Hai selamat sore, cerita ini sebelumnya ku unpublish namun kuputuskan untuk publikasi lagi.
So, Selamat membaca ☺☺
Kereta jurusan Jogja baru saja meluncur beberapa menit yang lalu membawa seorang wanita yang kini duduk termenung di samping jendela kereta bersama dengan seorang bocah laki-laki. Bocah laki - laki itu tengah tertidur mungkin karena lelah menangis. Ya, sejak tadi bocah itu meraung - raung memanggil ayahnya.
"Aku tak membutuhkanmu bodoh!"
Kata - kata itu terus saja terngiang-ngiang di ingatannya. Kalimat yang sangat menyakitkan itu tak bisa ia hapus dari memori kepalanya. Penggalan-penggalan kalimat dari laki-laki itu terus saja terbayang tanpa dapat ia pungkiri.
Ia menunduk dan mulai terisak (lagi), entah ini sudah yang ke berapa kalinya ia menangisi laki-laki brengsek itu. Mungkin tak terhitung lagi, karena sangking seringnya dia menangis.
"Bang Gio? Kenapa? Kenapa kamu buat aku seperti ini?" gumam wanita itu sambil terus menangis.
"Mama?"
Wanita itu terkejut saat melihat putra semata wayangnya terbangun dari tidurnya. Dengan cepat wanita muda itu menghapus jejak air mata yang menggenangi pipi tirusnya. Tak mau bocah kecil itu mengetahui keadaannya yang begitu menyedihkan, dia harus kuat demi anaknya.
"Kenapa? Cleo Butuh sesuatu?" tanya Wanita itu saat melihat bocah kecil yang kira - kira berumur 4 tahunan itu memandanginya.
"Cleo lindu Papa."
Bocah kecil itu menunduk sedih dengan mata yang mulai nampak berkaca-kaca.
"Cleo dengar ya kata Mama, saat ini mama dan papa tak bisa bersama lagi."
Cleo memandangi sang ibu dengan mata masuh berkaca - kaca. Bocah itu sama sekali belum mengerti mengapa semua jadi seperti ini, yang ia tahu ayah dan ibunya sang menyayanginya.
"Kenapa?"
Pertanyaan itu muncul begitu saja, wanita dewasa itu mulai bingung menjawab apa dan bagaimana agar putera kecilnya berhenti bertanya.
"Cleo akan mengerti suatu saat nanti, sekarang Cleo tidur ya. Perjalanan masih cukup panjang," ucapnya kemudian merapatkan mantel bulu milik Cleo. Tak ingin putra semata wayangnya itu merasa kedinginan mengingat AC di kereta cukup dingin.
Setelah Cleo mulai tenang tak bertanya lagi, wanita bernama lengkap Aryuni Melisa itu kembali termenung mengingat potongan kenangan yang melintas dalam benaknya.
Klik!
"Selama ulang tahun bang Gio," kata Aryun tersenyum dengan kue ulang tahun di tangannya. Namun senyuman itu lantas hilang begitu saja saat melihat wajah lebam Sergio Keanu, sahabatnya.
Kue itu jatuh dari tangan Aryun dengan cepat dia menghampiri Sergio yang sudah hampir tersungkur.
"Ya ampun bang, apa yang terjadi?" tanya Aryun kaget saat mendapati Gio yang sudah tersungkur.
"Ar, dia udah pergi, dia pergi tinggalin abang , dia bahkan sudah menggandeng pria lain," racau Sergio tak jelas.
"Siapa?" tanya Aryun lagi .
Sebenarnya jauh sebelum ini Aryun sudah tahu ini akan terjadi karena melihat sifat dan tingkah kekasih Sergio tersebut
"Tiara ninggalin abang Ar," jawab pria itu dengan sudut matanya mengeluarkan air.
Sebegitu berartinya Tiara bagi Sergio? Bayangkan saja Aryun yang sudah sedari lama mengenal baik pria itu tak pernah sekalipun lelaki ini sekadar menangisinya. Apa memang hatinya itu tak akan pernah terbuka untuknya? Ataukah secuil saja tempat bagi dirinya apa memang tak ada?
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK INGIN KEMBALI (Pindah ke Dreame)
RomanceKalau waktu bisa diputar Aryuni Melisa pasti tidak akan kembali mencintai dengan cara bodoh. Mulai menulis 3 April 2020 Selesai Mei 2020