Prolog

131 10 0
                                    

Benua Mongoloid terbagi atas empat kerajaan besar dan di tengah-tengah ke empat kerajaan terdapat danau besar.

Setengah benua dikuasai oleh satu kerajaan. Berapa kali kerajaan lain ingin mengambil secuil wilayah kekuasaan tersebut namun semua sia-sia. Kerajaan itu adalah Alcantara Worces, kerajaan terbesar dan terkuat.

Setiap perang dimenangkan dengan mudahnya, sembilan puluh lima persen mereka akan menang tanpa kehilangan prajurit terlalu banyak.

Dipimpin oleh Raja Xavier Aresta, kerajaan itu menjadi sangat luas dan ditakuti. Kerajaan yang dipenuhi oleh makhluk-makhluk immortal, dimana tidak ada manusia yang bisa memasukinya.

Kerajaan itu pun dikelilingi oleh hutan kematian. Hal itu membuat orang-orang tidak berani mendekat.

"Deimos, Fobos, segera periksa perbatasan. Aku merasakan ada manusia yang memasuki wilayahku." Perintah Xavier.

Tak lama, Deimos dan Fobos bersujud untuk kemudian mengundurkan diri melaksanakan perintah.

"Baik Lord."

***

Seorang gadis kecil memasuki hutan semakin dalam. Ia terus mengejar seekor kelinci yang  berlari menjauh dari gerbang istana. Kaki kecilnya terus dituntun memasuki sebuah goa.

Langkah gadis kecil itu terhenti ketika disuguhi pemandangan yang sangat indah. Lokasi yang dipenuhi warna merah muda karena guguran daun. Ini mungkin kali pertama dirinya melihat pemandangan itu. Di ujung terlihat sebuah bangun sederhana namun megah dengan jembatan yang menghubungkan tempatnya berdiri dengan bangunan itu.

 Di ujung terlihat sebuah bangun sederhana namun megah dengan jembatan yang menghubungkan tempatnya berdiri dengan bangunan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pikirannya sudah tidak pada kelinci tadi, namun pada sosok pria dewasa yang menatapnya dari bangunan itu.

Sambil melihat pria itu, gadis kecil yang masih berumur 6 tahun itu, berjalan mendekat. Tapi karena tidak melihat jalan yang dilewatinya, malah membuatnya terjatuh.

"Hiks..." Isaknya pelan sambil memandang tangannya yang tergores. Tapi anak itu tetap berdiri dan membersihkan pakaian yang sedikit terkotori. "Cakit." ringisnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" Tanya pria itu dengan suara tinggi. Matanya menelirik setiap inci tubuh anak itu. "Manusia."

Lagi-lagi keheranan pria itu semakin bertambah dengan bau darah yang sangat memabukkan dan menggairahkan. Bagaimana dirinya bereaksi begitu pada seorang anak manusia??

"Hiks... Ahhhkkk mama!!!" Anak itu menangis keras dan memanggil mamanya.

Pria itu mengerutkan dahi, bagaimana anak manusia memasuki lokasi peristirahatannya. Yang sangat jauh dari pinggir perbatasan.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang