Aluna dan Wasiat

12K 697 45
                                    

Sudah pada tidur belum? Aku balik nih, sesuai janji tadi.

Happy Reading, Guys!

Seorang gadis cantik berambut gelombang, berkemeja putih dengan bawahan jins berwarna donker melekat di tubuhnya, bunyi suara ketukan stileto berbentur terdengar. Sesekali bibirnya bersenandung kecil menghasilkan nada Bang-Bang dengan penyanyi Ariana Grande beserta teman-temannya sedangkan tangan kanannya memutar-mutar kunci mobilnya.

Gadis cantik ini seperti biasa, baru saja pulang dari berkumpul bersama teman-temannya.

Aluna, gadis yang akrab di sapa Luna ini merupakan gadis yang gemar berfoya-foya.

Langkahnya terhenti kala menatap dokter pribadi keluarga mereka keluar dari kamar papanya.

"Loh? Kok dokter. Papa saya kenapa dok?"

Dokter itu menghela nafas "Sebaiknya kamu menemui Pak Satria, beliau sedari tadi menunggu kamu"

Melihat dari raut wajah dokter itu perasaan Luna itu mulai tidak enak menyergap di dadanya. Ada apa ini?

Segera ia melangkahkan kakinya menuju kamar papanya.

"Pa?" sapanya sambil menggenggam tangan papanya, papanya tersenyum lemah.

"Ada yang ingin papa sampaikan. Papa selalu lupa menyampaikannya"

Alis Luna bertaut menunggu kelanjutan cerita papanya itu.

"Kamu ingatkan Kevin anak om Surya, sahabat papa. Menikahlah dengannya"

Mata Aluna mengerjab seakan memastikan bukan mimpi.

"Tapi Aluna masih.."

"Kecil? Kamu sudah 24 tahun" suara papanya makin melemah, ia terbatuk.
Belum sempat Aluna mengajukan protesnya tiba-tiba tubuh papanya mengejang. Luna panik segera memanggil dokter Gunawan, dokter itu memeriksa papanya lalu menolehkan wajahnya ke Luna dan menggeleng.

Nafas Luna seakan tercekat, ia tertawa pilu. Tidak mungkin racaunya.

"Pa.. Papa..." ia menangis sejadinya. "Pa, Luna bagaimana?" ia terduduk lemas di lantai.

Bahkan saat papanya dikebumikan pun ia masih terisak, seingatnya papanya itu sehat namun ternyata papanya memiliki penyakit yang disembunyikan dari Luna.

Ia sempat menyesal tidak memerhatikan papanya dengan baik.

Setibanya di rumah pengacara dan tantenya, adik papa Luna, Mira menunggunya di ruang tamu.

"Duduk, sayang" ucap tantenya lalu mengusap bahu Luna

"Baiklah, langsung saja karena semua sudah hadir. Jadi, pak Satria membuat wasiat bahwa seluruh kekayaan asetnya ini akan jatuh di tangan anak semata wayangnya yaitu Aluna."

"Alhamdulillah.." ucap tantenya.

"Yang kuat ya sayang. Tante pasti bantu kamu" ucap Tantenya menguatkan.

"Tapi Aluna akan mendapatkan seluruh aset ini hanya jika ia telah menikah, dan ia harus menikah dengan anak sahabat papanya itu, Kevin." ucap Pak Anto selaku pengacara pribadi mereka

"Dalam waktu satu bulan. Jika tidak, seluruh aset ini akan di sumbangkan ke panti asuhan" tambahnya

"Apa tidak salah, pak? Bagaimanapun Aluna masih kemalangan begini, pak?" Mira menanggapi, lalu menggenggan tangan keponakannya itu.

Aluna menggeram "Demi Tuhan, bahkan pemakaman papaku belum mengering"

"Saya paham, nona. Dan wasiat ini sudah diperbaharui sejak seminggu yang lalu"

ONE SHOOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang