8. Prapertiz - 2🔞

8.6K 399 45
                                    

Rate-nya naik lur, dah tanda merah

Ini banyak yang kepotong kok, dan ga bakal terlalu 'kotor' kaya yang udah2

Ini banyak yang kepotong kok, dan ga bakal terlalu 'kotor' kaya yang udah2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warn ; mature content, sex scene

"I swear to you, I won't stop until your legs are shaking, and the neighbors know my name." - Changbin, 25

"Psst, my tongue can do better job of teasing you than my words can." - Felix, 22

-----

Felix melenguh kala jemari Changbin yang tegas menyentuh permukaan perut ratanya. Matanya terbalik, resapi penuh tiap sentuhan yang Changbin beri.

"Mulus banget sih, pake lulur apa Bu?" Godaan Changbin terdengar menyebalkan di telinga Felix.

Tangan mungilnya menarik kasar wajah Changbin, lalu meraup kasar bibir tebal yang sedikit kehitaman berkat nikotin. Felix kembali terengah dalam lumat, tekan dan tekan lagi kepala Changbin hingga si empunya kelabakan.

"C-changbinh, please, gue udah ga kuat hiks." Mata Felix berair, setengah mati dia menahan gelagat frustasi di depan Changbin. Tapi jelas usahanya gagal, apalagi saat dia rasa tangan Changbin mulai turun ke bawah. Berhenti tepat pada bagian selatannya yang masih terbalut pakaian.

"Kenapa hm? Daritadi kok buru-buru banget." Changbin menekan jalan masuknya, melempar senyum sinis kala dia berhasil membuat Felix benar-benar menangis.

"Anjing lo! Sialan banget bangsat, jangan macem-macem sama gue ANGHHH!" Felix berteriak kencang, perpaduan antara sakit dan nikmat lantaran di bawah sana, Changbin meremas brutal paha dalamnya.

"Makanya jangan kebanyakan cursing cantik. Gue gemes kan jadinya." Cup, Changbin mendaratkan satu kecupan di bawah sana, "Sakit banget ya?"

Felix mengangguk samar, sakit sih, tapi dia tidak bisa munafik. Ada rasa puas yang kentara bergetar dalam dirinya, seakan mencaci nafsunya untuk bangkit membumbung.

Serta pinta Changbin supaya lakukan lebih.

Rintihan kembali mengalun dari bibir Felix yang setengah terbuka begitu Changbin putuskan menyentuh betisnya. Changbin tertawa lirih, "Chill dude, tegang amat dari tadi."

"Bangsat lo Bin," Felix menyumpah dengan mata setengah tertutup, "Ini nikmat banget gila, dan lo malah nyuruh gue santai?"

Kesal karena permainan Changbin terlalu lama, Felix membalik keadaan. Tubuh kekar Changbin dia dorong hingga yang lebih tua terlentang di bawahnya. Felix kembali mencuri start, sambar dagu Changbin, melukisnya dengan saliva, dan terakhir memberi gigitan-gigitan kecil yang meninggalkan bekas.

LUMINOUS || Changlix√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang