GB 7

3.5K 380 33
                                    

Kini Taeyong duduk di balkon penginapannya.
Pandangannya tak bisa fokus, pikirannya terus tertuju pada kekasihnya.

‘bagaimana keadaannya?’ pikir Taeyong.

Ia sangat merindukan Jaehyun, pelukannya, usapannya, bahkan ciumannya. Taeyong sudah tidak bisa menahan rindunya. Rasanya kalau nanti Jaehyun bangun, ingin sekali ia cium dan ia peluk! Dan tak akan ia lepaskan.

Berlebihan memang.

Rindu memang egois, datang tiba tiba. Tapi saat di suruh pergi, ia menolak. Bersikeras tetap singgah, sebelum apa yang ia mau terpenuhi.

Taeyong sudah lelah untuk menangis, kalau ia sedih bagaimana bisa ia menyemangati Jaehyun untuk segera sadar?

“Taeyong! Taeyong!” teriak Yuta.

Taeyong terkejut dan segera menghampiri Yuta.
“Ada apa? Kenapa kau berteriak?”

“Jaehyun! Jaehyun!”

“Kenapa Jaehyun!” panik Taeyong.

“Kondisinya memburuk!” jelas Yuta.

Pikiran Taeyong semakin keruh. Taeyong langsung mengambil handphone nya.

“ayo ke rumah sakit!”

...

“Johnny-ssi, bagaimana keadaan Jaehyun?” tanya Taeyong saat melihat Johnny sudah duduk di depan ruangan Jaehyun.

“Tenaga medis sudah ada didalam untuk menangani Jaehyun.”

“Kita berdoa saja, agar Jaehyun baik baik saja.” ucap Yuta.

Taeyong sangat khawatir, tangannya mengepal karena panik. Semoga Jaehyun baik baik saja.

Setelah beberapa menit, beberapa tenaga medis keluar dari ruangan Jaehyun.

“Dokter! Bagaimana keadaan Jaehyun?” tanya Taeyong sembari menghampiri Dokter tersebut.

“Tuan Jaehyun mengalami henti jantung, kami sudah melalukan tindakan-tindakan sesuai prosedur. Namun, Tuan Jaehyun tidak ada perubahan yang signifikan. Semua alat medis sudah kami lepas, sebelumnya kami minta maaf karena kami tidak bisa membantu perkembangan keadaan Tuan Jaehyun. Dan saya sangat menyesal karena harus memberikan kabar ini—”

Dokter itu menghela nafasnya.
“Tuan Jaehyun sudah tidak ada.”

Taeyong merasa dunia berhenti, nafasnya tercekat.

Jaehyun, sudah tidak ada?

Kaki Taeyong pun terasa lemas, kepalanya terasa berat. Taeyong pun terjatuh sembari menitihkan air mata nya.

“h—hiks jaehyun, Jaehyun!”

Yuta pun akhirnya membawa Taeyong untuk duduk, dan Johnny ikut bersama dokter tersebut untuk membicarakan keadaan Jaehyun secara lanjut.

Yuta mengelus rambut Taeyong
“Dia udah gak sakit, Tae.”

Taeyong menggeleng kuat.
“Tapi dia ninggalin aku! Gimana bisa aku aktivitas tanpa dia, yuta!”

Yuta benar benar tak punya cara lagi untuk menenangkan Taeyong, baginya pun ini terasa berat.

Bukan hanya Taeyong, Yuta dan Johnny juga merasa sangat kehilangan. Bagaimana tidak? Jaehyun adalah orang yang sangat berpengaruh bagi mereka.

“Yuta, bisa kita bicara sebentar?”

Yuta mengusap punggung Taeyong sebelum meninggalkannya untuk menghampiri Johnny.
“Tunggu sebentar ya.”

Dan Taeyong masih tetap menangis dan tak merespon ucapan Yuta.

Yuta akhirnya menghampiri Johnny.
“Ada apa?”

“Aku sudah menelpon pihak keluarga Jaehyun, mereka akan menjemput jasad Jaehyun malam ini. Dan Jaehyun akan di semayamkan di Korea.”

Yuta mengangguk.
“Terimakasih Johnny, kau telah membantu banyak sekali.”

“Tidak, malah aku sangat menyesal karena aku terus-terusan memberikan kabar buruk.”

“Musibah tidak ada yang tau, semua yang sudah terjadi memang sudah di takdir kan. Aku pun tidak tau lagi harus bagaimana, aku hanya kasihan pada Taeyong. Dia pasti sangat terpuruk.”

“Ku harap kau bisa menjaganya Yuta.”

...

Hari ini adalah hari yang sangat buruk bagi Taeyong, karena mulai hari ini ia sudah tak bisa lagi memandang wajah kekasihnya itu.

Hari ini Jaehyun akan di semayamkan, Taeyong terus saja menangis melihat peti jenazah Jaehyun yang sedang di masukkan kedalam tempat terakhirnya.

Saat tanah sudah tertutup kembali, Taeyong kembali menangis dengan kencang. Sakit, sangat sakit.

“Kau jahat, kau tidak mau bersama ku lagi? Hah? Jawab!”

Pandangan Taeyong mulai tidak jelas karena air matanya sudah menumpuk, hidungnya memerah, dan raut wajahnya seakan tak mampu lagi untuk hidup.

Yuta mengusap bahu Taeyong.
“Taeyong—ahh, ayo pulang.”

“Rumahku sudah tidak ada! Rumah ku sudah mati!” teriak Taeyong.

“Taeyong, Jaehyun sudah baik baik saja.”

Taeyong pun berbalik dan menatap Yuta dengan tajam.
”Kau bilang apa?! Dia baik baik saja? Dia tidak baik baik saja Yuta!”

Taeyong pun mengangkat tangannya. Yuta pun sudah pasrah jika Taeyong akan memukulnya atau mendorongnya.

Yuta sangat maklum dengan keadaannya saat ini.



bugh




“Taeyong? Taeyong? Kau kenapa?”

Tidak, Taeyong tidak memukul ataupun mendorongnya.
Tubuh Taeyong terhuyung dan menabrak tubuh Yuta.

Taeyong tak merespon pertanyaan Yuta,
Karena Taeyong tak sadarkan diri.

to be continue
3/4/2020
12:13 WIB

Endingnya, mau....

Yuta x Taeyong ?

Atau

Jaehyun x Taeyong?


Aku tunggu matanya jadi 1k ya 🥳

'— icemochi ❣️

🍂GHOST BOYFRIEND🍂 ;- JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang