Chapter 0 - Prologue

10 3 0
                                    

Hai, Namaku Abdul Hamid Hasbullah. Aku lahir pada tanggal 26 Oktober 1993. Aku adalah seorang anak NoLife atau sering kalian sebut "Nolep". Dari kecil aku memang tidak suka keluar dari rumah, aku lebih suka nonton TV, Main HP, Makan, atau Tidur.

Hingga akhirnya aku masuk sebuah Taman Kanak-Kanak (TK) yang bernama TK Sejahtera, Aman, Damai, dan Bahagia. Dan "WAW" itu adalah pertama kalinya dalam hidupku berada dalam keramaian. Disitu aku mulai memiliki teman, dan aku mulai merasakan bahwa  bergaul itu ternyata asyik. Aku mulai bermain dengan mereka, layaknya anak-anak pada umumnya. Melompat, berlari, kejar-kejaran, jatuh, terluka, dan menangis. Normal kan?. Tetapi tetap saja, aku masih tetap menyukai kesunyian dan kesendirian di rumah.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun pun ikutan berganti. Akhirnya aku pun wisuda dan lulus dari TK Aman Sentosa itu. Dan ini saatnya aku menginjak kan kaki ku di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Yaitu, Sekolah Dasar (SD).

Ayahku mendaftarkan ku di sebuah Sekolah Dasar Negeri No.190782. Alasn dia memasukkan ku kesitu simpel.

Karena Sekolahnya dekat dengan rumah.

Di SD ku ini, aku sekelas dengan teman TK ku dulu. Dia bernama Muhammad Fajar Maulana. Dia dan aku lahir pada bulan yang sama, yaitu Oktober. Namun berbeda tanggal dan tahun. Dia lahir pada tanggal 5 Oktober 1994. Tepat 21 hari sebelum aku menginjak umur 1 tahun.

Aku biasanya memanggilnya Fajar. Terkadang juga cuma Jar doang. Sedang kan dia biasanya memanggil ku Abdul, Hasbul, Atau Hamid.

Anak itu tergolong orang yang aneh. Setiap hari dia selalu bertingkah seperti "Orang Gila", paling ribut di kelas, dan paling jahil. Apalagi sama cewek-cewek di kelas. Aku tak tau apakah itu "CAPER"(Cari Perhatian) atau mungkin mencari kesenangan. Tapi aku tetap positive thinking.

Mungkin dia memang GILA

Selama enam tahun di Sekolah Dasar 190782 semua datar dan flat. Aku adalah orang yang tergolong tidak terlalu aktif dan terlalu terkenal disekolah. Mungkin karena aku pendiam, pemalu, dan NoLep.

Berbanding terbalik dengan Fajar. Dia adalah orang yang sangat terkenal dan di segani di sekolah. Karena dia adalah orang yang ramah, lucu, suka menolong, dan suka bikin keributan. Ditambah lagi, dia juga aktif dalam mengikuti lomba-lomba seperti pidato, cerdas cermat, dan banyak lagi. Dan hasilnya, dia kalah.

Tapi yang menarik bukan itu, melainkan semangatnya yang sangat membara layaknya api yang terbakar. Itu membuat diriku sedikit terkagum padanya.

Sedikit yah.

Selama enam tahun aku selalu sekelas dengan Fajar. Aku tak tau kutukan apa yang menghantui diriku ini. Terkadang dekat dengannya terlalu lama membuat ku muak dengan sifatny. Aku pernah mandi bunga untuk menghilangkan kutukan itu agar aku biasa terhindar jauh darinya. Bahkan aku pernah Ruqyah untuk menghilangkan kutukan ampas itu. Tapi sia-sia, ini bukan kutukan. Ini Takdir. Setiap tahun kami selalu sekelas, satu bangku, satu jiwa, satu raga, dan satu lagi sakit jiwa.

Jadi yah ceritaku di SD tidak terlalu banyak, Tak ada hal penting, Tak ada hal yang asyik, Everything Is Flat, Semuanya datar. Sangat Membosankan. Sangat tidak menarik.

Rasanya malas untuk sekolah, tapi yah mengingat sekolah itu penting untuk masa depan ku. Ditambah juga, Ibu ku mensugestikan ku untuk tetap bersekolah atu dia akan menyita semua gadget ku.

Setelah lulus, akupun naik ke jenjang pendidikan SMP. Dan tetap saja aku masih bersama si Fajar. Dan jika masih sekelas, mungkin ini benar-benar takdir yang tak bisa di hindari.

Akhirnya aku masuk SMP, dan cerita ku di mulai dari sini.

Bagaimana Untuk Jatuh Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang