Bahasa
[ Oneshoot Changlix ] 🔞
Some part contain nsfw, bdsm, kinky's thing, and violence.
Luminous
(adj.) Full of or shedding light; bright or shining, especially in the dark.
"Chill babe." - Seo Changbin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
T+, fantasy
[]
Felix kerap kali bermimpi aneh belakangan ini.
Dalam mimpinya, Felix didatangi oleh seseorang, ah tidak, sebuah siluet laki-laki yang mengaku mencintainya setengah mati.
Di hari pertama, murni hanya siluet gelap, suaranya berat, dan kerap kali berbisik 'cinta' di telinga Felix.
Hari kedua, masih berupa siluet, tapi kali ini siluet tersebut berani menyentuh tangan Felix, dan membawanya ke dalam genggaman hangat.
Hari ketiga, siluet hitam tadi perlahan berwarna.
Hari ke empat, warnanya mulai sedikit lebih jelas. Sentuhannya semakin nyata.
Hari kelima, siluet, -lelaki itu kian berani menyentuh Felix. Bukan hanya tangan Felix, sekarang mulai menjalar ke tengkuk.
Hari keenam,
Felix dicium. Dalam mimpinya.
Hari ketujuh, Felix mulai bisa melihat wajah lelaki yang tiap malam datang ke mimpinya walau masih samar.
Dia tampan.
Dan malam ini, Felix tengah bersiap-siap tidur. Selepas membasuh wajah dan memastikan semua jendela sudah terkunci rapat, Felix membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
Tidak butuh waktu lama bagi Felix untuk terlelap. Lelah seharian bekerja membantunya segera tidur.
Serta bersiap menyambut kedatangan lelaki dalam mimpinya, lagi.
---
"Hey."
Ah suara itu. Suaranya yang biasanya jadi penyambut tidur Felix.
"Buka matanya coba." Perintah suara tersebut.
Berat, kenapa kali ini berat?
"Pelan-pelan aja, jangan dipaksa."
Siapa juga yang maksa? Ini benar-benar berat, Felix tidak nyaman.
Sekuat tenaga Felix mencoba, meski dirinya sempat merasa sakit, matanya berhasil terbuka.
Dan secara telak menabrak netra hitam kelam seorang lelaki yang tepat berada di atas tubuhnya.
"Hai? Kita ketemu lagi." Suara berat milik lelaki tersebut mengalun indah di telinga Felix.
Tapi seperti hari-hari sebelumnya, Felix tidak bisa berbicara. Hanya mampu pandangi wajah buram lelaki yang tidak ia ketahui siapa namanya atau dari mana asalnya.
