Hadiah Kehidupan dari Malaikat Maut

224 18 11
                                    

Sudah tiga kali Nur mati. Kematian terakhir Nur ditikam dari belakang dengan sebuah parang saat bercinta dengan suami yang sudah memiliki istri. Pelakunya istri itu sendiri, gelap mata karena cemburu, sebab perbuatan maksiat tersebut dilakukan di dalam rumah ketika ia diyakini telah terlelap tidur.

Kematian keduanya tidak kalah tragis. Saat itu Nur adalah seorang perawat di masa perang. Lari-lari tunggang-langgang mengobati pasien yang tidak pernah berkurang jumlahnya. Dan suatu ketika, kakinya tidak sengaja tersanjung kaki ranjang dan didekap dokter tampan yang belepotan darah serta nanah. Nur jatuh cinta.

Itu awal perjumpaan mereka sebelum naik ke jenjang pernikahan. Semua berjalan sempurna. Sampai akhirnya belang si dokter terungkap. Bahwa ia sudah pernah menikahi lima wanita sebelumnya. Dan setiap purnama ketiga, kelima wanita itu berakhir menjadi pajangan gila di dalam toples-toples kaca. Tubuh mereka dimutilasi dan diawetkan. Beberapa organ dijual, sisanya jadi bahan penelitian. Asuransi segera diklaim demi mengulang episode serupa. Dalih si dokter selalu sama: istrinya meninggal dalam perang atau gugur saat mengabdi di daerah rawan.

Nur jadi wanita keenam yang ususnya terburai di meja operasi.

Kematian pertama Nur tidak pernah terlupakan, selain itu pengalaman perdana kehilangan nyawa, Nur masih rindu dengan pria tampan yang memenjarakan jiwa dan raganya kala itu. Pria berhidung bengkok, bermata sekelam malam, dan senyum manis laksana cahaya bulan.

Sayang pria itu telah dijodohkan dengan gadis lain. Yang lebih cantik, seksi, pintar, anggun, kaya, dan lebih-lebih lainnya. Oleh sebab itu, Nur yang putus asa menggantung hidupnya pada seutas tali tambang, mengakhiri penderitaan cinta dengan membawa luka batin yang dalam.

Namun di alam kubur, ia ternyata masih dikuntit sial.

Alih-alih digiring ke neraka tempat lehernya akan digantung berkali-kali dengan rantai panas, malaikat yang ditugaskan untuk mengantarnya malah memberikan sebuah penawaran: Apa kau mau hidup kembali?

Nur tidak percaya reinkarnasi. Baginya setelah mati, hanya alam baka dan penimbang amal-dosa. Makanya Nur heran dan dengan bingung menjawab: Iya.

"Kau ingin seperti apa di kehidupan kedua?"

Itu saat Nur meminta sebuah keterampilan dan penampilan yang mampu menjerat pria tampan bertalenta. Seperti dokter, pilot, atau tentara. Lalu di kematian kedua kalinya. Malaikat iseng itu mendatangi Nur lagi.

"Jadi, kau masih ingin hidup kembali?"

"Untuk apa hidup dan mati tiga kali?"

"Pikir dulu," Malaikat Iseng mengetuk tudung kepalanya. "Kau bisa jadi apa saja dan memperbaiki dua kehidupan sebelumnya."

"Kalau begitu aku ingin jadi cantik, kaya, terhormat, dan memiliki status terpandang."

Ruh Nur dikirim ke rahim seorang keluarga bangsawan. Namun karena intrik dan perebutan harta warisan, posisinya selalu tak aman dan ia berakhir jadi bulan-bulanan wanita gelap mata.

Sekarang di kematian ketiga, Nur pasrah bila ia harus digiring ke neraka lantai minus delapan. Baginya, sakit dalam percintaan lebih menggilakan daripada dibacok wanita gila berkali-kali. Sayangnya lagi, malaikat iseng itu masih senang menjahili Nur dan perasaannya.

"Jadi, kau masih ingin hidup kembali?"

"Kenapa aku yang terus kau hidupkan, bukannya orang alim atau nabi sekalian?"

"Mereka obat dunia. Sebagaimana semua obat, dosis berlebihan di luar takaran resep dokter selalu tidak baik. Cukup sekali dalam seumur hidup."

"Lantas, kenapa aku dihidupkan berkali-kali?"

Problematik SosialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang