Film Horor

79 20 7
                                    

10.04 PM

Sekala: KENANNNNN
Sekala: YUHUUUU~
Sekala: online tapi gak bales
Sekala: ok aku gpp.
Kenan: knp lgi?
Sekala: temenin (
Kenan: kebiasaan
Kenan: pasti abis nonton horror
Sekala: HEHEH XD
Sekala: peka banget si heran
Kenan: elo udh tau takut horror masih jg nonton
Sekala: kan penasaran...
Kenan: trs gmn?
Sekala: apanya?
Kenan: heran gue sm lo.
Sekala: EHH JAN NGAMBEK DONG KENANNYA AKU
Kenan: jijik sel.
Sekala: ampun hehe
Sekala: temenin chat sampe ngantuk aja

Aku terkaget, bukannya membalas chat terakhirku, Kenan justru menelpon. "Kenapa nelpon? Kan gue cuma minta temenin chat?"
Oh, jadi gak mau ditemenin? Gue matiin ya?

Aku langsung gelagapan. "Eh jangan! Yaudah telpon aja," kataku cepat.

Gue lagi mau main gitar nih, mau nyanyi apa?

Aku langsung meraup earphone di nakas dan memasangnya. "Perfect." Kenan mulai memetik gitarnya, begitu juga aku yang mulai menyanyikan lirik lagu tersebut.

Kami menyanyikan beberapa lagu lagi hingga pukul 11 malam. Aku mulai mengantuk, "Matiin ya, udah ngantuk."

Setelah mengucapkan selamat tidur, Kenan mematikan sambungan telepon. Aku juga mematikan lampu kamar dan bersiap tidur.

Entah pukul berapa, aku terbangun karena mendengar suara pintu depan diketuk, awalnya aku abaikan, tapi hingga 3 kali ketukannya tidak kunjung berhenti. Aku berniat mengecek pintu depan hingga aku ingat salah satu adegan di film yang kutonton tadi. Awalnya pintu rumah diketuk, lalu lampu rumah tiba-tiba berkedip, dan saat salah satu tokoh membuka pintu kamarnya, DUARR!

Aku kaget saat mendengar suara petir menggelegar. Aku merutuk, "Ck, udah sendirian di rumah malah nonton horror. Untung bukan malam-" aku langsung terbujuk untuk melihat tanggal di hp.

Fri, Apr 3.

"Mampus malam jumat," gumamku pelan. Aku menelan ludah. Ketukan yang tadi berlanjut lagi. Sekarang ditambah hpku yang menyala. Ada panggilan telepon.
ABANG-BANG-BANG! is Calling...

Aku mengangkat panggilan itu. Bukain pintu rumah woi! daritadi ngetuk gak dibuka-buka, dingin nih, mau hujan lagi. "Eh yang daritadi ngetuk abang? Kirain..."

Aku tidak melanjutkan ucapan dan langsung keluar kamar untuk membuka pintu depan. Tapi begitu sampai, aku tidak melihatnya. Aku kembali menelan ludah. "Bang? Lo dimana? Gue udah bukain pintu depan, elo nggak ada." Aku harap-harap cemas.

"Gue di pintu samping. Buruan buka."

"E-eh oke." Aku mengunci pintu depan dan mulai berjalan ke arah pintu samping yang letaknya dekat dapur. Lampu ruangan menyala mengikuti langkahku. Ya, lampu sensor.

Telpon pun masih tersambung, beberapa langkah sebelum sampai, aku mengingat bahwa pintu samping sedang direnovasi sehingga tidak bisa masuk-keluar rumah lewat sana. "Bang? Lo engga lup-" telpon tiba-tiba terputus. Aku segera lari ke kamar dan mengunci pintu. Aku membuka aplikasi chatting dan beralih ke riwayat panggilan, menelpon kontak yang terakhir dihubungi.

Satu kali. Dua kali. Belum ada jawaban. "Yah emang harusnya dia udah tidur sih." Aku menghela napas dan berusaha menguatkan diri. Tapi semesta sedang tidak berbaik hati. Belum pulih dari detak jantung yang mendadak dipacu, pintu depan tiba-tiba berderit terbuka.

Gue gak lupa ngunci kan? Kayaknya engga sih... terus itu siapa? Kembali jantungku terpacu. Aku mengambil sapu di sebelah pintu, bersiap memukul siapapun yang masuk ke rumah, atau apapun. Lanjutku dalam hati.

Aku membuka pintu kamar perlahan, dan... DUARR!

"Happy birthday Sekala!"

"Met ultah bos."

"Saengil cukhahae uri-queen!"

Aku terperangah melihat Nina yang membawa kue dengan lilin angka 16 diatasnya. Bahkan ada Kenan, Bama dan Abangku yang sejak tadi kucari-cari.

"Sumpah kalian nyebelin! Gue udah ketakutan setengah mati."

Kenan mengusap kepalaku. Sambil tersenyum dia berkata, "Ya kita sengaja, biar elo ketakutan." Abangku dengan tidak tahu dirinya juga menjitak diriku. "Met ultah adek gue yang penakut," ledeknya.

"Eh ini lilinnya ditiup dulu," buru-buru Nina mengiterupsi sebelum Bama bicara. Aku melakukan permohonan, lalu meniup lilin.

"Yeyy!" Bama bertepuk tangan paling nyaring.

💀💀💀

Ini adalah cerita yang ditulis member bernama Chacha, dengan akun wattpad chandhrr

Kertap Pintu Tengah MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang