16

106 15 6
                                    

Dentuman musik klasik mengisi keheningan pesta perayaan perusahaan.

Bukan Nakaoka Corp. namanya jika tidak menyertai musik musik klasik di berbagai acara bersama perusahaan.

Lain seperti perusaahan lain yang memilih menggunakan lagu, Nakaoka Corp. lebih memilih musik klasik yang bisa meningkatkan produktivitas kerja para karyawan.

Setidaknya mereka bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas mereka.

"Yuya kun? Tumben kau datang sendirian, mana Dai chan?" Yuto menghampiri Yuya yang baru datang tanpa Daiki disisinya.

Yuya bergidik bahu, dia juga tidak tau dimana Daiki.

Saat dia membangun tidur tadi pagi, Daiki sudah tidak ada di tempat tidurnya.

"Kau juga, mana Keito?"

"Entahlah, begitu aku bangun dia sudah tidak ada"

"Eh? Kau juga?"

"Dai chan juga menghilang?"

"Hei Yuto!" Panggil Ryosuke.

"Apa kau melihat adik iparmu? Aku tidak melihatnya dari tadi?" Tanyanya sambil melihat lihat ke arah lain.

"Lho? Mana Keito? Kau tidak bersamanya?" Tambahnya begitu melihat Yuto sendirian.

"Tunggu dulu, apa yang terjadi disini? Keito, Dai chan, dan Okamoto kun menghilang? Mereka diculik?"

"Keito tidak mungkin diculik. Dia tipe orang yang tidak bisa di benci, kalau Yuri dan Dai chan... ya..."

"Oi" Ucap Yuya dan Ryosuke bersamaan.

"Maaf, Nakajima san, ini sudah waktunya untuk memulai pestanya" salah satu organizator menyuruh Yuto untuk segera memulai acara.

Yuto pun segera mengambil mic dan memulai acara.

Namun, 30 menit berlalu, Keito, Daiki, dan Yuri belum datang.

Yuto semakin panik jika yang dikatakan Yuya itu benar.

Akhirnya, Yuto memutuskan untuk menelepon Keito. Tapi, tepat saat Yuto ingin meneleponnya, dia melihat seseorang yang mirip Keito mengendap endap berjalan melewati kerumunan menuju arahnya, Ryosuke, dan Yuya.

"Sudah kubilang ini ide yang buruk!" Bisik Daiki sambil menundukkan kepalanya.

"Mau bagaimana lagi, kita sudah berada disini!" Balas Keito yang juga menundukkan kepalanya.

"Ah! Ryosuke!" Yuri berteriak dan berlari menuju Ryosuke.

Berbeda dengan Daiki dan Keito yang menutupi identitas mereka, Yuri malah sangat menunjukkan identitasnya.

"Whoaaa"

"Bagus sekali Yamada. Di saat Okamoto kun tidak ada kau sudah berada di pelukan orang lain"

"Ti-tidak, bukan begitu! Hei, lepaskan aku"

"Kenapa?" Yuri menatap Ryosuke.

"Lho? Yuri?!" Kali ini giliran Ryosuke berteriak.

Sontak saja, mereka berdua menjadi pusat perhatian para karyawan lain yang sedang menikmati acara.

Menyadari dirinya dan kekasihnya menjadi pusat perhatian para karyawan, Ryosuke menundukkan kepalanya sambil meminta maaf.

"Apa yang kau pakai Okamoto kun?"

"Bukankah kau yang mengusulkan hal ini Takaki san?"

"Eh? Kau menganggap serius perkataanku?"

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang