Proyek kimia <2>

4.1K 340 49
                                    

                   Solar menatap Hali, dan yang ditatap malah menatap kosong lantai yang  dipijaknya. Masih ingat dibenaknya ketika hal itu terjadi. Solar dan kembaran lainnya bersumpah, hal itu tidak akan terjadi lagi pada Halilintar.

#Flashback

                   Terik matahari yang begitu menyengat, keramaian yang terus bertambah dan tak tahu akan berkurang. Di kedai kokotiam itu, para Boboiboy bersaudara terlihat kelelahan mengurus setiap pekerjaan mereka.

                     Gempa sibuk menuliskan setiap pesanan, Ice dan Thorn yang membantu Tok Aba untuk membuatnya, saat Taufan dan Blaze memberikan setiap pesanan itu ke mejanya, dan Solar dengan Ochobot yang mengurus pembayaran. Mereka terlihat kelelahan dan sangat kerepotan, untung saja mereka menggunakan kuasa mereka masing-masing untuk mengurangi bebannya, meski akan bertambah lelah.

                     Seperti yang terjadi dengan kakak tertua Boboiboy bersaudara, yang memiliki iris mata merah ruby yang sangat tajam, dialah Halilintar. Halilintar mendapat bagian untuk membersihkan setiap meja dan mencuci peralatan yang telah dipakai. Dia terus bolak-balik ke setiap meja dan tempat pencucian, sesekali Hali mengeluh ketika kepalanya pusing dan membuatnya harus berhenti beberapa saat. Sudah beberapa hari ini Hali selalu saja pusing, bahkan hari ini lebih buruk.

"Hali!" panggil Gempa.

"Hm?" ucap Hali dan segera menghampiri Gempa.

"Tolong belikan semua ini ya?" ucap Gempa kepada Hali dan memberikan sebuah kertas yang berisi catatan barang apa saja yang harus dibeli, tak lupa juga memberikan uang kepadanya.

                      Tadinya Hali mau menolak dan memberikannya kepada yang lain, karena keadaan dia yang seperti sekarang. Tapi Hali berfikir ulang ketika semua kembarannya nampak sibuk, maka Hali segera melesat untuk membelinya. Kepala dan tubuhnya semakin memburuk ketika Hali menggunakan kuasanya, tapi tidak dihiraukan olehnya.

                     Baru saja Hali kembali dari berbelanja, dia sudah harus mengambil persediaan koko di rumahnya, lalu mencuci peralatan yang kotor, ditambah harus membantu Thorn dan Ice yang kewalahan membuat pesanan, apalagi dia juga harus melakukan tugasnya sendiri.

                      Hali sudah tidak kuat lagi dengan tubuhnya yang tiba-tiba lemah, dia terduduk di samping Solar dekat meja kasir, dan sudah sangat pucat.

"Uhuk ... Uhuk ...." Hali terbatuk. Tapi bukan dahak yang ia keluarkan, melainkan darah.  Buru-buru Hali membersihkannya.

"Kakak tidak apa-apa?" tanya Solar melihat keadaan kakaknya yang terduduk lesu dengan wajah yang sudah pucat.

"Hn, aku tidak apa-apa." jawab Hali berdiri dan kembali bekerja.

                     Halilintar berbohong pada Solar dan dirinya sendiri, apanya yang tidak apa-apa? Dia sakit, dia butuh istirahat.

                      Hari semakin sore, para pelanggan mulai berkurang, langit menggelap, mentari yang izin untuk melepas singgasananya, menandakan malam akan tiba.

                     Para Boboiboy Elemental sedang berkumpul bersama Tok Aba dan Ochobot, untuk sekedar melepas lelah bekerja. Sementara Hali membersihkan meja yang tersisa dan membuang sampah. Kegiatan itu tidak lepas dari pernglihatan kembarannya dan Atoknya maupun Ochobot.

"Eh? Sepertinya Hali semakin rajin hari ini," ucap Tok Aba.

"Iya Tok, dia semakin rajin." tambah Ochobot.

"Ha'ah, Taufan dan Blaze juga ditolong Hali." ucap Taufan.

"Thorn pun, Thorn pun!" teriak Thorn yang diangguki Ice dan Solar.

PERUBAHAN ( Boboiboy halilintar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang