Menyesal?

12.7K 706 7
                                    

Suhu udara Jakarta di malam ini cukup membuat Sergio sedikit menggigil kedinginan. Setelah memarkirkan mobilnya di basement apartemen, lelaki itu kemudian naik lift menuju lantai 7 dimana ia dan Aryun selama ini tinggal.

Pertengkaran mereka kemarin pagi mengharuskan ia tidur di kantor, mencoba menenangkan pikirannya. Sebenarnya ia menyesal, bahkan sangat menyesal dengan semuanya yang telah ia lakukan. Ia tahu Aryun sangat terluka atas sikapnya, namun seakan tak perduli ia terus saja melakukan itu.

Hei! Tiara adalah cinta pertamanya dan setelah lama menghilang perempuan itu kembali ke dalam hidupnya dengan posisi ia yang memang masih menginginkan kehadiran wanita itu.

Ia telah membicarakannya dengan Aryun mengenai kedatangan wanita itu kembali, ia mendapati ekspresi terkejut dari istrinya itu. Ia sama sekali tak peduli dengan wajah Aryun yang terlihat memelas agar jangan kembali pada wanita itu namun Sergio malah mengatakan bahwa wanita itu lebih berharga daripada Aryun.

Sergio memasukan sandi apartemennya, lalu masuk ke dalam. Hal pertama yang ia temui adalah kegelapan, apa Aryun sudah tidur? Tidak, wanita itu tak pernah tidur jika waktu masih menunjuk pukul 7 malam.

Krek!

Setelah menyalakan lampu, mata Sergio membulat sempurna, di tempatnya berdiri sekarang untuk mengganti sepatu kini hanya tinggal beberapa pasang sepatu miliknya. Tak ada lagi heels wanita itu ataupun sepatu – sepatu Cleo yang bisanya tertera di sana.

Ya tuhan! Jangan sekarang…

Lelaki itu dengan cepat membalikan badannya menuju kamar tidur mereka dan membuka lemari pakaian. Ini benar – benar gila! apa wanita itu sungguh meninggalkannya? Sergio tertunduk di atas tempat tidur, tangannya mengepal karena emosi.

Ia marah, marah pada dirinya sendiri. Saat menaruh tangannya di tempat tidur tak sengaja tangannya terkena sesuatu seperi kertas. Lantas dengan cepat lelaki itu mengambilnya dan mulai membacanya.

Dear Bang Gio

Bang maafkan aku.

Aku tak bermaksud menahanmu selama ini untuk hidup bersamaku. Tak ada niatanku untuk memaksamu hanya mencintaiku, kau punya kehidupan sendiri begitu pula denganku namun dengan bengisnya aku menghancurkan impianmu dengan menikahiku.

Bang maafkan aku.

Semuanya berjalan tanpa kukendalikan, aku tahu kau masih sangat mencintai wanita itu. Dan ku pikir aku hanya akan menjadi benalu jika terus berada di sisimu. Jadi kupustakan untuk pergi darimu, bukan karena aku tak mencintaimu lagi. Aku masih sangat mencintaimu namun wanita itu sudah mengalahkanku terlebih dahulu dengan merebut hatimu. Aku tahu selama ini tak ada ruang kosong di hatimu karena wanita itu sepenuhnya mengisi semuanya.

Bang maafkan aku.

Aku membawa pergi jagoan kecilmu, kau tahu selama ini aku hanyalah sebuah roti tawar yang menginginkan selai. Selai itu adalah dirimu namun kau ternyata telah mendapat roti yang lain. Sekarang aku kembali sendiri tanpa ada selai jadi ku mohon biarkan aku bersama selai baruku, Cleo Marino Keanu.

Bang maafkan aku.

Aku tahu selama ini kau ingin sekali melepaskan genggaman tanganku dariku. Maka dari itu, saat aku mulai tahu diri bahwa aku hanyalah debu yang tak bisa disandingkan dengamu. Aku melepaskan tanganku terlebih dahulu sebelum kau yang melakukan itu artinya aku menyerah, menyerah berada disisimu.

Hiduplah dengan baik jangan terlambat makan, kau tahu penyakit maagmu akan semakin parah. Aku tahu kau tak akan bisa mengurus dirimu sendiri jadi bawahlah wanita itu ke rumah. Aku sudah membicarakannya dengan Stela dan orang tuamu bahwa aku yang menggugat cerai dirimu. Baiklah sepertinya ocehanku sudah sangat panjang, aku pergi. Bang hiduplah dengan bahagia… Aku mencintaimu.

Dari calon mantan istrimu

Sergio Keanu meremas habis kertas berlatar daun maple itu, sudut matanya sudah berair, sesak rasanya. Lelaki itu terduduk di lantai dengan rambut yang berantakan, terlambat! Semuanya sudah terlambat jika menyesal sekarang.

“Aryun,” gumam lelaki itu terdengar seperti bisikan.

***

“Mbak Mel!”

Stela memandang Aryun dengan sayu. Tak ada niat sedikitpun perempuan itu berpaling dari sang kakak ipar.

“hhmmm,” balas Aryun pelan.

Perempuan itu menoleh lalu tersenyum manis kepada Stela.

“Aku baik-baik saja kalau itu yang kau khawatirkan.”

Kembali perempuan itu melempar senyum.

“Mama?” panggil sebuah suara.

Bocah kecil yang sedari berada dalam pangkuan Aryun bersuara pelan membuat Aryun terkejut dan langsung bertanya.

“Ya Cleo? Kau lapar?”

Aryun bertanya sembari menurunkan puteranya itu dari pangkuannya lalu menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan Cleo.

Cleo menggelengkan kepalanya sambil terisak.

“Cleo lindu Papa,” katanya.

Aryun terdiam tak tahu harus menjawab apa, sudah banyak alasan yang ia pakai agar bocah itu tak menanyakan keberadaan ayahnya. Namun sekarang anak itu kembali dengan pertanyaaan yang selalu membuat Aryun ingat dengan kesakitan yang pernah ia rasakan.

“Bang Gio apa yang harus kulakukan?” gumamnya dalam hati lalu memeluk Cleo dengan erat.

TAK INGIN KEMBALI (Pindah ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang