05

107 14 2
                                    

"Apa kau mengenalnya?"

Honda terdiam.

"Apa aku mengenalnya Honda chan?"

Honda mengangguk pelan.

"Sudah kuduga..."

"Jadi... apa hubunganku dengannya?" Hikaru kembali bertanya.

"...Dia...Temanmu..." Honda mengatakannya dengan suara yang sangat kecil. Tapi masih bisa terdengar oleh Hikaru.

Hikaru yang mendengar pernyataan Honda bahwa dia dan Keito adalah teman, merasa bahwa hubungannya dengan Keito lebih dari itu.

Entahlah, Hikaru juga tidak mengerti perasaannya sendiri.

"Su-sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, ayo makan makananmu Hikaru kun, nanti makanannya dingin" Honda mengalihkan topik pembicaraan dengan menyuruh Hikaru makan.

Hikaru yang tersadar dari lamunannya pun tersenyum kepada Honda lalu mulai memakan makanannya.

Namun tetap saja, dia masih merasa bahwa hubungannya dengan Keito lebih dari sekedar teman.

Ah sudahlah, mungkin hanya perasaannya saja.

Honda itu selalu benar.

🦍🐇🦍🐇🦍

"Kak, ada apa denganmu?" Yuri yang melihat kakaknya hanya mengaduk aduk makan siangnya itu pun angkat bicara.

"Hm?"

"Kau tidak memakan makan siangmu, ada apa denganmu?"

"Tidak ada apa apa" Keito mengulum senyum.

"Sudahlah, kau tidak bisa berbohong di depanku. Kemarin Ryosuke melihatmu bertingkah aneh, kau kenapa?"

"Aku tidak apa apa Yuri" Keito kembali tersenyum.

"Kak. Aku sudah lama mengenalmu. Kau tidak bisa berbohong kepadaku."

Keito menghela nafasnya, adiknya ini memang tidak bisa dia bohongi.

"Yuto menjadikanku dan Hikaru kun rekan kerja"

"Hikaru? Hikaru yang 'itu'?"

Keito mengangguk, "Hikaru yang 'itu'"

"Lalu kenapa? Kau masih canggung dengannya?"

"Bu-bukan begitu... hanya saja..."

"Kau sudah memiliki Yutti kak, Hikaru sudah memiliki kekasih dan hidup bahagia dengannya, lupakan saja dia"

Keito terdiam. Yang dikatakan Yuri ada benarnya. Tapi Keito tidak bisa semudah itu melupakan Hikaru. Sejak kemarin dia terus memikirkan Hikaru.

Apa dia baik baik saja?

Apa dia sudah makan?

Apa dia memakan obatnya?

Apa dia bahagia bersama pacarnya?

Pikirannya terus berhenti di Hikaru.

Sial.

Keito pun menepuk kedua pipinya dengan keras.

"Baiklah! Akan kucoba melupakannya!" teriak Keito menyemangati dirinya sendiri.

"Itu baru kakakku"

Mereka berdua tertawa dan mulai memakan makan siang mereka.

Yuri tau tidak semudah itu bagi Keito untuk melupakan Hikaru, tapi Keito harus melupakannya.

Lagipula Yuto tidak seburuk itu, buktinya kakaknya sekarang lebih ceria semenjak dia menikah dengan Yuto.

Mungkin memang Yuto yang seharusnya berdiri disamping Keito.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang