ɴᴀʀᴇɴᴅʀᴀ ᴅᴀɴ ᴀᴡᴀʟ

395 46 7
                                    

Narendra menginjak rem sebelum menoleh untuk melihat gadis disampingnya yang sedang melepas sabuk pengaman. Gadis itu sadar Narendra memperhatikannya, jadi dia balas dengan seulas senyum.

"Narendra," panggil gadis itu. Yang dipanggil membalas dengan dehaman. "Aku bisa pulang sendiri, lain kali ngga perlu diantar,"

"Ngga mau," jawab Narendra, membuat kening si gadis berkerut heran. "Aku ngga minta izin kamu, lagipula kamu ngga pernah nolak,"

"Bukan begitu Ren—"

"Turun sekarang atau kita keliling lagi?" sela Narendra.

Si gadis buru-buru membuka pintu mobil dan menutupnya kembali. Gerak tubuh si gadis mengundang gelak tawa si pria. Si gadis diam membelakangi jendela mobil, bibirnya mengeluarkan sumpah serapah. Narendra membuka jendela mobil, memberikan celah tawanya mengalir masuk ke indra pendengaran si gadis.

"Besok jangan sampai terlambat, aku ngga toleransi ngaret," ucap si gadis dengan nada sok tegasnya.

"Siap nyonya," balas Narendra dengan nada sok tegas juga membuat si gadis memutar tubuhnya menghadap jendela mobil dan memberi tatapan tajam, yang didalam mobil merasa tertantang jadi dia mencondongkan tubuhnya mendekati jendela penumpang.

"Aku serius, karena kamu bukan jenis orang yang tepat waktu."

"Iya janji ngga ngaret besok." Ucap Narendra sebelum tangannya mengacak rambut si gadis. "Sana masuk, jangan lupa minum obat flu nya," perintahnya.

Yang diperintah mengangguk. "Narendra, hati hati dijalan,"

Narendra mengacungkan ibu jarinya. "Selamat malam, Serafin."

Si gadis kembali tersenyum sebelum memutar badan, berjalan masuk kerumah bersamaan dengan Narendra yang meninggalkan kediamannya.

Padahal tidak ingin sedetikpun gadis itu pulang, pergi dan mengakhiri saat saat dirinya bersama pria yang tidak lagi layak disebut orang lain seperti dahulu, tapi tenggelamnya matahari memaksanya untuk kembali dan menyelesaikan hari. Si gadis melepas cardigannya tanpa mengalihkan pandangan dari jendela, memperhatikan jeep putih yang perlahan menjauh dan hilang ditelan jarak.

✧๑᩿࿐

Hujan masih menyisakan rintik saat mereka berjalan dibawah payung bening. Cuaca terasa sangat dingin tapi tidak untuk mereka, kehangatan menyelimuti mereka, menyelimuti Narendra dan Serafin, gadis cantik yang menjadi prioritas Narendra beberapa bulan terakhir.

Si gadis tersenyum manis sambil bertepuk tangan setelah menyaksikan musisi jalanan menyanyikan lagu yang sesuai dengan suasana hatinya saat ini, begitu juga dengan pria disampingnya, tangannya ikut bertepuk menghargai suara lembut penyanyi jalanan yang masih bermain disaat hujan rintik namun matanya terfokus pada Serafin saat ini, sinar redup cahaya bulan membuat senyum favoritnya itu semakin terlihat sempurna.

Jemari mereka kembali bertaut, menyusuri pinggiran kota dan berakhir ditaman yang terlihat manis dengan beberapa lampu gantung temaram. Taman terlihat sepi, hanya ada pedagang kaki lima dan beberapa pasang kekasih.

"Ayo kesitu, kita duduk sebentar," ujar si gadis sambil menunjuk kursi kosong. Rupanya dia lelah setelah hampir dua jam berkeliling kota dengan jalan kaki, dia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena memang ini maunya. Tapi lelahnya terbayar oleh teddy bear merah muda berukuran besar yang saat ini ada ditangannya. Narendra yang memberikan boneka gemuk hasil usahanya bermain pistol air difestival sekolah tadi.

Mereka terlihat sangat menikmati malam ini, menghabiskan waktu difestival sekolah, mencicipi jajanan pinggir jalan sampai perut terasa amat penuh, dan diakhiri dengan duduk dibawah rindangnya pohon sesekali melihat bayangan samar dibawah pantulan lampu taman.

Narendra melepas jaket dan memakaikannya Serafin yang terus mendesis kedinginan. "I told you jangan ngode, I hate it." Ucapannya membuat Serafin terkekeh karena usahanya mendesis kedinginan tidak sia-sia.

Bukannya dia tidak menyadari adanya sedikit kecanggungan diantara mereka, Narendra hanya sedang berperang dengan perasaan dan pikirannya. Haruskah dia mengungkapkan perasaannya sekarang? Dia takut merusak momen. Tapi disisi lain hatinya berkata bahwa ini kesempatan yang tidak dapat di sia-siakan, dia dibuat bimbang bukan main.

Sedetik sebelum mulutnya terbuka, ternyata gadisnya lebih dulu berbicara. "Aku suka suasana begini,"

"Aku juga suka,"

"Suka apa?" Serafin tertarik.

"Suasananya," jawab Narendra.

Serafin mendecak. "Of course you do," Narendra terkekeh karena mengerti tujuan Serafin bicara begitu, Narendra suka melihat Serafin cemberut, gemas.

"Aku jarang keluar malam, kau tau kan? Entahlah apa yang membuat Ayah mengizinkanku keluar, terutama dengan lawan jenis tapi aku sangat senang dan lega,"

"Lega kenapa?"

"Karena lelakinya itu kamu. Aku kenal kamu, kamu bukan laki-laki yang sering Ayah peringatkan, kamu baik." tutur Serafin, tidak begitu lantang tapi Narendra bisa mendengarnya dengan jelas.

Serafin meletakan telapak tangannya diatas telapak si pria. Narendra bersemu, entah sudah keberapa kalinya dia bersemu saat bersama Serafin.

"Kamu yang baik, Ra. Mau meluangkan waktu untuk bergaul dengan manusia tanpa tujuan seperti Narendra contohnya," balas yang bersemu saat Serafin mengubah posisi duduk, bergeser sedikit membunuh jarak yang tersisa. "Aku ngga menyesal membuatmu meluangkan waktu. Kalau boleh, aku ganggu terus sampai waktu tersisa hanya untukku,"

"You're wasting my time, Narendraa,"

Malam itu diakhiri dengan gelak tawa bahagia dari Narendra, terutama Serafin. Ingin sekali dia menghentikan waktu sejenak, atau memutarnya kembali jika bisa. Karena tidak mungkin, Serafin hanya bisa mengabadikan didalam fikirannya dan beberapa lembar polaroid yang akan menjadi penghuni baru dimeja belajarnya.

 Karena tidak mungkin, Serafin hanya bisa mengabadikan didalam fikirannya dan beberapa lembar polaroid yang akan menjadi penghuni baru dimeja belajarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




🖇️ Hai, so far gimana quarantine nya?
Sebenarnya ini buku lama yang aku unpub buat direvisi tapi berakhir ngga begitu mulus. Jadi, aku rombak sepenuhnya. Niatnya udah lama banget tapi baru kesampean sekarang hehe.

Please vote and leave some comment if you enjoy this book! Stay at home and at stay safe 🌠

remedy ; jungkook (ft. rosé) ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang