Bunyi jangkrik dan hewan malam lain saling bersautan di sekitar kediaman ratu Flonia dan Hara.. Bagai lagu malam, sekali-kali bunyi daun yang bergesekan terdengar. Angin sedikit berhembus memasuki celah pintu dan lubang angin jendela.
Hara mengambil selimut, menyelimuti ibunya yang sedang tertidur. Lalu membawa nampan berisi tiga gelas minuman hangat. Meletakkannya pada meja di hadapan Deimos dan Fobos yang sedang duduk.
"Hm... Tuan ini aku buat minuman hangat. Silakan diminum." Kata Hara dengan menyodorkan minuman. Fobos mengambil segelas, lalu meminumnya sampai habis.
Fobos melirik sekitar, tempat ini sangat jauh dari kata mewah. "Panggil saja aku dan Demos dengan nama. Tidak perlu tuan-tuan."
Hara sedikit ragu, tapi ia tetap mengangguk. "I-Iya."
Hara duduk dengan memangku Lily lalu mengelus kucing putih itu. Sejak tadi memang kucing putih itu terus mengelus-eluskan badannya ke kaki Hara.
"Hm tu- eh kak Deimos, bagaimana keadaan mamaku?" Tanya Hara.
Deimos dan Fobos heran dengan panggilan Hara yang menggunakan panggilan kak. Tapi keduanya tidak berkomentar.
"Mamamu keracunan dan itu racun langkah yang berbahaya. Jika dalam tiga hari racun tidak seluruhnya dikeluarkan, maka mamamu akan meninggal." Jelas Deimos.
Bibir Hara bergetar, "A-Apa mama ti-tidak bisa sembuh?"
"Sulit untuk itu."
"Ta-Tap"
"Shiiii..." Fobos tiba-tiba mengintrupsi keduanya untuk diam.
Terdengar langkah kaki di halaman rumah Hara. Langkah ini bukan berasal dari saru orang, itu terdengar lebih banyak. Bahkan suara rumput yang bergesekan terdengar jelas.
Hara duduk tidak nyaman, "Lily, mereka datang lagi."
"Meong... Meong..." (Tenang, semua aman Hara.)
"Terima Kasih." Ucap Hara dengan memberi kecupan kucing itu.
"Mereka sering datang ke mari?" Tanya Fobos setelah merasa langkah-langkah itu mulai menghilang.
"Sudah sebulan ini, mereka selalu datang. Tapi berkat Lily, mereka tidak pernah masuk ke mari."
Fobos memandang kucing dipangkuan Hara, tapi tidak berkomentar apapun. Sedangkan Deimos melihat kearah ibu Hara yang sedang sakit.
"Kita harus meminta bantuan Lord." Kata Deimos.
"Kau kira Lord akan mau membantu? Mustahil." Fobos memberi gerakan menyilangkan tangan di dadanya.
"A-Aku akan meminta padanya langsung. Tapi apa yang harus kuminta?" Tanya Hara.
Tekad Hara sudah bulat, apapun akan dilakukan demi kesembuhan mamanya. Setelah melihat kelakuan orang-orang istana, Hara tidak akan pernah berharap lagi ke sana. Jika orang yang dipanggil Lord itu bisa menolong mamanya, maka apapun ia lakukan.
"Kita perlu blood rose." Jawab Deimos, setelah melihat tekad pada wajah Hara.
"Hahaha..." Fobos tertawa hingga mengeluarkan air mata. Bahkan dia tidak mempedulikan pandangan Hara yang kesal. "Deimos bodoh. Kau kira Lord akan memberi bunga itu? Hahaha."
"Kenapa Lordmu itu tidak akan memberikannya padaku?" Tanya Hara balik.
Fobos tersenyum dengan wajah mengejek, membuat Hara ingin mencakar wajah menyebalkan itu.
"Lord memerlukan itu juga. Bunga itu hanya ada satu di dunia. Kau kira demi manusia sepertimu, Lord akan memberinya?"
Makin kesallah Hara mendengar nada bicara Fobos dan tawanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FantasySeorang anak perempuan manusia yang terpilih menjadi pasangan sang Lord penguasa wilayah terbesar. Perempuan polos dan baik hati namun sangat teguh ketetapan hatinya. Tidak lagi tenang sejak para 'makhluk lain' mengetahui keistimewaan dirinya. Kini...