Dialog ketiga - Childish

11 2 1
                                    

Kamu tiba-tiba datang, menarik kursi di sebrang mejaku dan mendudukinya dengan kasar. Kebisingan tak terduga darimu membuatku mau tak mau mendongak dari barisan aksara di atas kertas.

"Dih, sebel!" Kamu berkata dengan raut yang tertekuk jengkel.

"Kenapa lagi?" Tanyaku tenang kembali melanjutkan membaca.

Melihatku seolah tak peduli tampaknya membuatmu semakin kesal. "Si itu, childish banget jadi orang!"

Fokusku mulai sedikit terbagi, tetapi baris demi baris seolah memelukku erat tak menginginkan perpisahan. Mataku diam-diam bergerak semakin cepat, membalik halaman sembari bertanya, "Childish gimana?"

Kamu mengembus napas kasar sebelum memulainya. "Masa gara-gara gitu doang nangis. Seolah nasibnya paling mengenaskan. Palingan cuma buat cari perhatian!"

Bibirmu mencebik, merebut kasar minumanku dan menenggaknya buru-buru.

Paham bahwa kata-katamu tak akan berakhir begitu saja. Aku melipat tangan di atas meja, mengalihkan sejenak atensiku dari buku. "Lalu?"

"Udah gitu nyapa sana-sini, say hi ke semua orang. Semua aja dideketin. Sok polos, pura-pura gak tau kalau yang dideketin udah ada yang punya, sok gak tau kalau ada yang punya perasaan ke dia terus nolak seenak jidat. Sok manis banget!"

Kedua alismu tertaut dengan kecepatan bicara hampir setara kereta, membuatku ingin tertawa tapi tak tega.

Tapi mengingat ceritamu, alih-alih tertawa, aku jadi ingin bertanya, "Memang menurut kamu, dewasa itu yang seperti apa?"

Kamu hanya mengendikkan bahu tak acuh, menganggap lalu pertanyaanku sembari membuat coretan abstrak di meja dengan telunjukmu.

Aku tersenyum tipis, ikut memperhatikan gerak jarimu yang semakin liar.

"Apa dewasa berarti selalu terlihat kuat dan menyembunyikan semua masalah? Atau seperti dia yang selalu terlihat cool dan menjaga jarak dengan orang lain?" Aku menoleh ke salah satu sudut saat mengucap kalimat terakhir, memperhatikan seseorang yang sama sekali tak terusik oleh kehadiran kita berdua.

Gerakan tanganmu terhenti, ikut menoleh sudut itu sejenak sebelum kita bertatapan dan terpaut oleh hening beberapa saat.

"Sebenarnya, konsep menjadi dewasa itu bagaimana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sepenggal DialogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang