"Biar aku membantumu Serra, kau kerepotan"ujar Dominic sambil tersenyum, dan membawa tas perlengkapan olahragaku ke mobil ferari merahnya.

"DOMINIC!, mengapa kau hanya membantu Serra, aku keberatan nih"keluh Damian, Dominic merengut.

"So? katanya kau lelaki, tak perlu bantuan orang?!"ucap Dominic sinis, Damian merengut.

"Ya sudah sini ku gendong kau!"ujarku sambil mengangkat badan Damian yang mini, walau Damian sudah senior high school, tetapi dia mengikuti gen ibuku, short body. sedangkan aku dan Dominic mewarisi gen ayahku, tall body.

Damian merengek karena merasa di hina karena ku gendong, aku dan Dominic hanya tertawa.

"how dare you Serraphine"kata Damian lirih.

JealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang