Jam Dua Pagi

91 19 5
                                    

Malam itu, aku terbangun dari tidurku. Tenggorokanku terasa kering, hingga mengharuskan aku untuk bangkit dari mimpi indahku itu. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 2 dini hari.

Huft.

Selalu saja aku terbangun di jam segini. Entah itu untuk buang air kecil atau untuk minum air putih. Entahlah, aku merasa ini sudah seperti jadwalku sendiri hingga ketika jam 2 dini hari aku selalu terbangun. Aku menuruni kasur empukku dan beralih keluar dari kamar. Tampak setelah aku membuka kenop pintu, suasana ruang tengah sepi dan gelap gulita. Tentu saja orang-orang rumah tengah tertidur pulas.

Aku pun berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih. Namun, sebelum itu aku menyempatkan diri untuk pergi ke kamar mandi karena tiba-tiba aku merasa ingin buang air kecil. Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur. Beberapa saat kemudian, aku merasa lega karena usai buang air kecil. Ketika aku tengah menyiram lantai, sesuai dengan kebiasaanku sesudah memakainya, tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk dari luar.

Tok! Tok! Tok!

"Ck! Iya sebentar!"

Deg!

Loh? Siapa yang mengetuk pintu kamar mandi di jam 2 pagi? batinku penuh curiga.

Ya ... aku baru menyadari jika ini sudah dini hari, mana mungkin orang rumah akan terbangun di jam segini? Lantas, siapakah yang mengetuk pintunya tadi?

Ah! Mungkin ini hanya perasaan aku saja. Mungkin saja itu suara pintu tetangga sebelah. Bisa saja bukan?

Aku pun membuka pintu kamar mandi dan segera menuju dapur untuk mengambil segelas air putih. Kuambil panci yang berisi air putih dengan gelas, dan setelah itu kutegak air tersebut.

Ah ... rasanya lega sekali tenggorokanku ini. Usai minum, tiba-tiba aku kepikiran tentang buah melon yang tadi telah dikupas oleh Ibu. Ibu memang sengaja memotong buah di malam hari agar esok paginya, buah tersebut bisa digunakan untuk dibuat salad. Yap! Itu adalah menu sarapan kesukaanku. Aku mengambil piring yang berisikan buah melon yang sudah terpotong di dalam lemari es. Kuambil sepotong buah melon itu dan memakannya. Manis dan lezat. Ketika aku mengambil potongan kedua, aku mendengar suara ketukan pintu lagi.

Tok! Tok! Tok!

Lalu aku juga mendengar suara pintu berderit terbuka.

Krieeettt ....

Suara itu berasal dari ruang tengah. Aku berpikir, mungkinkah Ibu terbangun karena tahu buah melonnya kuambil? Bisa saja. Aku pun segera menaruh kembali buah melon itu ke dalam lemari es. Sebelum ketahuan oleh Ibu, aku harus segera pergi dari dapur. Segera aku bergegas menuju ke kamarku kembali. Namun, ketika aku melewati ruang tengah, aku tak mendapati keberadaan Ibu. Bukankah tadi aku mendengar suara decitan pintu yang terbuka? Dan suara itu juga berasal dari kamar Ibu dan Ayah. Tapi ...

Ah! Sudahlah! Mungkin aku tadi salah mendengar uplagi. Mungkin saja ini efek ngantukku hingga berkhayal mendengar suara ketukan pintu dan decitan pintu yang terbuka. Aku pun segera masuk ke dalam kamar sebelum Ibu benar-benar terbangun. Usai aku menutup pintu dan baru melangkah dua langkah, pintu kamarku diketuk dari luar. Aku was-was, mungkin saja kali ini aku benar-benar berkhayal lagi?

Aku pun menghiraukannya. Akan tetapi, suara ketukan itu semakin keras. Karena kesal, aku pun membuka pintu kamarku..

Lalu ...

"Hai!"

Deg!

Tidak bisa dipercaya! Kini di hadapanku ada satu sosok perempuan dengan wajahnya yang penuh darah sembari tersenyum lebar di depan kamarku. Lalu aku melihat ke bawah dan tak mendapati dia yang menginjak lantai. Bahkan aku pun tak bisa melihat kakinya.

Tapi, tunggu ...

Wajah berlumuran darah ...

Tidak menapak di lantai ...

Tak punya kaki ...

Jadi dia ...

HANTU?!

💀💀💀

Cerita ini ditulis oleh member bernama Febby. Akun wattpadnya FadiaIndah5

Kertap Pintu Tengah MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang