CHAPTER 5 - THE KILLER!

4 1 0
                                    

Sekarang hari Rabu, sudah tidak ada lagi waktunya untuk bermain-main. Ini adalah saatnya belajar dengan serius. Namun seharusnya aku tertekan dan malas untuk ke sekolah. Tapi, sekarang aku malah semangat untuk pergi kesekolah.

*Yah Tentu Saja Karena Dia*

Aku memakai sepatu ku, menyalami kedua orang tua ku, dan lanjut berangkat dengan hati yang sangat bersemangat. Dan juga tas yang berat.

Hari ini adalah hari Rabu. Untungnya hari ini bebas dari Matematika. Wah aku bertambah senang. Aku yakin guru-guru selain guru matematika adalah guru yang ramah seperti biasanya. Wah aku sudah tidak sabar untuk mengenal satu per satu guru-gurunya.

Kalau di pikir-pikir, anak-anak yang berada di kelas "S" sepertinya memang anak-anak yang terpintar dan hebat dari yang lain. Oleh karena itu, mereka semua di beri pelayanan dan fasilitas di luar akal sehat.

*Oh Ya aku belum memberitahukan nya*

Jadi di kelas kami itu ada AC nya 3. Terus ada pengharum ruangan bertenaga listrik. Terus juga ada ada fasilitas air panas dan air dingin, jadi tak perlu bawa minuman ke sekolah. Oh iya, masalah makanan juga begitu. Dari hari senin sampai kamis, kami di beri makan siang gratis. Lengkap mulai dari nasi, lauk, pauk, dan sayurannya.

Wah enak sekali hidup anak-anak "S" ini. Kalau di pikir-pikir, Sepertinya aku gak layak berada disini. Di saat ujian nanti aku yakin, aku pasti berada di ranking bawahan. Yang ada aku malah malu-maluin Top Ten.

Percaya atau tidak Top Ten itu udah layaknya sebuah organisasi yang sangat terkenal disekolah. sepuluh orang ini adalah orang yang sangat di puji dan dipuja oleh Pak Kepsek. Aku gak tau kenapa.

Dan aku juga gak tau bagaimana sistem Top Ten jika aku sudah kelas 8 nanti. Tapi kayaknya di kelas 8 nanti aku mungkin udah gak di kelas "S"  ini lagi.

Oke lanjut.

Sekarang aku sudah sampai di sekolah. Tentu saja tidak terlambat. Aku masuk kekelas, dan ternyata sudah sangat ramai. Terbukti mereka semua bukanlah tipe orang yang hobi terlambat ke sekolah.

Oh ya di kelas kami juga ada alat absen elektronik. Tinggal memasukkan kartu siswa dan nama akan langsung terdata. Jika dalam satu hari salah seorang siswa tidak memasukkan kartunya, maka dia akan di anggap absen (Tanpa Izin). Jika mengirim surat atau izin menghubungi Kepsek. Maka Pak Kepsek akan mendatanya sebagai izin.

Namun, untuk saat ini kami belum mendapatkan kartu siswa. Jadi sistem absensi masih secara dilakukan manual. Mungkin sekitar 1 bulan baru akan diberikan.

Nah sekarang aku sudah ada di tempat duduk ku. Baru saja meletakkan tas. Eh bel nya langsung berbunyi. Yah gak sempat buat duduk dan berbicara sama Hasni. Semua siswa keluar dari kelas menuju halaman untuk berbaris.

Sekarang semuanya sudah berbaris sesuai kelas masing-masing. Di barisan, aku berada di depan Fajar, dan Hasni berada jauh didepan. Ya karena perempuan harus di depan.

Ah sialan, padahal aku ingin berbicara dengannya sebentar.

Di barisan kami tidak melakukan apapun. Hanya terdiam, istirahat ditempat, terpelonggo mendengarkan ceramah Pak Kepsek. Ceramahnya sama sekali tidak masuk sedikit pun di otak ku.

Karena aku tertidur di barisan.

Tiba-tiba ada seorang guru yang datang dan mengagetkanku dengan memukul kepala ku. Aku terkejut.  Sekarang semua mata tertuju padaku.

"Hey!!! Kalau kamu mau tidur sana dirumah jangan disini, itu otak di pake ya!!" Bentak nya

"Ehh iya. Maaf, buk!" Aku berusaha meminta maaf padanya. Seluruh siswa yang melihat kejadian itu tertawa.

Bagaimana Untuk Jatuh Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang