Si Ketus Tampan

30.7K 1K 71
                                    

Typo harap maklum

HAPPY READING


Aku baru saja berjalan memasuki kelasku menuju bangku yang akan hari ini aku tempati sebagai siswa kelas 3 SMA.

Bangkuku berada di pojok kanan paling belakang, bahkan lebih tepatnya bangku terakhir yang akan aku tempati setelah semua bangku sudah terisi penuh.

Aku menghela nafas, mengatur emosi kala si ketus yang sialnya tampan itu duduk di bangku itu. Tak ada pilihan lain selain duduk bersamanya, karena hanya itu bangku yang tersisa.

Tapi mau bagaimana lagi? Aku ini seorang gadis biasa, tak ada yang namanya teman dekat. Aku bukan antisosial hanya saja sulit untuk mendekatkan diri pada teman. Akan lebih baik mendekatkan diri pada sang pencipta, bukan?

Raihan Prambudi, pria ketus yang tampan. Ia most wanted, ketua tim basket disekolah dan pernah menjabat sebagai ketua osis. Aku heran, kenapa dia bisa terpilih jadi ketua osis ya?

"Lambat banget sih lo datang" ucap pria itu lalu bangkit

"Lo yang diujung" tambahnya

Aku hanya diam malas untuk menanggapinya, karena kata-katanya selalu sukses membuat hatiku tertusuk.

"Ck. Jadi perempuan yang rapi dikit dong, dasipun gak dipakai" ocehnya dengan sarkas.

Demi Tuhan, ini baru hari pertama aku duduk di bangku kelas 3 namun dia sudah memulai ucapan ketusnya itu.

Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya, mengambil dari tas dan membuka buku novel yang masih sebagianku baca, novel yang berjudulkan Surat Kecil Untuk Tuhan.

Menit awal ia masih diam, hinggal menit ke lima ia membuka suara

"Itu seru novelnya" aku hanya diam tak merespon.

"Nayla, Ada gak temen nyata yang begitu?" lanjutnya yang tak urungku balas

"Endingnya meninggal dia kena penyakit Ka..."

"Bisa diam gak?" jawabku yang kesal.

Jika dia memberi tahukan endingnya, untuk apa lagi aku membacanya? Dan ini bukan yang pertama kalinya. Sudah lebih dari 7 novel yang dia lakukan dengan memberitahukan endingnya ini.

"Niat gue baik kali" gerutunya lalu menelungkupkan wajahnya di meja.

Aku kembali diam tak ingin merusak hari pertama aku memasuki kelas 3 ini. Tak lama gurupun masuk menjelaskan materi yang singkat. Mungkin karena ini hari pertama jadi kami masih diberi kebebasan.

Keesokan harinya tak ada yang berubah, aku hanya gadis biasa yang bisa dikatakan rajin. Berangkat sekolah, hari ini aku berpenampilan rapi seperti memakai dasi. Kemarin dasiku memanglah tertinggal itu disebabkan aku kesiangan.

Aku turun dari sepeda motorku, membuka bagasi untuk mengambil beberapa buku paket pelajaran yang berat jika aku masukkan dalam tas.

Aku berjalan perlahan memasuki kelas tak lama langkahku hampir terhenti kala mendengar ocehan dibelakangku.

"Ck. Lambat bener sih jadi perempuan" decaknya yang sungguh menyebalkan.

Ia berjalan melewatiku sambil mengambil buku yang ku bawa
"Sudah kurus bawaannya berat" decaknya lagi sambil berlalu mendahuluiku, ingin ku tarik buku itu ditangannya tapi itu akan percuma. Jadiku biarkan saja ia membawakan bukuku ke kelas.

Tapi kali ini aku tersenyum entah karena apa, bilang saja ia ingin membantuku kenapa harus menggerutu begitu. Raihan selalu begitu, dari dulu ia selalu membantu tentu dengan kata ketus sebagai khasnya.

ONE SHOOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang