Author
Jihoon terlihat sibuk dengan kertas-kertas yang ada di mejanya. Pena yang ia genggam terus saja menari di atas kertas. Inspirasinya tengah berjalan, wajahnya sangat serus. Beberapa kali ia memutar kembali beat yang sudah ia buat kemarin, beberapa detik kemudian ia memiringkan kepalanya. Apa lagi, kalau dia merasa ada yang kurang dengan beat tersebut.
Ia kemudian mencoret kertasnya asal "hahh" helaan napasnya terdengar jelas di telinga, ia mencampakkan penanya keatas meja. Kalau sudah begini, dia tidak akan bisa berhenti bekerja sampai ia merasa puas dengan musik buatannya.
Hidup Jihoon hanya dipenuhi dengan musik, semua tentang musik adalah dirinya. Dari kecil ia terus berkecimpung di dunia musik, beranjak remaja ia mencoba audisi sebagai idola, di pertengahan ia debut dan sukses menjadi seorang idola, setelah pensiun menjadi idola ia tetap menjalani kehidupannya dengan musik. Tidak ada musik maka tidak akan ada Jihoon.
CTAK
Jihoon tersentak saat lampu studionya dinyalakan, ia berbalik dan ternyata sudah ada Soon Young disana bersama dengan Wonwoo "begadang lagi Hoon?" tanya Wonwoo.
Jihoon memutar kursinya dan menghadap kedua temannya itu "ahh, beat yang aku buat gak sesuai sama lirik yang aku tulis" kesal Jihoon, ia terlihat sangat depresi dengan pikirannya sendiri.
"istirahat dulu la, kau dari tadi tidak ada istirahat sama sekali. Nanti kau bisa pingsan, makan siang saja kau tidak" omel Soon Young, Jihoon hanya menghela napas dalam-dalam.
"aku tidak selera makan, bagaimana aku bisa makan kalau kerjaanku tidak selesai" Jihoon lagi-lagi menghela napas.
"kebiasaan lamanya muncul lagi" sindir Wonwoo. Ia memutar bola matanya jengah, ya dia jengah dengan sifat Jihoon yang selalu menomor satukan pekerjaan dari pada dirinya sendiri.
"ahh kepalaku pusing" Jihoon mengacak rambutnya frustasi, sementara kedua temannya itu hanya melihat tingkahnya dengan tatapan malas dan jengah.
Jihoon kembali mengerjakan pekerjaannya, ia terlihat sangat fokus dengan layar persegi yang ada di depannya. Berulang kali ia memutar beat yang ia perbaiki beberapa saat lalu, kini dia bisa merasa puas ia lalu menghela napas. Ia kembali mengambil kertas dan pena miliknya, ia mulai mencurahkan inspirasinya yang tiba-tiba lewat di otaknya setelah mendengarkan beat itu.
Saat ia berbalik, kedua temannya sudah tidak ada disana. Tentu, sudah 5 jam dia berkutat dengan pekerjaannya itu. Tidak mungkin temannya akan menunggunya sampai dia selesai.
Jihoon bangkit dari posisinya, ia akhirnya bisa keluar dari tempat persemayamannya yang mengerikan itu. Ia kemudian berjalan melewati beberapa ruang latihan yang memang sudah kosong, tentu karena ini sudah hampir pagi. Para peserta didik biasanya akan istirahat di jam-jam segini.
Langkah kaki Jihoon terhenti saat melihat Soon Young tengah memangku seorang gadis. Kepala gadis itu menempel pada paha Soon Young, lalu Soon Young dengan penuh perhatian dan kelembutannya mengelus surai sebahu gadis tersebut. Seperti tersihir akan sesuatu, Jihoon terus memperhatikan gadis itu. Senyumnya tertarik sedikit saat melihat gadis itu bergerak mencari kenyamanan.
"kenapa pula Soon Young tidak membawanya pulang?" gerutu Jihoon sedikit tidak senang.
"Sora suka disini, lagian Soon Young ada latihan sampai pagi. Kau taukan kalau Sora tidak suka tinggal sendirian dirumah" Jihoon tersentak kaget saat mendengar suara yang tak asing di belakangnya.
Wonwoo, dia adalah pemilik suara itu. Jihoon menghela napas "tetap saja, dia itu sedang sakit" sinis Jihoon.
"kenapa jadi sinis gitu? Terserah dia la, dia mau ikut sama kakaknya" Wonwoo terlihat tidak senang dengan ucapan Jihoon barusan. Biasa, kucing sama anjing tidak akan bisa akur. Ya mereka selalu begitu, percakapan sepele juga bisa di jadikan bahan betekak.
"tapi tumben kau perhatian sama Sora, biasanya ngelihat juga enggak!" cibir Wonwoo.
"bukan urusanmu!" Jihoon kemudian pergi meninggalkan Wonwoo yang masih memikirkan misteri dibalik Jihoon. Wonwoo suka membuat Jihoon kesal, Wonwoo suka melihat muka Jihoon yang panik karena pertanyaan miliknya.
Wonwoo melangkah perlahan masuk kedalam ruang latihan. Soon Young meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, mengisyaratkan Wonwoo untuk tidak berisik. Wonwoo berjalan dengan mengendap-endap. Ia duduk di depan Sora kemudian memperhatikan wajah gadis itu dalam-dalam. Tanpa ia sadari senyumnya mengembang seperti bunga mekar di pagi hari.
Wonwoo ingin menyentuh rambut Sora, tapi Soon Young dengan cepat menangkap tangan jahil itu "jangan ganggu, dia baru aja tidur." Ujar Soon Young dengan suara berbisik.
Wonwoo kembali menarik tangannya, ia hampir saja melakukan kesalahan. Wonwoo pun hanya memperhatikan wajah polos itu dalam diam.
Terhitung sudah 2 bulan berturut-turut Wonwoo melihat Sora ikut bersama Soon Young ke agensi mereka. Soon Young tidak punya pilihan lain selain membawa adiknya itu bekerja bersama dengannya, kedua orangtua mereka sangat sibuk.
Soon Young sangat protektif dengan adiknya, ia tidak mau Sora kenapa-napa hanya karena dirinya jarang pulang dan sering menghabiskan waktunya di ruang latihan.
Tentu CEO agensi mereka tidak keberatan. Tentu, karena pemilik agensi ini adalah Seung Cheol dan Jeong Han. Mereka merupakan teman setim saat mereka masih menjalani profesi mereka menjadi idola.
"Yak, punggungnya tidak sakit apa tidur disini?" tanya Wonwoo. Bersamaan dengan suara Wonwoo, Sora membuka matanya dan terkejut melihat Wonwoo yang berada di hadapannya, Sora langsung bangun
BRUK
Dan kepalanya membentuk kaca dengan keras, ia meringis kesakitan "ehh, gak papa dek?" Soon Young mengusap kepala Sora, gadis itu terus meringis kesakitan.
"yak!" senggak Soon Young pada Wonwoo.
"maaf maaf, aku tidak tau kalau dia tiba-tiba bangun" ucap Wonwoo beralasan.
"gak papa kok kak" Sora mengusap kepalanya pelan, ia sepenuhnya sadar karena benturan keras tadi. Bahkan suaranya terdengar sangat keras. Wonwoo terlihat khawatir, tapi Sora langsung tersenyum. Mengisyaratkan kalau dia baik-baik saja.
"kompres pakai ini!" semua orang mendongak saat seorang Lee Jihoon membawa kantong berisi es. Wonwoo dan Soon Young melongo, melihat Jihoon dengan aksinya yang tak terduga.
Melihat rekasi mereka Jihoon sendiri yang akhirnya menempelkannya kebelakang kepala Sora, gadis itu langsung memegangi kantong es itu. Tak lama Jihoon pergi meninggalkan mereka yang masih tidak percaya di tempat.
"aku gak salah lihat kan?"
[]
Jihoon perhatian kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish on The Same Sky | LJH 📌
Fanfic"berdiri di langit yang sama denganmu saja sudah menjadi kebahagiaan untukku." Kwon Sora ⚠ Non baku