*****
Bugh! Bugh! Bugh!
Pukulan demi pukulan Jisoo layangkan pada samsak di depannya. Lengannya berbalut sarung tangan tinju begitu gesit bergerak, pun dengan tatapan matanya yang tajam begitu fokus menatap lapar samsak yang kini telah menjadi sahabat karibnya. Terlihat keringat menetes dari pelipisnya, ia berlatih cukup keras hari ini. Tak hanya pukulan, tendangan pun ia layangkan pada samsak berwarna merah itu. Jisoo Lilac Lavender, gadis itu beberapa bulan ini gemar olahraga boxing. Beberapa bulan lalu ia merengek pada Changmin—sang papa—agar dibelikan samsak dan sarung tangan tinju. Gadis itu meminta gudang penyimpanan barang di belakang rumahnya dibersihkan dan dijadikan ruangan berlatihnya. Biasanya sepulang sekolah, Jisoo menghabiskan waktunya di sini. Berlatih boxing sendirian.
"Kalem dong cuy!" Seokjin membawa segelas air bening untuk Jisoo. Jisoo yang menyadari keberadaan sang kakak kontan menghentikan aksinya. "Nih, minum dulu dari abis pulang sekolah lo pukul-pukul samsak, nggak capek apa?" Seokjin memberikan segelas air itu pada Jisoo.
"Bukain dulu," pinta Jisoo pada Seokjin, lengan Jisoo yang masih berbalut sarung tangan tinju membuatnya sulit meraih gelas. Seokjin berdecak sebal lalu menyimpan gelasnya lebih dulu dan beralih membuka sarung tangan tinju sang adik. "Gimana persiapan penyambutan tetangga barunya? Udah berapa persen Bang?" tanya Jisoo.
"Cepet kok mereka, catering udah di-handle Lisa. Tadi pagi dia hubungi pihak catering-nya, katanya sanggup buat acara besok. Rose juga udah handle dekorasi, besok pagi katanya selesai. Untung acaranya malam, jadi masih ada waktu buat persiapan supaya lebih matang. Persiapan dekorasinya dibantuin logistik juga kok. Dokumentasi amanlah, Suga Jinyoung Krystal punya kamera masing-masing," ucap Seokjin yang kini berhasil melepaskan sarung tangan tinju dari lengan Jisoo. "Uang tiap bidang udah lo transfer?"
"Gue kasih ke Lisa sama Rose langsung tadi di sekolah. Hmmm ... tetangga baru kita nempatin rumah yang mana Bang?" Jisoo mengambil gelas, duduk di lantai dan meminum air bening yang dibawa Seokjin.
"Kata Pak RT di samping rumah kita. Besok malem lo yang jadi MC ya!" titah Seokjin berjalan mendekati Jisoo kemudian duduk di samping sang adik.
Jisoo mengedikkan bahu kecil. "Ogah ah males," tolak Jisoo usai menelan air.
Mata Seokjin melebar. "Terus lo mau Sehun gitu yang jadi MC? Lo mikir dong gimana garingnya acara besok kalau si manusia es bermuka datar itu jadi MC." kesal Seokjin, "gue butuh Sehun di bidang acara cuma buat bikin rundown acara. Otak dia lumayan encer buat ngatur acara," lanjutnya.
"Kenapa nggak lo aja sih Bang? Waktu penyambutan keluarga Kak Suho aja lo yang bawain acara," ucap Jisoo tetap teguh pendirian. Pasalnya Jisoo tak suka jadi pusat perhatian orang-orang.
"Gue harus ngurusin tetangga baru. Terus kerja lo apa kampret? Ya udah gini aja, gue yang jadi MC entar lo yang kondisiin tetangga baru kita gimana?" tawar Seokjin
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMPLEK SULTAN [ON GOING]
FanfictionSepenggal kisah Jisoo, Jennie, Rose dan Lisa yang tinggal di sebuah komplek bernama Komplek Sultan. Komplek yang berisi keluarga kaya, visual menawan dan nyaris sempurna. Namun, siapa sangka masing-masing keluarga memiliki sisi yang tidak sesempurna...