Bagian 2

1.8K 187 36
                                    

Nefal memandang ke depan dengan tatapan kosong, kini ia berada di kamar nya. Di rumah tempat ia lahir dan di besar kan. Segala kejadian yang kemarin menimpanya selalu berputar dalam memori nya bagai kaset rusak.

Karir yang telah ia bangun dengan susah payah langsung hancur seketika. Teringat kembali ketika Kakak nya, Nagita yang selalu menemani nya casting pada saat Kakak nya itu mengandung keponakan nya. Hujan badai mereka terjal demi mencari sebuah kesempatan agar Nefal bisa menjadi seorang artis.

Jatuh bangun mereka lalui, di tolak berkali-kali, di usir, di tipu, di bayar dengan nasi kotak sampai di bayar sangat murah pernah Nefal rasakan.

Saat itu Nefal kecil masih sd, Kakak nya Nagit tengah hamil anak pertama. Gara-gara dipaksa Mama nya untuk mengikuti lomba kartini, Nefal yang baru pertama kali nya tampil berjalan di hadapan banyak orang menjadi juara pertama. Nagita saat itu merasa sangat bangga, Kakak nya yakin dengan ketampanan dan keimutan Nefal, akan memudahkan Nefal untuk menjadi artis. Saat itulah Nagita berambisi membuat Nefal menjadi seorang artis, ditambah dengan segala bujuk rayuan Nagita berhasil membuat Nefal mau menurut.

Walau awal nya terpaksa, Nefal akui dia malah merasa senang bisa menjadi seorang artis. Menjadi idola banyak orang, di mintai foto oleh para penggemar yang selalu meneriakan namanya, juga pendapatan yang terbilang cukup besar sehingga di usia nya yang masih remaja, Nefal sudah mempunyai mobil  dengan uang nya sendiri.

Nefal tak peduli siapa dalang di balik penggerebekan di apartemen nya, nasi sudah menjadi bubur, tak bisa kembali menjadi nasi apalagi beras. Inti nya sekarang karir Nefal hancur, sebagai remaja yang masih mencari jati diri Nefal benar-benar tak tahu apa yang akan ia perbuat selanjut nya.

Pintu di ketuk pelan, Nefal tak berniat beranjak membukakan pintu, toh pintu tak ia kunci. Nagita masuk ke dalam, mata nya memerah habis menangis. Saat kembali melihat kondisi Nefal, Nagit kembali mengeluarkan air mata.

"Hiks.. hiks..." Isakan Nagit terdengar jelas, tapi Nefal tak mengubris nya, padahal biasanya Nefal akan sangat khawatir ketika melihat Kakak kesayangan nya itu menangis.

Naufal mengekori Nagit dari belakang, ia menutup pintu kamaf Nefal pelan. Ini waktu nya saudara kandung berbicara hati ke hati bersama-sama. Nagit duduk di samping kanan Nefal, sedangkan Naufal mengambil di sebelah kiri.

"Hiks... hiks..." semakin dekat isakan Nagit semakin kencang, Naufal memelototi Nagit untuk mengentikan tangis nya. Tapi Nagit malah membekap mulut nya dengan sebelah tangan dan menggeleng, Nagit tidak bisa menghentikan nya.

"Nefal" panggil Naufal, Nagit memeluk Nefal dari samping kanan dan Naufal memeluk dari samping kiri "Hiks... hiks..." Nagit terus terisak.

Tak menyahut, Naufal pun mengelus rambut Nefal "Adek Kak Nau sudah besar, sudah tak pakai popok lagi" gurau Naufal, tangan nya langsung di pukul Nagit. "Ish, Kak Nau jangan bercanda"

Naufal mendengus, biasa nya Nagit yang bercanda di saat serius. Dan Naufal biasa saja, tapi di saat Naufal bercanda malah di pukul oleh Adik nya itu.

"Nefal jangan sedih yaa, nanti Kak Nagit sedih jugaaa..." ucapan Nagit terhenti kala Abi membuka pintu kamar dan masuk lah anak kembarnya yang berjalan menghampiri Nagit. "Maaf, Luna sama Nathan cari Mama nya" ujar Abi lalu kembali menutup pintu.

Nagit mengangkat satu persatu anak nya ke atas kasur, baik Luna dan Nathan sama-sama memandang Nefal yang dari tadi hanya diam. Biasa nya Om nya ini pasti akan mengajak mereka bermain, Nathan terlebih dahulu duduk di paha Nefal, ia menarik-narik kaos yang dipakai Nefal agar Nefal mau mengajak nya bermain seperti biasa.

"Om Nefal nya gak mau main dulu sama Nathan yaa" ujar Naufal.

Seperti paham kalau permintaan nya tidak terpenuhi, bibir Nathan mengerucut dan mulai terisak.

"Hiks.. Haduuh ini kenapa nangis?" masih sesegukan Nagit menggendong Nathan yang semakin menangis.

Melihat kembarannya menangis di gendongan sang   Mama. Luna pun kini ikut menangis, alhasil Naufal meraih Luna untuk meredakan tangisan nya.

"Mas Abiii, ini si kembar nangisss!!!! Nagit belum kelar nangis nya lohh" teriak Nagit memanggil suaminya.

Abi datang dengan celana di tangan nya, di susul Nino yang berlari masuk tanpa mengenakan celana. "Nino pake celana dulu!" perintah Abi.

Bukan nya berhenti berlari, Nino malah naik ke atas  kasur dan melompat-lompat bagai sedang di atas trampolin.

"Nino!! Jangan lompat-lompat. Om Nefal lagi sakit"

.
.
.
.
.

3 April 2020

Hayoloh yg pada nagih-nagih minta update, cepetan vote sama komen ah! Author butuh kekuatan dari kalian untuk kembali menulis dan melanjutkan cerita-cerita hamba yang sudah terbengkalai hingga berdebu ini, eaaaakkk.

Gimana nih STAY AT HOME nya? Sudah mulai frustasi? Lelah? Sakit leher rebahan mulu, yg lagi sekolah sama kulyah gimana tugas onlen nya? Luar biasa makin banyak atau lebih sedikit? Yg WORK FROM HOME juga gimana? Aman gaji?

Yuk-yuk komen keseharian kalian yg di rumah aja, kita bercerita tentang kehidupan ini 😅

Sabar.. diem-diem baek di rumah guys, jaga kesehatan, jangan lupa mandi!!!
Semoga covid-19 ini cepat terhempas dari negara kita, Aamiiiin....

- Keluarga Somplak -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang